Bagian 16

20.7K 1K 2
                                    

Setelah bangun dari tidurnya, Basmal kembali tidak menemukan Cece dimanapun. Jam juga masih menunjukkan pukul 04.30 pagi. Tapi masakan sudah siap dihidangkan dimeja makan. Cece juga meletakkan selembar kertas mengatakan jika sudah berangkat ke kantor.

Yang benar saja?? Pekerjaan apa yang Cece lakoni hingga membuat Cece harus berangkat kerja di jam 04.30 begini?

Kejadian itu terus berlangsung berhari-hari hingga membuat Basmal heran. Lebih aneh lagi, Cece juga selalu pulang malam saat ia sudah tertidur. Lalu setelah ia terbangun, Cece justru judah berangkat kerja.

Ada perasaan aneh hinggap dihati Basmal akan sikap Cece. Entahlah, apakah ini hanya perasaannya saja, ia merasa Cece menghindarinya selama beberapa hari ini. Hingga ia memutuskan esok pagi akan bangun lebih awal dari Cece karena ia tidak mungkin menunggu Cece sekarang. Ia butuh istirahat karena ia sangat lelah dan supaya besok bisa bangun lebih awal.

Cece membuka pintu kamar dengan amat hati-hati, ia bernafas lega saat melihat Basmal sudah tertidur pulas berdengkur halus. Sepertinya memang Basmal sangat lelah. Cece memilih mengambil baju ganti dan memilih membersihkan diri di kamar mandi ruang tamu. Sebenarnya, selama beberapa hari ini, Cece juga tidur di ruang tamu.

Jika boleh jujur, ya memang benar, ia menghindari Basmal. Perkataan Basmal yang mengatakan jika ia jijik padanya membuat Cece sadar jika ia memang harus menjaga jarak sejauh mungkin dari Basmal. Karena malam sudah larut, Cece memilih memejamkan mata karena teramat lelah.

_____________

Cece sedikit terkejut saat melihat Basmal berdiri dihadapannya ketika ia sudah selesai memasak. Basmal menatap penampilan Cece yang sudah  rapi dengan polesan make up tipis diwajahnya. Jangan lupakan aneka masakan yang sudah tersaji di meja makan.

"Mau kemana???" Basmal bersedekap melihat Cece yang selalu menampilkan ekspresi tenang.

Cece menyembunyikan kegugupannya, lalu duduk dikursi tersenyum tipis "Makan". Sahutnya singkat

Basmal menaikkan sebelah alisnya lalu duduk didepan Cece memandang lekat-lekat wajah Cece "Mau kemana sudah rapi dijam segini??"

Cece gelagapan, tangannya meremas ujung bajunya memberanikan diri menatap Basmal yang tengah menatap tajam kearahnya "Kantor".

Basmal mengangguk "Ini masih jam 04.25 kalau ingin tahu"

Cece menelan ludah mengambil dua piring lalu mengambilkan nasi untuk Basmal dan dirinya. "Kamu mau makan sekarang kan??" Cece mengalihkan pembicaraan

"Jangan mengalihkan pembicaraan". Ujar Basmal sedikit kesal

"Saya harus berangkat kerja pagi-pagi karena menjemput teman saya dia..."

"Perempuan atau laki-laki??" Basmal memotong ucapan Cece.

"Perempuan namanya Agatha". Sahut Cece berbohong sembari mengambil lauk-pauk dan menyantap makanannya dengan tenang.

Basmal menatap penuh selidik raut wajah Cece, namun ia tidak menemukan kebohongan disana. "Kenapa selalu pulang malam?"

Cece mengunyah makanan dimulutnya dengan pelan sembari otaknya berusaha mencari jawaban yang tepat "Lembur," katamya kemudian.

"Boleh saya minta sesuatu??"

Cece mengerjap, "Apa??"

"Jangan pulang terlalu malam, saya tidak ingin ada stigma negatif dari orang luar, oke kalau berangkat pagi hari tidak masalah, tapi jika pulang terlalu larut itu tidak baik atau paling tidak saya yang akan menjemput kamu jika pulang terlalu larut". Ujar Basmal panjang lebar.

"Oke". Sahut Cece kemudian meminum segelas air dan meletakkan piring kotor ditempatnya. "Saya berangkat, Assalamualaikum".

Basmal menatap punggung Cece hingga tak terlihat, ia merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu. Ia merasa jika Cece sangat dingin, dan ahhh brengsek, kenapa dia malah merasa tidak nyaman saat melihat Cece bersikap demikian??

_______________

Omar berjengit kaget saat bosnya berkali-kali memarahi para karyawan yang membawa laporan. Bahkan Basmal mencorat coret laporan yang katanya terlalu banyak typo hingga alasan lain. Omar yang menatap temannya pada keluar dengan muka sedih segera memberi semangat pada mereka semua meski jujur ia tidak tega.

Ia jadi heran, apa gerangan yang membuat Basmal menjadi marah-marah begini?? Apakah semalam bosnya tidak diberi jatah??

Omar menunduk hormat saat melihat Xabiru berjalan kearahnya. Oh, mungkin Xabiru sudah tahu jika adiknya ngamuk-ngamuk sedari tadi.

"Ada apa dengan kamu Basmal??" Xabiru duduk didepan kursi adiknya. Bagaimana dia tidak terkejut?, jika sekretarisnya juga kena semprot kemarahan Basmal  ahh bahkan karyawan lain juga sama.

Basmal melirik singkat kakanya, kalau Xabiru bertanya padanya, lalu ia akan bertanya pada siapa? Sedangkan dirinya pun tak tahu kenapa emosi dia tidak bisa dikontrol tapi memang apa yang dikerjakan karyawannya banyak kesalahan.

"Soal Princess??"

Basmal langsung menatap kakaknya, membuat Xabiru menghela nafas, dugaannya benar jika Basmal ada masalah dengan Princess.

"Kalian bertengkar??" Tanya Xabiru lagi

Basmal menggeleng cepat mengalihkan padangan "Nggak".

"Atau kamu tidak diberi jatah??"

Basmal diam tidak merespon, meski otaknya sedikit bingung jatah apa yang dimaksud kakaknya. Karena pada dasarnya, jatah jenisnya banyak, bisa jatah makan, minum, dan hubungan intim. Wait, hubungan intim? Basmal kembali menatap kakaknya yang tersenyum seolah menggodanya.

"Kakak paham bagaimana rasanya tidak diberi jatah sama Sarah, rasanya memang bikin pusing dan yaah... tap.."

Sialan "Lebih baik kakak keluar". Ujar Basmal mengusir dengan  halus.

Xabiru terbahak melihat wajah adiknya yang nampak memerah. "Nanti aku kasi tau sama Princess supaya kamu diberi jatah dan...n"

Kampret, "Kakak keluar". Basmal memutus ucapak kakaknya yang menggodanya habis-habisan.

"Oke...maaf, lebih baik kamu istirahat dulu, jangan marah-marah". Kata Xabiru sembari keluar dari ruangan Basmal terkikik geli melihat wajah Basmal yang nampak kesal.

______________
Jangan lupa vote dan komennya☺

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang