Bagian 9

19.6K 987 4
                                        

Nando segera menarik tangan Cece membawanya kedalam kamar pribadinya, yaa... ruangan Nando didalamnya ada kamar yang dilengkapi kamar mandi dan fasilitas lengkap lainnya, sehingga saat Nando lembur, ia sering menginap dikantor karena malas pulang, seperti semalam, ia tidak pulang ke rumahnya karena terlalu malas.

Nando mengambil kemeja bersihnya dilemari menyerahkannya pada Cece "Kamu mandi dulu, pakai kemeja saya dulu, tadi ulat bulu, saya takut nanti kulit kamu gatal-gatal"

Tanpa banyak bicara Cece menerima kemeja Nando, dan berlari ke kamar mandi dengan cepat. Sementara Nando duduk diranjang sembari meraih botol air minum disamping tempat tidur meminumnya hingga tandas. Tak lupa, Nando juga menyetel suhu ruangan lebih dingin, karena mendadak Nando kepanasan.

Jujur saja, Nando sudah lama tidak memeluk atau dipeluk wanita selain mamanya. Sejak ia bercerai, ia tidak pernah ada kontak fisik dengan wanita manapun. Ahh.. ralat, bahkan saat menikah ia sama sekali tidak melakukan itu dengan mantan istrinya karena ia sama sekali tidak mencintai mantan istrinya begitupula dengan mantan istrinya.

Mantan istrinya sudah memiliki kekasih, mereka dijodohkan namun nyatanya mantan istrinya masih berhubungan dibelakangnya hingga hamil lalu mereka bercerai dan akhirnya mantan isrinya menikah dengan kekasihnya.

Kalau kalian bertanya apakah Nando terluka? Jujur, ia tidak terluka karena mungkin ia tidak mencintai mantan istrinya. Namun ia sedikit sedih pasalnya, orang tuanya terutama mamanya agak murung sering menatap kasihan ke arahnya.

Beberapa menit kemudian, Cece sudah keluar dengan kemeja kebesaran warna hitam miliknya membuat Cece sangat sexy dimata Nando.

"Pak, baju saya,,, saya takut yang mau pegang itu bagaimana??"

Suara Cece membuat Nando menggelengkan kepalanya "Biar petugas kebersihan yang mengurus itu" Sahutnya singkat

Cece mengangguk lalu duduk disofa depan Nando membuat Nando bisa melihat dengan jelas wajah Cece yang sangat cantik, kulitnya putih mulus tanpa cela, jangan lupakan lehernya yang jenjang karena Cece mencepol rambutnya keatas supaya tidak basah saat ia mandi tadi.

Nafas Nando semakin berat, bahkan hidungnya jadi kembang kempis paling sial lagi celananya menjadi sesak adik kesayangannya sudah menegang sempurna membuat ia tidak nyaman.

Suara dobrakan pintu membuat keduanya berjengit kaget. Nando melihat mamanya menutup pintu lalu menguncinya, lalu melangkah mendekati Nando dan Cece, menatap keduanya dengan tatapan menyelidik.

Rose mama Nando menatap anaknya galak sembari melempar tas berisi pakaian yang diminta anaknya. "Kamu habis apain anak orang Nando?" Tanya Rose menatap anaknya

Nando mengerutkan kening heran "Maksud mama??"

Gemas dengan tingkah anaknya, Rose menjewer telingan Nando membuat Nando mengaduh kesakitan "Aw... Ma,, ini kepala dijewer"

"Jadi ini alasan kenapa kamu tidak pulang Nando hem???"

Nando menarik tangan ibunya, sial telinganya terasa kebas pasti sudah memerah. "Mama salah paham.."

"Heh bocah sableng, kamu pikir mama tidak pernah muda ya??? Salah paham gimana?? Lihat... Princess saja menggunakan kemeja kamu... kamu habis tidurin dia kan??" Todong Rose

Cece menggeleng kaget mendengar penuturan ibu atasannya "Bu,,, mohon maaf sebelumnya, pak Nando dan saya tidak melakukan apapun, pak Nando hanya membantu saya karena tadi baju saya ada ulatnya" mengingat ulat itu Cece bergidik ngeri.

Rose mencari kebohongan dari wajah Cece namun sepertinya memang itu faktanya. Rose bernafas lega, lalu menghampiri Cece yang nampak sangat gugup. "Maafin saya ya.. ya ampun trus gimana? Kamu nggak gatel-gatel kan??" Tanya Rose sembari duduk disamping Cece.

Cece tersenyum "Tidak bu"

"Hah syukurlah, itu saya bawakan baju, itu baju jaman muda saya.. pasti cocok dikamu. Kamu kenapa masih disini Nando??" Rose menatap tajam puteranya yang masih terpaku melihat Cece. Jangan kira, Rose tidak tahu apa yang ada di otak puteranya. Memangnya laki-laki mana yang tahan melihat wanita secantik Cece menggunakan kemeja kebesaran begini?.

Nando gelagapan menggaruk tengkuknya lalu keluar dari ruangan.

"Kamu pakai baju dulu yaa..."

"Terimakasih bu". Ujar Cece sopan yang dibalas senyuman oleh Rose.

Dengan sigap, Cece kembali ke kamar mandi mengganti pakaiannya. Cece kaget bukan kepalang saat menggunakan rok dan atasannya yang benar-benar ketat. Jangan lupakan roknya yang pendek dan kemeja yang membungkus tubuhnya ketat hingga payudara membusung.

Tapi, ia tidak punya pilihan lain. Cece keluar dari kamar mandi, melihat ibu atasannya sudah tidak ada disana mungkin menemui Nando begitu pikirnya.

Nando memijat pelipisnya pening saat melihat Cece keluar dari kamar dengan rok span mencetak bokong seksinya, jangan lupakan atasannya yang sangat ketat mencetak payudaranya yang besar.

Ah... dia baru tau jika Cece memiliki payudara sebesar itu karena Cece biasanya selalu menggunakan atasan yang agak sedikit longgar. Nando menggigit pipi dalamnya, Bangsat kenapa malah bahas payudara Cece?.

"Mama sengaja??" Tanya Nando melihat mamanya yang menatapnya berlagak polos lalu pamit pulang begitu saja.

Nando menatap sekretarisnya "Kamu keluar" Usirnya

"Ehh.. emm baik pak, eng itu kemejanya aa...."

"Tidak perlu, biar saya yang urus, sekarang kamu keluar"

Cece yang melihat raut wajah atasannya yang kelihatan kesal segera ngacir pergi dari ruangannya segera sebelum atasannya murka.

"Sialan Princess, kamu bikin saya tegangg brengsek.... hahh...." Ujarnya kesal lalu berjalan keluar membuka pintu ruangannya

"Princess 30 menit kedepan tolong jangan ganggu saya" Teriaknya kesal lalu menutup pintu ruanganya kasar membuat Cece mengelus dadanya.

Nando segera masuk kedalam kamar mandi tekpaksa menuntaskan diri menggunakan sabun sembari melihat pakaian Cece yang berada di lantai kamar mandi dengan membayangkan Cece. Sialan!!!!

_____________
Jangan lupa vote dan komennyaa.

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang