Keesokan harinya,
Suasana rumah nampak sepi, ia tau Basmal tidak pulang semalam. Basmal benar-benar membiarkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Cece duduk di kamarnya sembari menonton kartun dan makan es krim.
Cece menghela nafas, suasana hatinya mendadak mellow. Ia bingung dengan perasaannya, satu sisi ia percaya bahwa Basmal memang berubah, tapi di sisi lain, ia takut, takut mempercayai Basmal.
"Kata Bi Rara kamu belum makan??"
Cece berjengit kaget saat mendengar suara Basmal, entah sejak kapan Basmal memasuki kamar mereka. Ia sungguh tidak sadar.
Basmal mendekati istrinya yang menunduk, namun tangannya tidak berhenti memasukkan sendok demi sendok eskrim ke mulutnya. Dan itu terlihat sangat menggemaskan.
"Kamu kenapa??" Basmal mengusap wajah istrinya.
Cece menggeleng lemah, enggan mengatakan yang sebenarnya.
Basmal meletakkan sisa eskrim ditangan istrinya dan menarik istrinya ke dalam pelukannya.
"Jangan pernah berfikir saya tidak senang akan kehadiran Basmal kecil di perut saya". Cicitnya pelan.
Basmal terkekeh, astaga, Basmal kecil?? Hati Basmal menjadi lega, ia fikir, istrinya tidak senang akan kehamilannya. Tapi, rupaya dugaan buruknya salah.
"Tau kok, aku juga minta maaf ya, kita rawat Basmal kecil sama-sama ya,"
Basmal melepaskan pelukannya menatap wajah istrinya.
"Kenapa belum makan hmm?"
"Mual".
"Mau makan sesuatu??"
Cece nampak berfikir, entah kenapa ia ingin makan nasi goreng. "Nasi goreng".
"Aku mandi dulu ya, nanti kita beli".
"Saya mau kamu yang masak".
Basmal terkekeh mengecup pipi istrinya sementara tangannya mengelus perut rata istrinya. "Oke sayang, sebentar ya aku mau mandi dulu,".
___________
"Kamu tunggu di ruang keluarga aja sayang sambil nonton TV, aku mau masak dulu. Ngak lama kok,"
"Jangan lupa bawa eskrim ya,"
"Jus aja ya sayang,"
Cece mengerucutkan bibirnya, "iya deh".
Basmal tersenyum mengacak rambut istrinya lalu pergi ke dapur memasak nasi goreng untuk istrinya dan Basmal kecil. Basmal mesem-mesem sendiri saat ia mengatakan Basmal kecil.
Cece membaringkan dirinya di sofa, entah kenapa, sekarang ia benar-benar menjadi manusia yang gampang lelah, moodnya suka berubah-ubah dan gampang mellow.
Wajah Cece nampak cerah saat Basmal datang membawa sepiring nasi goreng dan jus kacang hijau.
"Mau disuapin?"
Cece mengangguk semangat, "Kamu sudah makan?"
"Udah sayang, tadi makan bareng Safir, Arnold sama Dion. Semalem aku nginep dirumah Safir bareng mereka, aku nelfon kamu mau ngasih tau soal itu, tapi nggak di angkat, jadi aku ngirim pesan aja. Kamu udah tidur??"
Cece mengangguk, "Saya suka mengantuk sekarang".
"Pantesan, gapapa, kamu memang harus banyak istirahat". Ujar Basmal sembari menyuapi Cece.
"Mual ngak???"
"Ngak, nasi gorengnya enak,".
Cece memperhatikan Basmal yang dengan telaten menyuapinya. Selama ini, Basmal sangat memperlakukannya dengan baik, Basmal sudah banyak berubah, ia menyadari itu.
Semalam, ia berfikir banyak hal, ia bukannya tidak senang akan kehamilannya. Ia senang, bagimana mungkin ia tidang senang akan nikmat yang Tuhan berikan?. Hanya saja, ia masih merasa takut akan segala hal yang membuatnya kembali terluka.
"Mikirin apa sayang?? Jangan mikirin yang berat-berat".
"Basmal.."
"Iya? Kenapa??"
Cece memilin ujung bajunya sembari menatap Basmal yang juga tengah menatapnya, "Maaf, maaf kalau kemarin kata-kata saya kurang berkenan".
"Its ok, gausah dipikirin sayang,"
"Saya gatau kenapa saya begitu, saya kaget tapi di satu sisi saya senang, saya takut tapi di satu sisi saya... hmmm entahlah".
Basmal menghela nafas, "Apa yang kamu takutkan?"
"Takut kamu hanya pura-pura, takut sikap kamu hanya manipulatif, takut kamu kembali dengan masa lalu kamu, takut kamu kembali menyakiti aku, takut.."
"Sayang,,," Basmal meletakkan piring diatas meja dan menggenggam tangan Cece. "Aku serius, aku ngak pernah manipulatif, rasa sayangku, cintaku, semua yang aku lakukan semuanya tulus, aku juga ngak akan pernah kembali ke masa lalu, aku juga akan berusaha tidak menyakiti kamu, jadi jangan takut. Aku minta maaf kalau dulu aku menyakiti kamu, tapi sekarang aku tidak akan kembali mengulangi hal yang sama. Percaya sama aku kali ini aja,"
"Saya mau percaya, tapi pelan-pelan,"
Basmal membelalakkan matanya, oh my God, astaga, ia sungguh sangat senang. "Really??"
Cece mengangguk, "Saya memberikan kamu kesempatan, saya akan berusaha percaya, mari kita sama-sama berusaha memperbaiki diri".
Astaga, Basmal memeluk istrinya erat. "I love you sayang, sayang banget sama kamu, aku ngak akan mensia-siakan kesempatan dan kepercayaan kamu."
Semalam, hatinya mendadak terenyuh saat Basmal mengirimnya pesan suara dengan nada serak seperti habis menangis. Basmal sangat memperhatikan dirinya.
"Semalem kamu nangis??"
"Hah???" Basmal tercengang salah tingkah mengusap tengkuknya.
"Beneran nangis??"
Basmal berdehem, "Ya, tangisan bahagia dan emm sedih,"
Cece tertawa, membuat Basmal ikut tertawa, menertawakan dirinya yang semalam menangis di depan teman-temannya. Dulu, ia menangis saat kepergian kedua orang tuanya, sekarang ia menangis karena ia bahagia.
"Makasi sayang, i love you".
_______________
Hai, maaf ya baru up. Jgn lupa vote dan komennya. Aku agak sedih sih baca komentar, tapi ngapapa, negara kita adalah negara demokrasi. Boleh mengemukakan pendapat. Tapi aku cuma mau bilang, sekali dibohongi oleh orang yang kita sayang, biasanya kita akan sulit percaya. Gimana kalau kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
RomansaBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...