Bagian 55

17.1K 907 14
                                    

POV Princess

Kehamilanku sudah menginjak dua bulan, mual-mual setiap pagi selalu aku rasakan, ah rasanya melelahkan tapi membahagiakan. Basmal, ia selalu siap siaga berada di sisiku setiap saat.

Basmal banyak berubah, aku tidak tahu apa yang terjadi selama dua tahun ini. Tapi, dia benar-benar banyak berubah, terutama soal bagaimana caranya memperlakukanku, ia memperlakukanku layaknya seorang ratu.

Selama beberapa bulan yang lalu mungkin aku terlalu keras memperlakukan dia. Tapi, aku hanya manusia, aku tidak bisa melupakan dan memaafkan dengan mudah. Butuh proses yang panjang dan keyakinan yang kuat.

"Sayang, maaf tadi mangganya susah banget nemunya, untung karyawan aku ada yang punya tapi rumahnya jauh".

Aku melihat Basmal yang datang dengan peluh bercucuran, bajunya sudah lusuh dan kotor di beberapa bagian, rambutnya acak-acakan, tapi kenapa terlihat ganteng? Aishh, kenapa semenjak hamil aku jadi begini.

"Basmal.." Panggilku membuat Basmal mendekatiku setelah ia meletakkan mangga di meja.

Aku memeluknya, mendengus wangi tubuhnya yang belakangan ini aku sukai. Kayaknya Basmal kecil bekerja sama dengan baik dengan ayahnya.

"Aku bau loh sayang, lagi keringetan ini, nanti kamu mual gimana hmm??"

Aku merasakan elusan tangan Basmal dipunggungku sesekali ia mengecup rambutku.

"Aku ngak mual, kamu masih wangi".

Tiba-tiba aku merasa kasihan, Basmal baru saja selesai meeting namun harus mengikuti ngidamku yang tidak bisa aku tahan. Ia pasti lelah sekali.

"Kamu capek???" Tanyaku melepaskan pelukannku, menatap wajah lelah Basmal yang menatapku teduh dan tersenyum hangat.

Ia menggeleng, "Nggak dong, kenapa?? Mau sesuatu lagi??"

"Kamu capek, jangan bohong". Aku sudah mencebikkan bibir dengan mata berkaca-kaca, astaga kenapa sekarang aku menjadi orang yang gampang sedih dan menangis.

Tangan Basmal mengelus wajahku, "Aku nggak capek sayang, jangan sedih ya, aku seneng, seneng banget malah. Seneng  banget kalau kamu lagi ngidam gini, aku jadi merasa dibutuhkan banget. Mau sesuatu lagi?? Nanti aku beliin sayang".

Aku menggeleng, ia menghapus sedikit air mataku yang sudah jatuh.

"Mau aku kupasin mangganya??"

Aku mengangguk membuat ia semakin tersenyum gemas mencium wajahku dan berlalu mengambil pisau. Lalu beberapa menit kemudian, ia kembali dengan pisau dan sambal ditangannya.

"Cabainya aku kasih satu, aku nggak mau kamu sakit perut". Ujarnya yang sudah mulai mengupas mangga.

"Basmal,"

"Iya sayang?"

"Itu kenapa baju kamu bisa kotor gitu?"

Basmal terkekeh, "Mangganya harus manjat sayang, aku yang udah lama ngak manjat pohon agak kaku. Tapi gapapa, seneng banget bisa memenuhi apa yang kamu mau."

"Tapi kenapa kalau kamu lagi berantakan gini kamu jadi makin ganteng ya?!".

Basmal yang tengah mengupas mangga menghentikan aktivitasnya menatapku dengan wajah memerah. Astaga, Basmal salting?

"Bilang apa tadi??"

"Kenapa kalau kamu lagi berantakan gini kamu jadi makin ganteng ya?!"

Basmal tertawa hangat meletakkan mangga dan pisau ditangannya lalu memelukku dan mencium bibirku singkat.

"Makin cinta aku sama kamu, makasi sayang, arghh astaga aku jadi baper kalau di puji-puji gini hahahaha".

Aku terkikik geli melihat wajah Basmal yang memerah dengan senyuman yang belum juga hilang dan kini kembali mengupas mangga.

"Muka kamu merah".

"Ya, aku lagi salting, lagi baper sama istri sendiri. Astaga, aku udah kayak bocah yang baru puber hahaha".

Basmal sudah selesai mengupas mangga, aku melahapnya dengan semangat membuat Basmal meringis. Aku masih heran kenapa orang hamil suka yang kecut-kecut.

"Kamu mau??" Tanyaku menyodorkan mangga didepan mulut Basmal yang mau tak mau Basmal membuka mulutnya dan mengunyah mangga kecut yang membuat Basmal bergidik.

Aku tertawa melihat ekspresinya.

"Kecut banget sayang astaga". Ujarnya segera meminum air.  "Jangan banyak-banyak sayang, pliss itu mangga kenapa kecut banget astaga".

"Ini enak".

"Sudah makan nasi kan??"

Aku menggeleng membuat aura wajah Basmal menjadi berubah. Ups.

"Kenapa ngak bilang dari tadi, harus makan nasi dulu sebelum makan mangga, apalagi mangganya kecut begini, nanti kalau kamu sakit perut gimana?". Basmal meninggalkan aku ke dapur, ia pasti akan memasak sesuatu untukku.

Yah benar, semenjak hamil, aku selalu makan masakan Basmal, kecuali kalau aku lagi ngidam. Dan Basmal selalu menuruti apa yang aku mau.

Lima belas menit kemudian, dia datang membawa nasi goreng dan lauk pauk membuat perutku menjadi keroncongan.

"Makan dulu," Ujarnya menyuapi aku nasi goreng buatannya yang selalu terasa enak dilidahku. Basmal kecil benar-benar sangat manja dengan ayahnya.

"Lain kali jangan begini sayang, makan nasi dulu baru makan yang kecut".

Aku menggangguk karena mulutku sedang penuh.

"Kamu sudah makan??" Tanyaku

"Nanti sayang, kamu makan dulu".

"Kamu makan juga".

Basmal akhirnya menyantap nasi gorengnya bergantian denganku.

"Sayang nanti temani aku mandi ya".

Aku mendengus, "Menemani mandi versi kamu itu kasusnya ngak jauh-jauh dari itu kan.."

Basmal tergelak, "Pinter banget istri aku".

"Kan gak papa sayang, kata dokter boleh kan kita begituan yang penting hati-hati. Aku bakalan hati-hati kok".

"Hati-hati apanya, kamu mainnya cepet banget,"

Basmal kembali tergelak, "Itu keenakan sayang gak kuat, kamu juga minta dicepetin kan".

"Diam kamu Basmal.."

"Hahahahhahaha"

Seperti hari-hariku saat ini. Semoga akan selalu seperti ini.

___________
Jangan lupa dan votenya yaa guysss... maksii sudah membaca ceritaku. ❤

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang