Bagian 67

13.2K 922 38
                                    

"Kamu udah dengerin penjelasan kak Xabiru belum??" Tanya Cece semberi membelai dada bidang suaminya yang telanjang. Rupanya ciuman suaminya berlanjut dengan adegan panas, katanya untuk meredakan emosinya. Tapi Cece yakin, itu hanya modus.

Jujur, ia kaget saat mendegar cerita dari suaminya. Rio anak Melisa dan Xabiru. Dimatanya, Xabiru adalah sosok suami dan ayah yang baik. Ia tau betul, bagaimana bijaksananya Xabiru. Ia juga sangat mengetahui jika Xabiru juga laki-laki yang sangat memuliakan istrinya. Jadi rasanya, kejadian ini sulit sekali ia percayai.

"Buat apa?? Adanya Rio di dunia ini udah cukup menjelaskan jika kak Xabiru dan Melisa sudah selingkuh".

Cece menghela nafas, "Basmal, kita harus mendengarkan penjelasan dari kak Xabiru,"

"Tapi..."

"Atau kamu cemburu sam Melisa dan kak Xabiru???" Cece memicing menatap Basmal.

Basmal menggeleng tegas, ia menggenggam jemari istrinya yang nakal mengelus dadanya. "Nggak sama sekali sayang, aku cuma marah aja merasa kasian sama kak Sarah".

"Yakin??"

Basmal mengecup bibir istrinya, "Yakin banget. Cintanya sama kamu aja kok".

"Kamu dan kak Xabiru butuh bicara, biarkan kak Xabiru menjelaskan kenapa dia melakukan itu. Percaya sama aku, setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang, pasti ada alasan di dalamnya, dan kamu harus tau alasan itu. Sekalipun alasannya nggak bisa di benarkan".

Istrinya benar, ia butuh penjelasan kakaknya, karena sejujurnya, ia sama sekali tidak menyangka kakaknya yang sangat mencintai istrinya berani bermain api di belakang istrinya.

"Makasi sayang, besok aku akan bicara sama kak Xabiru."

Cece tersenyum, ia beranjak bangun, ia butuh mandi, karena tubuhnya benar-benar lengket. Ia meraih kemeja Basmal yang kebesaran di tubuhnya lalu memakainya. Hal itu tidak lepas dari penglihatan Basmal. Basmal bingung, kenapa apapun yang istrinya lakukan terlihat sangat menarik dimatanya.

"Sayang".

"Hmm". Sahut Cece

"Perut kamu udah kelihatan buncit yaa".

Cece terkekeh, mengelus perutnya penuh sayang, "Iya, hebat banget kamu bisa bikin aku begini".

Basmal terkekeh, ya,,,, ia benar-benar merasa hebat. Dia juga bersyukur dengan adanya Basmal junior, hubungan dirinya dengan istrinya semakin dekat. Ia tidak henti-hentinya bersyukur akan hal ini.

"Kapan cek kandungan??"

"Besok, mau ikut???"

Basmal mengangguk antusias, "Mau,,besok aku cuma ada rapat sebentar sayang".

Cece mengangguk, "Oke".

"Sayang"

"Iya?"

"Dada kamu juga makin besar ya, sampe gabisa aku genggam loh saking gedenya, makin gemes aku, pengen aku... ahhhh".

Basmal melenguh karena istrinya tiba-tiba berjalan cepat ke arahnya dan mencubit lengannya.

"Mesum bangett".

Basmal terkekeh, "Beneran sayang, makin gede loh,"

"Diam Basmal".

"Ututututu, sayangku".

_________________

Keesokan harinya, Basmal mengajak Xabiru untuk membicarakan semuanya. Istrinya benar, ia butuh penjelasan dari kakaknya. Xabiru duduk di depan adiknya yang masih terlihat sangat marah padanya.

"Langsung saja". Ujar Basmal tidak ingin berbasa basi.

"Habis ini aku harus menemani Cece periksa kehamilan". Lanjut Basmal

"Kakak dijebak". Ujar Xabiru singkat

Basmal mengeryitkan keningnya, dijebak?? Dijebak dengan cara bagaimana??

"Maksudnya??"

Xabiru mengambil nafas dalam-dalam, terasa sangat berat menceritakan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Sungguh, hingga saat ini, ia sangat membenci dirinya sendiri karena ia melakukan kesalahan besar itu.

"Kakak dijebak, Melisa memberikan obat perangsang, dia datang malam-malam ke kantor waktu kakak lembur, kakak gatau kalau dia memberikan kakak air minum yang sudah dia letakkan obat perangsang. Dan yah, terjadilah itu, tapi sumpah, kakak gak ingin melakukan itu, tapi sialnya nafsu sialan dan obat perangsang itu menguasai aku."

"Kakak juga tidak tahu kalau Melisa hamil anak kakak, karena setelah kejadian malam itu, kakak tidak pernah bertemu dengan Melisa lagi sampai saat ini". Xabiru menjelaskan.

Basmal memijat pelipisnya, astaga, ia tidak menyangka Melisa akan senekat itu. Pasalnya, Melisa sama sekali tidak pernah senekat itu memberikannya obat perangsang.

"Melisa cinta sama kakak". Ujar Basmal. Entah kenapa, alasan itu cukup kuat. Melisa tidak akan bertindak nekat apalagi sampai meletakkan obat perangsang jika ia tidak mencintai kakaknya.

"Dia memang mencintai kakak, dulu, tapi, dia menjadikan kamu pelarian, kakak tau, dia tidak pernah tulus, dia mungkin awalnya hanya merasa nyaman dengan kamu, tapi kemudian dia bilang kalau dia benar-benar mencintai kamu. Tapi sialnya dia selalu mengganggu kakak."

Basmal menghembuskan nafas kasar, sama sekali tidak ada perasaan marah karena Melisa menjadikannya pelarian atau apalah itu. Itu sudah menjadi masa lalu, dan ia sudah melupakannya.

"Lalu, selanjutnya, apa yang akan kakak lakukan?"

Xabiru menggeleng, ia juga tidak tahu harus bagaimana.

"Bagaimana kalau kak Sarah tau??"

Xabiru tersentak, ia menatap adiknya, lalu bayangan istri dan anaknya yang tertawa bahagia menguasai pikirannya. Ketakutan juga terus menghantuinya, ia benar-benar takut kehilangan keluarga kecilnya. Karena sungguh, ia sangat mencintai Sarah. Sarah dan anak-anaknya adalah dunianya.

"Kakak takut mereka pergi meninggalkan kakak Basmal".

Basmal menggigit bibirnya, lalu ia menepuk pundak kakaknya, "Kita sama-sama cari jalan keluarnya kak, sabar. Hem...aku minta maaf kemarin,"

"Thanks, gapapa. Kakak ikut senang kamu sekarang bahagia dan Princess".

Basmal tersenyum, "Iya, ini karena kakak, kakak juga harus bahagia,"

_______________
Jangan lupa vote dan komennya❤

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang