Bagian 57

15.7K 959 23
                                    

"Kamu ngapain disini?" Tanya Cece menatap horor Pradana yang menurutnya macam jalangkung.

"Hem habis makan dan ketemu kamu, kayaknya kita jodoh".

"Jodoh dari Hongkong, istri dan anak kamu nanti nangis-nangis, lagian...."

"Sayang...."

Belum selesai Cece melanjutkan ucapannya, Basmal datang menghampirinya.

Tuh kan, pawang Princess selalu siap siaga, lihat saja Basmal langsung memeluk pinggang Cece posesif. Cece melirik Basmal yang menatap Dana dengan tatapan seolah ingin membunuhnya. Dan sialnya, Dana juga menatapnya demikian.

"Kalian kenapa tatap tatapan begitu?? Saling suka???" Ujar Cece tanpa dosa lalu duduk di kursi mengabaikan Basmal dan Dana yang melongo lalu mereka bergidik ngeri.

"Ngak". Jawab Basmal dan Dana serempak membuat keduanya kembali bergidik ngeri.

Cece yang melihat dari kejauhan Nando yang datang mengampirinya membuat Cece tersenyum senang. Jangan lupakan es krim yang Nando bawa membuat ia benar-benar menginginkannya.

"Nando cepetan es krimnya astaga aku ngiler banget".

Nando tergelak lalu mengacak rambut Princess dengan gemas lalu meletakkan es krim di depan Cece. Basmal mengeram kesal lalu mengelus rambut istrinya seolah membersihkan bekas tangan Duda yang genit dengan istrinya.

"Kalian mending duduk deh, nanti kita makan bareng,". Ajak Princess pada Basmal juga Dana dan Nando yang sedari tadi masih berada di posisinya.

Gagal sudah Basmal berduaan dengan istrinya, astaga lagian kenapa pula istrinya mengajak orang lain duduk bersama mereka berdua. Dengan perasaan gondok setengah mati, Basmal duduk disamping istrinya sementara Nando dan Dana duduk di depan dirinya dan Cece.

"Masih suka makan es krim rupanya". Celetuk Dana yang tersenyum gemas melihat Cece memakan es krimnya.

Apa-apaan ini?? Basmal melirik istrinya dan menatap laki-laki yang tidak ia kenali yang bersikap seolah-olah tahu banyak hal soal istrinya. Sial.

"Kalau sama pop ice masih suka ngak???"

"Iyalah itu minuman favorit"

Dana terkekeh, "Sama susu kotak masih suka??"

"Bawel ya kamu," Ujar Cece, "Oh iya, Basmal, Nando, kenalin dia Pradana". Astaga, gara-gara es krim ia lupa memperkenalkan Dana.

Meski dengan perasaan gondok, Basmal berkenalan dengan ogah-ogahan sementara Nando terlihat biasa saja. Sesekali Nando tersenyum geli melihat Basmal yang terlihat seperti bocah menatap galak Pradana.

"Jangan banyak-banyak Princess". Ujar Nando mengingatkan.

"Dia lagi ngidam". Sahut Basmal mewakili membuat Nando dan Dana menegang.

"Maksudnya??" Tanya Nando memastikan.

"Ngidam, lagi hamil,". Basmal memperjelas.

Nando mengerjapkan matanya, lalu tersenyum miris. "Selamat bro".

Basmal mengangguk, "Thanks".

Berbeda dengan Dana yang diam, ia tidak tahu harus merespon bagaimana. Senang kah?? Sedih kah?? Yang ia tahu, hatinya berdenyut nyeri lalu rasa sakitnya tidak tertahankan. Padahal, dari dulu, ia selalu memimpikan Princess mengandung anaknya, menjadi ibu dari anak-anaknya dan menua bersama.

Lalu, sekarang?? Seriusly? Apakah ia tidak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpinya?

"Dana, gimana dengan kabar kamu?? Sudah berhasil mewujudkan apa yang kamu inginkan??" Tanya Cece menatap Dana yang menatapnya sendu.

Dana tersenyum kecut, "Nggak, apa yang aku inginkan belum bisa aku miliki".

Cece tertawa, "Oh ya?? Wah kasian sekali, padahal kamu sudah memiliki segalanya, aku yakin kamu juga sudah sukses, punya Melisa sebagai istri dan kalian sudah punya anak kan? Lalu apalagi?"

Basmal mengernyitkan kening, Melisa?? Dia tidak salah dengan bukan?

"Oh aku lupa ngasih tau, Dana itu suami Melisa,  Melisa mantan tercinta kamu Basmal". Ujar Cece sembari melirik Basmal.

"Sembarangan, nggak ya sayang, aku cintanya cuma sama kamu".

"Yakin???" Tanya Nando iseng membuat Basmal melemparkan tisu di depannya ke arah Duda genit.

"Dunia sempit banget kan?" Ujar Cece

Nando mengangguk membenarkan, "Iya, sempit banget, BTW, kamu sama Dana kenal dekat??" Tanyanya penasaran, pasalnya ia melihat Dana begitu tahu banyak soal Princess. Tidak mungkin mereka hanya teman kan?

"Teman dekat, kita dulu satu kampus". Jawab Cece santai.

Dana hanya mengangguk, dia benar-benar tidak punya tenaga untuk sekedar bersuara. Lalu, handfhonenya mendadak bergetar berisi pesan bahwa Rio sedang berada di rumah sakit.

"Saya izin pulang lebih dulu, saya ada urusan, permisi". Pamit Dana buru-buru, namun sebelum pergi ia mengelus rambut Princess membuat Basmal ingin mematahkan tangan Dana si dompet digital.

Nando yang melihatnya hanya tersenyum geli, astaga, sekarang ia percaya. Ia sangat percaya  bahwa Basmal benar-benar mencintai Cece dengan tulus dan benar.

"Kandungan kamu udah berapa minggu?" Tanya Nando penasaran

"Sebulan lebih, aku lupa ngasih tau kamu, karena tiap hari sibuk mual-mual, tapi aku seneng".

"Ya, tentu saja, menjadi seorang ibu dan ayah adalah hal yang membahagiakan Princess".

Cece mengangguk membenarkan.

"Gimana perasaan kamu?" Tanya Nando pada Basmal.

Basmal tersenyum, "Bahagia, dan kamu juga harus bahagia bro".

Nando terkekeh, "Saya bahagia, saya sudah merasa nyaman dengan kondisi saya saat ini".

Ya, Nando tidak berbohong, ia bahagia, ia bahagia melihat orang yang ia cintai sudah menemukan kebahagiaannya. Itu adalah hal yang sangat melegakan dirinya. Sekalipun sebagian dirinya merasa sakit, tapi itu biarkan menjadi masalahnya, ia akan mengatasinya sendiri.

______________
Jangan lupa vote dan komennya ya❤

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang