Bagian 28

27.5K 1.2K 23
                                    

Safir memandang miris kearah sahabatnya yang terbaring lemas dirumah sakit. Sejak kepergian Cece seminggu yang lalu, Basmal menyiksa dirinya dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Dia juga tidak pernah pulang kerumahnya.

"Apa gue harus mati dulu ya biar Princess pulang?"

Safir melempar buah anggur ke kepala sahabatnya dengan kessal.  "Tu otak dipake bego, udah bego sakit lagi. Kalau lo mati, Cece gue nikahin."

Basmal mendelik "Jangan berani-beraninya".

"Ya makannya, lo harus sembuh, harus sehat, harus memperbaiki diri".

"Lucu baget ya, aku jadi kangen banget sama Cece".

"Ya makannya kalau demen ya tinggal bilang aja. Punya istri bahenol gitu diabaikan".

Basmal mengeram "Jangan nyebut istri gue pake kata-kata begitu setan".

Safir terkikik geli "Yakin dia masih mau jadi istri lo?"

"Diem setan".

"Astaghfirullah,".

Tatapan keduanya beralih menatap pintu yang  terbuka menampilkan sosok Melisa yang membawa buah-buahan ditangannya lalu mendekati Basmal.

"Hai, kamu kenapa bisa sakit begini?" Tanya Melisa

Basmal tersenyum tipis "Kecapean".

"Aku bawa buah kesukaan kamu, kamu mau yang mana? Ehh kamu udah makan??"

Basmal tersenyum enggan menjawab, seandainya Cece yang bertanya demikian, mungkin dia akan menjawab dengan antusias.

"Aku sudah selesai makan, Melisa kamu jangan lagi melakukan hal ini."

"Maksud kamu?"

"Aku sudah pria beristri kalau kamu lupa".

"Bukannya wanita itu akan menceraikan kamu?"

Basmal mengerutkan keningnya "Tau dari mana kamu?"

Melisa tergagap dan salah  tingkah.

"Jawab Melisa, kamu tau dari mana? Tau apa kamu soal penikahan aku?"

"Aku yang meminta wanita itu untuk menceraikan kamu, dan dia oke oke aja".

Basmal dan Safir membelalak kaget.

"Apa? Tolong bilang sekali lagi".

"Aku mengajak dia bertemu dan ya aku bilang kalau kamu nanti akan menceraikan dia dan..."

"Keluar, keluar dari sini... mulai sekarang jangan pernah temui aku lagi." Teriak Basmal murka.

"Maksud kamu apa? Kamu akan menceraikan dia dan menikah denganku kan? Itu yang kamu ucapkan dulu Basmal...".

"Kamu begitu lancang mengatakan hal yang bukan ranah kamu untuk mengatakannya. Melisa kalau kamu lupa aku ingatkan lagi, hubungan kita sudah berakhir saat aku menikah dengan Cece. Dan sekarang pergi dari sini, jangan pernah temui aku dan aku benar-benar menutup hubungan kita."

"Maksud kamu?"

"Kamu sudah paham, aku gak perlu menjelaskan lagi, sekarang keluar, aku perlu istirahat, Safir bawa dia keluar dan pergi dari sini".

___________

Basmal menatap jendela dengan pandangan kosong. Ya Ruhan, bagaimana bisa Melisa melakukan itu dengan istrinya?. Ya Tuhan, begitu jahatnya dia pada istrinya. Dia laki-laki yang buruk, tapi dia enggan melepaskan Cece. Tidak, itu tidak akan terjadi.

"Basmal".

Xabiru mendekati adiknya yang begitu berantakan dan kacau. Bahkan, ia melihat Basmal semakin kurus dari biasanya.

"Kakak sudah mengetahui keberadaan Cece, kalau kamu ingin menemuinya.. kamu..."

"Cece butuh waktu, dia butuh waktu untuk pulih dan berdamai, aku tidak akan menemuinya, aku hanya akan memperhatikannya dari jauh. Aku akan menunggunya disini, jadi bisakah kakak mendukungku untuk tidak menandatangani surat cerai itu?"

Xabiru menepuk pundak adiknya memberi kekuatan. "Cepat sehat, kakak senang kamu sudah dewasa dan berani memutuskan Melisa. Sekarang kamu baru tahu sikap Melisa? Itulah sebabnya kami tidak menyetujui hubungan kamu dengan dia. Tapi ada alasan lain kenapa kakak tidak menyetujui hubungan kalian, itu terjadi karena Melisa adalah orang yang pernah menggoda kakak untuk berpaling".

Basmal menatap Xabiru dengan tatapan tak percaya.

"Kakak tidak mengatakannya sedari dulu karena kakak tau kamu tidak akan percaya. Tapi itu adalah faktanya. Tapi poin pentingnya, kamu sudah memilih yang benar. Jadi, terus memperbaiki diri. Jangan lupa, kamu harus cepat sembuh."

"Apakah Cece baik-baik aja?"

Xabiru terkikik geli, ahh dia pikir Basmal akan bertanya soal Melisa tapi... ahh semua diluar dugaannya.

"Baik, makin cantik, banyak yang suka juga".

"Hei, dia sudah bersuami".

"Kan dia nganggepnya kalian cerai".

"Astaga". Basmal memijat kepalanya yang mendadak semakin pening.

"Hahahahha, tenang, kami sudah mengatur strategi agar dia tidak didekati lelaki manapun".

Basmal mengehela nafas lega. "Thans kak".

"Ngak gratis, kamu harus kerja yang rajin, pekerjaan kamu banyak yang terbengkalai". Cibir Xabiru

"Iya iya..."

______________
Jangan lupa vote dan komennya. Makasi☺

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang