Basmal tidak tahu kenapa mendadak dadanya berdebar saat melihat Princess duduk didepannya. Ada perasaan bahagia karena Cece baik-baik saja.
"Apa kabar?"
Cece tersenyum miring, bagaimana bisa manusia didepannya bertanya soal itu? "Baik".
Basmal mengangguk, bingung hendak berbicara apa lagi. Sementara Cece terlihat mengambil sesuatu dari tasnya lalu menyodorkan map pada Basmal.
Basmal sedikit bingung dan tangannya mendadak gemetar saat membuka map berisi surat gugatan cerai. Basmal menatap wanita didepannya yang memandangnya datar. Ia tidak habis fikir, apa sebenarnya yang ada dipikiran Cece.
"Kamu tau apa yang kamu lakukan?"
Cece mengangguk "Iya, aku tau".
"Kamu yakin dengan ini?"
"Yakin". Ucap Cece cepat tanpa berfikir panjang.
"Tapi aku nggak mau bercerai".
Cece mengerutkan keningnya, benar-benar manusia sinting. Jangan harap dia akan rela dimadu. Sekalipun dia semenjijikkan itu, demi Tuhan dia tidak sudi dimadu.
"Tidak ada alasan untuk mempertahankan kamu".
Hati Basmal berdenyut nyeri saat mendengar ucapan Cece.
"Maksudku, tidak ada alasan untuk mempertahankan pernikahan ini".
"Bagimana dengan orang tua kita?" Ujar Basmal lirih berharap Cece mengurungkan niatnya.
"Itu biar jadi urusanku".
"Aku tetap tidak ingin bercerai".
Cece tertawa namun entah mengapa terlihat menyeramkan dan menyakitkan dimata Basmal.
"Basmal yang terhormat, aku hanya mempermudah jalan hidup kamu. Tapi, sepertinya kamu mempersulit jalan hidupmu sendiri".
Basmal mengernyit bingung, "Maksud kamu?"
"Basmal, aku tidak suka berhubungan dengan orang yang sudah menjadi milik orang lain dan mencintai orang lain."
"Maksud kamu??" Basmal menggelengkan kepalanya "Aku milik kamu, sah secara hukum dan agama".
"Yakin?"
Basmal terdiam. Cece berdecih sinis.
"Buktinya, kamu tidak yakin dengan pernyataan kamu. Kamu tau kenapa? Karena didalam hati dan pikiran kamu masih ada orang lain. Kalian belum selesai atau baru memulai hal yang lama yang mencuat kepermukaan. Dan aku tidak ingin ada diposisi tengah-tengah kalian. Hidup aku terlalu berharga dan aku hanya ingin bahagia."
"Aku tidak ada hubungan apapun dengan siapapun".
"Oh ya? Kalian sering bertemu, sering bersama, saling memberi kabar, saling memperhatikan, saling... ahh.. aku pikir itu lucu sekali." Cece tertawa sebentar "Kalian tidak berbuhungan tapi hanya memiliki perasaan dan itu sama saja".
"Tidak ada perceraian Cece, poin penting dan kesimpulannya sampai kapanpun tidak ada perceraian".
"Mau sampai kapan kamu menyiksa Melisa?"
Basmal melebarkan matanya saat mendengar Cece menyebut nama Melisa. Tidak mungkin wanita didepannya mengetahui semuanya bukan?
"Basmal, seandainya aku tahu kamu sudah mempunyai kekasih, aku akan menolak pernikahan yang keluargaku tawarkan. Aku tidak ingin menyakiti siapapun didunia ini, karena aku tau rasanya disakiti bagaimana. Jadi, aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk kamu dan Melisa sebelum semuanya terlalu lama".
Basmal menghela nafas memijit keningnya "Aku minta maaf. Aku minta maaf soal semuanya. Tapi aku sudah memutuskan hubungan kami sejak kita menikah".
"Itu bukan menjadi urusanku, urusanku saat ini adalah bagaimana caranya agar aku terbebas de penikahan konyol ini. Jadi, aku mau kita bercee.. "
Basmal mengeram marah, menarik pergelangan tangan istrinya keluar dari Cafe. Peduli setan dengan beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka.
"Kamu mau bawa aku kemana?" Cece beruaaha melepas cekalan tangan Basmal yang memaksanya masuk kedalam mobil.
Saat Cece sudah masuk kedalam mobil, Basmal ikut masuk pada kursi kemudi, menghidupkan mesin dan menjalankan mobilnya.
_________________
Cece terus memberontak saat Basmal menarik tangannya masuk kedalam kamar mereka. Ahh, lebih tepatnya segera menjadi mantan kamar Basmal dan dirinya. Cece bergidik takut saat Basmal mengunci pintu kamarnya dan membuang kunci kesembarang arah.
"Kamu mau ngapain?"
"Menurut kamu?"
"Jangan mendekat". Cece berteriak mendorong bahu Basmal yang mendekatinya. Namun Basmal mendorong tubuh Cece hingga terlentang dikasur dan dengan cepat Basmal menindihnya.
"Kamu mabuk Basmal,". Cece berdesis sinis menatap wajah Basmal sengit berusaha menyingkirkan tubuh kekar Basmal yang berada diatasnya.
Basmal tersenyum, entah kenapa Cece terlihat sangat menggemaskan.
"Dasar sinting, kamu beneran mabuk". Cece memutar bola mata jengah melihat Basmal yang tersenyum.
"Sttt gaboleh mengumpat didepan suami".
"Minggir, aku mau pulang". Cece masih terus berusaha menyingkirkan tubuh Basmal meski berakhir sia-sia.
"Pulang kemana? Ini rumah kamu".
"Bukan,".
"Ini rumah kamu, rumah kita, jadi jangan pulang kemana-mana."
Cece mendesah frustasi, "Basmal bisakah kamu mengijinkan aku bahagia?" Cece menatap Basmal dengan sorot mata yang teramat lelah.
Hati Basmal mendadak berdenyut sakit dan Cece mendorongnya dari atas tubuhnya lalu segera berdiri mencari kunci pintu kesana kemari.
"Aku mengijinkan kamu bahagia, tapi hanya dengan aku".
Cece menoleh menatap Basmal yang juga menatapnya. "Kebahagiaan seperti apa yang ingin kamu berikan? Kalau yang kamu maksud adalah kebahagiaan karena nafkah yang berlimpah, simpan saja, aku tidak membutuhkan itu".
"Kebahagiaan seperti apapun yang kamu mau, saya akan memberikannya Princess".
"Apapun??"
Basmal mengangguk yakin "Ya, apapun".
____________
Jangan lupa vote dan komennya yaaa ... makasiiiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
RomantizmBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...