Bagian 66

12.7K 939 33
                                    

Basmal memijat pelipisnya, ia merasa oksigen di ruangan kerjanya hilang dan ia kesulitan bernafas. Otaknya tidak bisa berfikir jernih sehingga berkali-kali ia menolak kenyataan ini kenyataan yang membuatnya terasa dihantam ribuan panah.

"Tes DNAnya pasti salah". Ujarnya lirih

Safir mengerti, pasti Basmal kaget dan kecewa secara bersamaan. "Gue juga berpikir begitu, tapi, semuanya benar".

"Lo yakin itu rambut anaknya Melisa??"

Safir mengangguk, "Gue yang ambil sendiri, jadi mana mungkin salah".

"Mungkin lo salah orang, anak yang lo ambil rambutnya, bukan anak Melisa".

Safir menghela nafas, "Rio anak Melisa, gue tau, lo meragukan keahlian gue??"

Basmal berdiri lalu berjalan keluar dengan deru nafas memburu. Safir yang melihatnya menjadi panik segera menyusul Basmal. Basmal tidak mampu menahan emosinya lagi, Safir membuka pintu ruangan Xabiru dengan keras, membuat Xabiru telonjak kaget.

Dada Basmal naik turun, dengan langkah lebar ia mendekati Xabiru dan menarik kerah bajunya.

Bughhh.
"Brengsek".

Pukulan demi pukulan ia layangkan ke wajah kakaknya hingga memar. Saat ini yang ada di pikirannya, ia benar-benar ingin menghancurkan kakak kandungnya. Sialan!. 

"Sialan, aku ngak nyangka kakak ngelakuin ini".

Xabiru menonjok balik wajah adiknya yang seperti orang kesetanan. "Kamu kenapa??" Bentak Xabiru, ia sudah sangat kesal dengan adiknya yang tiba-tiba menonjoknya babi buta.

Saat Basmal akan kembali menonjok kakaknya, Safir menghentikan Basmal. "Bas, tahan emosi lo, pliss, ini masih di kantor,"

Basmal mengusap wajahnya kasar, ia mondar mandir dengan perasaan kacau. Kecewa, sedih, marah, astaga ya Tuhan, sungguh, Basmal tidak pernah berfikir akan hal ini. Bukan, bukan berarti ia cemburu dengan kakaknya dan Melisa, karena seluruh cintanya hanya untuk istrinya.  Tapi, ia kecewa, kenapa kakaknya bisa melakukan ini.

Basmal melempar kertas ke arah Xabiru. Xabiru segera mengambil kertas itu dan tubuhnya terhuyung lalu terjatuh ke lantai. Tubuhnya limbung begitu saja, bayangan istrinya yang tersenyum menari-nari di pikirannya, dan sungguh ia sangat ketakutan sekarang.

"Kakak selingkuh dengan Melisa". Ujar Basmal

Xabiru menggeleng, "Ngak, gak mungkin, tes DNA macam apa ini Basmal,".

Tadinya, Basmal juga berpikir demikian, tapi, hahaha itu fakta. "Rio, anak kakak dan Melisa".

Xabiru merobek kertas itu lalu membuangnya ke tempat sampah. "Itu ngak benar".

Basmal tertawa, "Ngak benar dari mananya?? Kakak melarang aku menikah dengan Melisa karena kakak diam-diam selingkuh dengan Melisa?? Iya???"

"Kak, sumpah demi Allah, aku sama sekali ngak cemburu, mau kakak sama Melisa, menikah atau apapun itu, sumpah aku ngak cemburu. Aku marah bukan karena itu, tapi, aku marah kenapa kakak tega ngelakuin ini sama istri kakak sendiri. Its oke, aku emang bajingan, tapi sebesitpun dalam pikiranku nggak pernah punya keinginan untuk sex dengan wanita lain selain istri aku. Kakak sadar apa yang kakak lakuin hah???" Dada Basmal naik turun menatap tajam kakaknya.

Xabiru mengacak rambutnya kasar, ia baru mengetahui fakta ini. Selama ini, ia tidak tahu soal ini. Karena, ia selalu mengubur dalam-dalam kejadian dua tahun lalu, ia juga berpikir bahwa Melisa tidak akan hamil.

"Kenapa kakak diam?? Bilang sama aku kalau ini semua salah".

Xabiru diam. Diamnya Xabiru, membuat Basmal bisa menyimpulkannya.

"Hahhaahah, sialan, jadi ini beneran?? Brengsek". Basmal tertawa keras lalu keluar dari ruangan kakaknya, dengan langkah tergesa ia keluar dari kantor menuju parkiran, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya.

Entahlah, disaat seperti ini, dipikirannya hanya tertuju pada Princess. Ia butuh istrinya untuk menguatkannya dan meredakan amarahnya.

___________

Cece tersentak kaget saat Basmal pulang dengan keadaan kacau, ada lebam di sudut bibirnya, tangannya juga berdarah, baju kusut, tapi masih ganteng. Astaga, kenapa sekarang ia suka memuji suaminya. Pasti ini gara-gara Basmal junior yang bekerja sama dengan ayahnya.

Basmal mendekati istrinya lalu memeluknya, mendekapnya erat.

Cece hanya diam mengelus punggung suaminya, seolah ia menangkan suaminya dengan sentuhan. Cece tidak ingin bertanya, karena ia tahu, suaminya akan bercerita jika ia sudah tenang. Basmal selalu terbuka padanya.

"Aku lagi emosi banget sayang, jadi cuma pelukan kamu yang bisa tenangin aku".

Cece mengelus rambut Basmal, "Sabar ya, nanti cerita aja kalau sudah tenang".

Basmal tersenyum dalam pelukan istrinya, "lagi pengen dimanja sayang".

Cece terkikik, ia heran, kenapa Basmal bisa menjadi semanja ini.

"Lukanya di kompres dan obatin dulu yaa, aku mau ambil kotak obat". Cece melepas pelukan mereka membuat Basmal mencebikkan bibirnya.

Cece segera beranjak mengambil kompresan dan kotak obat. Setelahnya, ia kembali mendekati Basmal yang duduk di sofa.

"Tangannya habis mukul tembok ya???" Cece membuka kotak obat dan mengobati tangan Basmal.

Basmal mengangguk mendesis perih.

"Emangnya temboknya salah apa? Kenapa ngak mukul kasur aja??"

Basmal terkekeh mencubit pipi imut istrinya gemmas dengan sebelah tangannya, "Lagi emosi sayang".

Cece memutar bola mata, ia beralih mengompres sudut bibir Basmal. "Kalau lagi luka dan lebam gini gabisa ciuman, kasian banget". 

Bibir Basmal berkedut menahan tawa, ia ingin tertawa lebar dan keras, tapi luka dan lebam di dekat bibirnya lumayan nyeri, tapi kalau soal mencium istrinya kayaknya langsung sembuh deh. "Kata siapa?? Masih bisa dong, aku masih bisa ciumin kamu dari ujung rambut sampe ujung kaki. Apalagi ciumin bibir seksi kamu sayang".

Muka Cece memerah. Astaga.

"Gemes banget istri aku, mau aku cium ngak? Ah gausa izin deh". Basmal mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir istrinya, melumatnya, saling bertukar saliva.

"Gimana? Masih bisa kan?? Ngak sakit kok sayang, malah enak". Bisik Basmal di sela ciuman mereka.

Cece yang gemmas mengigit bibir bawah suaminya membuat Basmal mendesah sakit ehh salah, mendesah enak. Astaga.

_____________
Kangen ngak sama Basmal???
Maaf ya baru up, soalnya lagi bnyak kerjaan banget. Ha

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang