"Cabenya jangan banyak-banyak cantik".
"Saya butuh yang hot".
"Diranjang aja kalau gitu, saya buat kamu hot".
Cece menginjak kaki Basmal dibawah meja membuat sang empu meringis sakit. Saat ini mereka berdua tengan berada di warung mie ayam, tentunya setelah mereka belanja kebutuhan dapur. Entah kenapa, Cece sangat menginginkan mie ayam yang pedas.
"Sayang stop, nanti kamu sakit perut".
"Satu sendok lagi".
Basmal segera memindahkan mangkok berisi Cabe ke lain tempat membuat Cece mendengus tidak suka.
"Sudah cukup ya, kasian perut kamu, yang nurut sama suami. Surga kamu ada disuami kamu loh".
"Iya". Sahut Cece kesal sembari melahap mie ayam miliknya dengan lahap.
Basmal pun ikut menikmati mie ayam miliknya sembari memperhatikan istrinya yang sudah terlihat kepedasan dan berkeringat. Dengan telaten, Basmal membersihkan keringat istrinya dengan tangannya.
"Pedes kan?? Kan udah aku bilang sayang jangan kebanyakan".
Cece mendadak gugup dan salah tingkah diperlakukan demikian. Dia memilih meminum air mineral hingga tandas untuk menormalkan dirinya.
"Mau ikut aku sebentar??" Tanya Basmal setelah ia selesai dengan makanannya.
"Kemana??"
"Suatu tempat sayang, mau??"
"Oke".
Basmal tersenyum mengelus puncak kepala istrinya lalu berdiri, "Aku bayar dulu ya sebentar".
_____________
"Ini ke arah kantor kamu kan? Ngapain kesini?"
Basmal hanya tersenyum tipis tidak menjawab dan tetap menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hingga beberapa menit kemudian mobil sudah berhenti di depan kantor, Basmal meghentikan mobilnya dan turun mengitari mobil membuka pintu mobil untuk istrinya yang masih menatapnya bingung.
"Turun sayang,"
Cece menuruti titah Basmal dan ikut mengikuti langkah Basmal yang membawanya masuk ke dalam kantor kantor dan berakhir di dalam ruangannya. Meski Cece agak kebingungan kenapa Basmal mengajaknya kesini malam-malam begini.
"Kita ngapain kesini???"
Basmal duduk dikursi miliknya lalu menarik Cece untuk duduk dipangkuannya. "Waktu kamu pergi, aku selalu ada disini sendirian. Kadang melamun dan menangis sendirian menyesali beberapa hal termasuk perlakuan aku sama kamu".
Basmal mengecup leher istrinya, "Mungkin kamu bosen banget dengerin aku minta maaf, tapi aku beneran minta maaf sayang. Maaf atas semua hal kesalahan yang aku lakuin ke kamu. Aku minta maaf karena sudah menghancurkan mental kamu begitu parahnya. Aku sayang banget sama kamu".
Cece menghela nafas, "Saya sudah baik-baik saja".
"Aku tau, kamu baik-baik aja sekarang. Tapi, untuk selanjutnya, apapun yang terjadi, tolong cerita sama aku, jangan ragu".
Cece diam tidak menjawab. Jujur, ia begitu sulit untuk terbuka dengan orang lain. Ia lebih memendam semuanya sendirian, entah itu kesakitannya, kesedihannya dan apa yang membuatnya kecewa.
"Kadang aku mikir, kalau aku mati, apakah kamu akan kembali kesini".
"Gila ya kamu". Kata Cece kaget, pasalnya sefrustasi apapun dirinya, ia tidak pernah berpikir mati. Yang benar saja, dia masih muda, dosanya masih menumpuk, dia belum punya bekal yang cukup untuk di kehidupan akhirat, dan malah befikiran untuk mati??!. Edan!.
"Iya, aku gila sama kamu." Basmal memeluk Cece dari belakang dengan erat. "Tapi, kalau aku mati, kamu akan menikah lagi dengan orang lain, ngebayangin aja sakit banget sayang, apalagi terjadi."
"Mungkin saya akan mencari orang yang lebih kaya dari kamu, kayak Nando misalnya". Ujar Cece tidak serius, ia hanya ingin mengetahui bagaimana respon Basmal. Sungguh baginya, Nando sudah seperti kakak laki-laki untuknya, tidak pernah terbesit perasaan berdebar atau suka ketika bersamanya.
Basmal menggigit gemas leher istrinya membuat Cece melenguh sakit, "Nando itu sudah duda,".
"Kan aku juga janda,"
"Sayang, ahhh... no no no, kamu milik aku, Nando jelek masih gantengan aku kemana-mana, masih tinggian aku, aku juga lebih hot dari dia, aku juga ga kalah kaya, punya aku lebih besar dari dia kamu ga akan puas kalau sama dia, dia udah jelek duda lagi".
Cece terkikik geli mendengar kenarsisan Basmal, Basmal yang mendengar tawa istrinya tersenyum senang. Pasalnya, ini adalah kali pertama Cece tertawa didepannya, di dalam pelukannya.
"Seneng banget liat kamu ketawa". Kata Basmal.
"Kamu aneh, Nando itu Duren (Duda keren) masih ga.. ahhhh".
Cece tidak jadi melanjutkan ucapannya karena Basmal meremas dadanya dari luar pakaiannya.
"Tangan kamu nakal banget". Dengus Cece kesal.
"Aku ga suka ya kamu muji-muji laki-laki lain didepan aku".
"Saya sedang tidak memuji laki-laki lain".
"Itu si Duda".
"Itu bukan pujian, tapi memang benar".
"Astaga sayang...."
Cece terkikik geli saat Basmal merengek layaknya anak kecil dan bersembunyi di cekuk lehernya membuat Cece kegelian.
"Jangan deket-deket sama Nando, duda itu suka sama kamu".
"Saya tidak dekat dengan dia, kami berteman, tapi punya batasan."
"Aku percaya sama kamu, tapi ngak percaya sama duda itu".
Cece diam tidak menjawab, Basmal meminta Cece berdiri dan duduk diatas mejanya. "Mau ngelakuin disini ngak???"
Cece tidak mengerti, "Ngelakuin apa??"
Tangan Basmal menelusup kedalam dress yang istrinya gunakan lalu mengelus paha istrinya, "Enak enak disini".
"Astaga Basmal kamu jangan gila".
"Yuk, satu ronde aja sayang, udah tegang banget loh, lagi mau banget,"
"Sensitif banget kamu".
"Iya, gatau kenapa kalau lagi sama kamu jadi bangun terus Basmal junior." Ujar Basmal serak melancarkan aksinya tanya mengindahkan jawaban Princess yang kini sudah pasrah berada dalam kendali Basmal.
Dan mereka benar-benar melakukannya disana, bukan hanya satu ronde tapi tiga ronde. Basmal memang tidak bisa dipercaya jika urusan ranjang.
"Kamu bikin nagih sayang, gak bisa aku kalau cuma satu ronde".
______________
Jangan lupa vote dan komennya ya.. Makasi❤
KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
RomanceBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...