Bagian 56

15.5K 863 18
                                    

Saat ini Pradana sedang berada di restoran, ia memang sangat malas pulang ke rumahnya. Pradana menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang. Ingatannya melayang pada masa-masa saat bersama dengan Princess, wanita itu sangat suka menghitung bintang ketika bersamanya. 

Pradana mengusap sudut matanya yang berair, mencintai orang yang sudah dimiliki dan kita pun sudah memiliki adalah hal yang berat. Sedikitpun perasaannya tidak berubah, perasaannya masih sama seperti dulu. Pernikahannya dengan Melisa hanyalah bentuk rasa tanggung jawabnya.

Ia yang merasa punya hutang budi kepada orang tua Melisa terpaksa menikahi anaknya yang sedang mengandung. Entah, ia tidak tahu siapa ayah dari anak Melisa. Tapi, ia tidak ingin tahu dan tidak mau tahu, karena ia menyayangi anak kecil yang menggemaskan itu.

Empat tahun yang lalu

"Saya tidak merestui kamu dengan anak saya". Ujar Deni menatap laki-laki di depannya.

Pradana menunduk, ia tahu kejadiannya akan begini akhirnya.

"Princess masih kuliah, kamu juga sama, menikah itu bukan melulu soal cinta, sudah sanggupkah kamu menghidupi kebutuhan anak saya?? Dia tidak pernah hidup susah, saya selalu memanjakannya, bagaimana bisa saya memberikan putri saya satu-satunya pada laki-laki yang mau mengajaknya susah??"

"Maaf om, tapi saya akan bekerja keras"

"Bekerja keras seperti apa?? Kamu masih kuliah. Silahkan kembali lagi saat kamu sukses"

Deni pergi meninggalkan Pradana diruang keluarga rumah Princess. Pradana tersenyum miris, bagaimana bisa dirinya begitu percaya diri mendekati Princess yang termasuk golongan menengah keatas. Status sosial mereka sangat berbeda jauh. Jauh sekali.

Ia hanya anak yang dibesarkan di panti asuhan, tidak tahu siapakah ayahnya, siapakah ibunya, ia hanya anak yang malang dan dibuang. Lalu begitu nekat mendekati seorang Princess sebagai mahasiswi idaman di kampus mereka.

Princess yang cantik, cerdas, anggun dan baik hati membuat dirinya tergila-gila setengah mati dan nekat ingin menikahi Princess. Padahal dirinya hanya tinggal di rumah kontrakan yang sangat kecil, sepeda motor matic yang jauh dari kata bagus, baju-baju yang selalu ia pakai warnanya sudah pudar.

Tapi, Princess tidak pernah mempermasalahkannya, ia tidak pernah malu berjalanan beriringan dengannya. Princess selalu mencintainya, menyayanginya, memperlakukannya dengan baik. Hal itu membuat ia ketakukan setengah mati, ia takut Princess akan dimiliki lelaki lain selain dirinya. Membayangkannya saja ia tidak sanggup.

Bahkan saat hubungan mereka tidak direstui, Princess berusaha meyakinkannya, memberinya semangat, mendoakannya selalu. Hingga saat ia mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama yang membuat mereka dipisahkan oleh jarak.

Ia masih ingat betul saat ia pergi, wanita cantiknya tidak berhenti menangis.

"Kenapa kamu ngak kerja disini aja Dana, nanti aku gimana? Aku gamau jauh-jauh dari kamu".

"Sttt, sabar ya, aku akan kembali, cuma sebentar sayang, aku akan kembali kalau aku sukses, cinta yang aku punya ngak akan cukup untuk membahagiakan kamu".

"Aku gak peduli, aku mau hidup sederhana sama kamu, kita bisa kerja sama-sama, asal kamu jangan jauh-jauh, ayo kita sama-sama meyakinkan papaku lagi,"

"Sayang, hei". Paradana menyentuh wajah wanitanya yang sudah basah. "Sayang, tenang ya, aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk kita".

Terbaik? Hahaha,!

Sebulan sejak ia bekerja, dia menghilang, dirinya menghilang dari Princess yang saat itu juga tengah bekerja. Mereka sama-sama sibuk, Pradana terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan melupakan wanita yang dia cintai yang selalu menghubunginya, yang mungkin akhirnya wanitanya kelelahan dan hilang setelahnya.

Kata-kata Deni (ayah Princess) membuatnya menjadi sosok yang gila kerja. Pikirannya dipenuhi oleh kata-kata bahwa ia harus sukses, ia harus bekerja keras, ia harus membuktikan bahwa ia bisa.

Sialnya saat itu, ia bertemu dengan ayah Melisa yang membantunya banyak hal, termasuk bagaimana ia bisa dipidahkan pada kota dimana ia dulunya tinggal dan dimana dulunya ia merajut kisah bersama orang yang dia cintai yang ternyata sudah menikah.

Jangan pernah menanyakan bagaimana perasaannya. Karena didalamnya berisi penyesalan, kesakitan, dan banyak hal yang membuatnya begitu pengecut. Dan lebih sakit lagi saat ia terpaksa menikah dengan orang yang tidak dia cintai dan orang itu adalah orang yang menyakiti wanitanya. Kesialan apa lagi ini??

Pradana mengedarkan pandangannya saat mendengar suara Princess ditelinganya. Lalu tatapannya tertuju pada wanita cantik yang menggunakan dress selutut berwarna cream sangat cocok dengan dirinya. Princess sedang berbicara dengan seorang pelayanan yang ia yakini mereka sudah saling mengenal.

Pradana berdiri menghampiri Princess yang belum sadar akan kehadirannya. Setelah pelayan itu pergi, Princess menoleh kearahnya yang berdiri tepat disampingnya.

"Hai Princessku". Ujar Pradana, kata-kata itu adalah kata-kata yang selalu ia katakan semasa mereka bersama.

_______________
Jangan lupa vote atau komen yaa.. makin penasaran ngak sama kelanjutannya??

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang