Bagian 6

20.5K 980 8
                                        

"Princess, kamu boleh pulang, kita tidak perlu balik ke kantor karena saya ada keperluan dengan keluarga saya, tapi saya akan antar kamu pulang" Ujar Nando membersihkan mulutnya dengan tisu.

Cece mengerjapkan matanya "Saya bisa pulang sendiri pak".

Basmal tersenyum miring melihat kegelisahan Cece, ternyata benar, Cece merahasiakan pernikahannya. Buktinya, atasannya saja tidak tau perihal statusnya dan Cece sangat gelisah saat Nando menawarkan untuk mengantarnya pulang.

"Oke kalau begitu, saya yang akan pesankan kamu taksi"

Cece menggeleng "Tidak perlu pak, saya bisa pesan sendiri, karena saya masih ingin keperpustakaan umum dekat sini".

Pada akhirnya, Nando mengangguk walau sebenarnya ia khawatir dengan Cece. "Kalau begitu, saya pulang lebih dahulu, kamu beneran tidak ingin saya antar??" Nando kembali memastikan.

Cece mengangguk meyakinkan, Nando pamit undur diri terlebih dahulu meninggakan Cece, Basmal dan Omar. Sungguh, Cece sama sekali tidak menyangka bisa berada di situasi seperti ini, sangat canggung. Cece berdiri mengambil tas selempangnya, memundurkan kursi.

"Mau kemana??" Tanya Basmal menatap Cece yang menggunakan kemeja pink dan rok span diatas lutut mencetak jelas bokong seksinya.

Omar yang merasa jadi orang ketiga, perlahan meninggalkan bosnya dengan sang istri.

"Saya..."

"Ikut saya..." Basmal berdiri menggenggam tangan Cece membawanya menuju mobilnya. Cece terdiam pasrah, mengikuti Basmal. Bahkan saat Basmal memerintahnya untuk masuk kedalam mobil Cece hanya menurut. Basmal juga masuk kedalam mobilnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Mata sialannya tidak sengaja melihat paha mulus Cece yang sedikit tersingkap membuat otak liarnya menjadi tidak beres. Apakah rok cece akan tersingkap begini saat bersama dengan Nando??. Sial.... Saat lampu merah, Basmal membuka jasnya melemparnya kearah Cece membuat Cece tersentak kaget.

"Tutupi pahamu"

Cece terdiam sejenak, lalu mengikuti instruksi dari Basmal menutupi pahanya dengan jas Basmal entah kenapa wanginya begitu menenangkan.

Basmal bernafas lega saat melihat paha Cece sudah tertutup jasnya. Sialan, Cece memang semenggoda itu, hah... andai saja Cece bukan bekas, mungkin ia akan menerkam Cece, meremas seluruh tubuhnya yang menonjol, membawa cece mendesah dibawahnya. Basmal mengacak rambutnya karena otaknya mendadak tidak waras, saat lampu sudah berganti  ia melajukan mobilnya menuju kantornya.

Sebenarnya, Cece ingin bertanya, kenapa ia dibawa kekantor milik kak Xabiru? Namun ia merasa mood Basmal buruk, hal itu terlihat bagaimana Basmal sering mengacak rambutnya, hal biasa yang dilakukan Dana saat Dana sedang kesal. Mengingat Dana, entah kenapa Cece tersenyum tipis, ia sangat merindukan Dana.

"Turun". Ujar Basmal yang sudah membuka pintu mobil.

Cece meraih jas basmal meletakkannya dilengannya, tak lupa ia juga mengambil tasnya lalu turun dari mobil. Basmal menggenggam tangan Cece masuk kedalam kantornya membuat seisi kantor menunduk hormat saat melihat manajernya datang membawa istrinya.

"Kamu bisa membaca buku diruangan saya". Ujar Basmal menunjuk beberapa buku yang tersusun rapi. Cece hanya mengangguk singkat mendekati buku-buku yang begitu banyak membuatnya tersenyum senang.

Ia memang sangat menyukai buku, jika ia membaca buku, ia akan lupa akan masalah pelik dalam hidupnya. Tak jarang, dulu Dana selalu memberinya buku sebagai hadiah dan biasanya Dana akan membelikannya novel terbaru hingga koleksi novelnya benar-benar banyak.

Basmal duduk dikursinya, melonggarkan dasinya karena lehernya terasa dicekik. Ia melihat Cece yang serius membaca buku ditangannya lalu duduk disofa dengan menutupi pahanya menggunakan jasnya.

Sebenarnya, Basmal juga suka membaca buku tapi buku tentang bisnis. Saat mendengar Cece akan ke perpustakaan umum, Basmal langsung mengajak Cece karena ia pikir itu lebih baik ketimbang perpustakaan umum. Sungguh, sebenarnya ia juga merasa heran dengan dirinya yang tiba-tiba membawa Cece ke kantornya. Hingga suara telfhone mengangetkannya.

Basmal merima panggilan tersebut.

"Basmal, aku... aku ada diapartemen kamu, kamu bisa kesini??" Suara gadis diseberang sana membuat jantung Basmal berdetak keras.

"Iya, aku kesana.."

Basmal segera pergi dari sana dengan tergesa-gesa melupakan Cece yang menatapnya dengan tatapan bertanya. Prioritasnya saat ini adalah bertemu Melisa. Basmal mengendari mobilnya agak cepat.

________________

Basmal membuka pintu kamarnya melihat Melisa duduk disofa tersenyum kearahnya. Basmal menghampirinya, memeluk tubuh ramping Melisa.

"Basmal, besok aku berangkat ke Singapura"

Basmal melongarkan pelukannya, "Kenapa cepat sekali, liburannya baru kemarin kan??"

"Iya tapi aku harus berangkat besok karena sudah semester 7, banyak yang harus aku urus disana".

"Aku masih kangen kamu". Basmal kembali memeluk Melisa menghirup oroma tubuh Melisa.

Melisa terdiam memeluk Basmal. Melisa melepas pelukannya, jemari lentiknya mengusap wajah Basmal yang selalu terlihat tampan dimatanya. 

"Berjanji sama aku Basmal, kamu tidak akan melupakan aku"

Basmal menggenggam tangan Melisa mengecupnya dan mengangguk. Melisa tersenyum hangat memiringkan wajahnya mengecup bibir Basmal dan Basmal melumat bibir Melisa merebahkan tubuh Melisa disofa. Melisa membuka kancing kemeja Basmal satu persatu hingga telanjang dada, ia mengelus dada Basmal yang terpejam melumat bibirnya.

"I love you Basmal" bisik Melisa mesra disela-sela ciuman mereka

"Love you Melisa ahhh" Basmal berdesah saat Melisa mengelus miliknya yang sudah menegang sejak tadi melihat paha mulus Cece.

___________
Jangan lupa vote dan komennya. Salam.

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang