Cece mendadak kebingungan saat atasannya yang hobi marah-marah tiba-tiba menyeretnya saat pertama kali ia datang ke kantor. Dan disinilah ia sekarang, membantu Rose memasak di dapur karena ternyata ada acara makan malam keluarga.
Sungguh, sebenarnya ia tidak merasa nyaman berada disini. Karena pada sejatinya, ia hanya kacung bukan keluarga. Ditambah lagi, Rose benar-benar memaksa ia untuk ikut makan malam bersama.
Tentu saja ia menjadi segan untuk menolaknya, karena Rose amat baik padanya.
"Princess, kamu mau sholat??" Tanya Rose melihat Cece yang sudah selesai membereskan makanan.
"Ahh... iya bu,". Sahut Cece canggung
"Nando,,," Rose berteriak dari dapur.
Nando yang mendengar teriakan mamanya segera ngacir menuju dapur.
"Kamu antar Cece sholat dikamar kamu, mukenahnya ada di kamar mama". Perintah Rose
Nando mengangguk singkat "Ayo". Ajak Nando membuat Rose berdecak kesal. Kapan dia akan memiliki mantu jika anaknya bersikap seperti itu pada wanita??
"Ibu saya sholat dulu", Pamit Cece sopan lalu mengikuti Nando yang berjalan didepannya menaiki anak tangga. Setibanya disana, Nando membuka pintu kamarnya lalu masuk kedalam.
"Kenapa masih berdiri disitu??"
Cece tersenyum kikuk lalu masuk kedalam kamar Nando yang sangat luas, warnanya serba gelap dan nyaman.
"Silahkan ambil wudhu dulu, saya akan mengambil mukenah".
Cece hanya mengangguk lalu mengambil wudhu di kamar mandi yang juga super megah. Ya ampun, apakah begini yaa tempat tinggal orang kaya?? Hah, benar-benar mirip istana. Seusai mengambil wudhu, ia sudah melihat mukena berada dilantai berserta sejadahnya, ia segera menunaikan ibadah sholat dhuhur.
___________
Nando terkejut saat melihat Cece tertidur dilantai dengan mukenah yang masih digunakan. Ada perasaan damai saat melihat Cece menggunakan mukenah dengan wajah polos tanpa make up. Tapi, meski begitu, Cece masih terlihat sangat cantik.
Wait, ia barusan memuji Cece cantik? Ah, tapi, Cece memang benar-benar cantik. Sebenarnya, ia kembali mendapat perintah dari mamanya untuk memanggil Cece, namun melihat Cece tertidur pulas begini, ia jadi tidak tega.
Dengan perlahan, Nando mengangkat tubuh Cece menidurkannya diatas ranjang. Anehnya, Cece sama sekali tidak terusik saat ia memindahkannya ketempat tidur, justru malah memeluk guling miliknya dengan erat membuat Nando tersenyum tipis.
"Loh, Princessnya dimana?" Tanya Rose saat melihat putranya menuruni anak tangga seorang diri.
"Tidur, sepertinya ketiduran". Sahut Nando menghampiri mama dan ayahnya di meja makan, sembari mencomot brownis kesukaannya. "Mama kenapa ngeliatin Nando gitu??" Tanya Nando menatap dirinya
Rose tersenyum tipis menggeleng, ahh sepertinya ia akan segera memiliki mantu, batinnya bergumam.
Nando hanya menggelengkan kepalanya heran.
"Princess cantik ya??" Tanya Bagaskara
Nando berhenti mengunyah "Cantik".
Bagaskara dan Rose saling melempar senyum, membuat Nando bergidik ngeri melihat kedua orang tuanya.
"Princes menurut kamu gimana??" Tanya Bagaskara kembali sembari Rose menyuapinya dengan salad kesuakaannya.
Nando tediam, lalu duduk dikursi, "Baik".
"Kira-kira sudah punya pacar ngak?" Tanya Rose penasaran.
"Nando tidak tahu"
Rose mencebik kesal "Kamu pernah lihat Princess diantar laki-laki ngak?"
Nando mengingat-ingat, "Pernah, dia pernah diantar ayahnya".
Bagaskara dan Rose menepuk dahinya gemmas dengan tingkah putranya. Nando memilih pamit pergi dari hadapan Bagaskara dan Rose menuju ruang kerjanya.
"Kita kapan punya mantu kalau anakmu macam kenebo kering gitu Pa". Rengek Rose kesal
"Padahal Papa masih muda dulu nggak gitu amat," Sahut Bagaskara heran.
"Pa, jangan-jangan Nando homo?".
Bagaskara membelalak "Istighfar ma, yatuhan..."
_____________
Jangan lupa vote dan komennya☺❤
KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
RomanceBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...