Basmal berjalan tergesa-gesa menuju ruangan yang dikirim Xabiru. Ia berdoa, semoga kakaknya baik-baik saja. Setibanya disana, Basmal melihat Xabiru duduk dikursi dan disana ada Melisa yang berdiri di dekat pintu. Apa sebenernya yang terjadi.
"Kak...". Panggil Basmal membuat Xabiru mengangkat wajahnya menatap Basmal dengan wajah lelah. Namun, Xabiru masih memaksakan senyumnya.
Basmal duduk disamping kakaknya, berkali-kaki menepuk pundak kakaknya memberi kekuatan.
Xabiru berderhem, "Rio kecelakaan, butuh donor darah dan..."
Basmal mengangguk, "It's oke, aku paham, kakak ga perlu melanjutkan".
Xabiru mengusao wajahnya kasar, dadanya berdenyut sakit, bayangan wajah Sarah yang menatapnya penuh luka berkeliaran di kepalanya. Tadi, Melisa tiba-tiba mendatangi rumahnya, dengan keadaan menangis, panik, dan mengenaskan, memohon padanya untuk mendonorkan darahnya untuk anaknya.
Sarah mulanya hanya terdiam, terihat kebingungan akan permintaan Melisa yang menurutnya aneh. Tapi, perlahan, ia memahami satu hal. Hal itu membuat Xabiru tidak mampu lagi melihat wajah istri sekaligus wanita yang dia cintai begitu terluka. Tidak ada air mata, tapi, ia melihat betapa gemetarnya tangan istrinya.
"Sarah,,, tolong, tolong yakinkan kakak kalau istri kakak tidak akan meninggalkan kakak Basmal". Ujar Xabiru pelan dengan suara bergetar yang masih bisa di dengar Basmal dan Melisa.
Melisa memejamkan matanya, air matanya mengalir deras, rasa sakit, takut dan khawatir benar-benar menggerogoti jiwanya. Berkali-kali ia menyalahkan dirinya, seandainya, seandainya ia bisa mengejar anaknya yang tengah berlari mengambil mainannya, mungkin anaknya masih tertawa berpelukan bersamanya. Seandainya, anaknya baik-baik saja, maka, tidak akan ada seorangpun yang tahu bahwa, Rio anak Xabiru.
Jujur, Melisa sama sekali tidak ingin Xabiru tahu soal ini. Bahkan, saat ia mengetahui dirinya hamil, ia sama sekali tidak menemui Xabiru untuk bertanggung jawab. Ia memilih bungkam dan orang tuanya menikahkannya dengan Pradana. Ia memilih menyembunyikan semuanya, karena baginya, ia sudah memiliki cinta yang tidak akan pernah ia dapatkan dari Xabiru dengan hadirnya Rio.
"Rio gimana???"
Suara Pradana mengangetkan Melisa, ia tidak tahu, siapa orang yang akan ia hubungi saat melihat anak satu-satunya berlumuran darah, tergelatak tak sadarkan diri. Hanya ada nama Dana di kepalanya.
Melisa melihat wajah lelah Dana dengan nafas ngos-ngosan, ia tidak tahu, kenapa ada laki-laki sebaik ini. Laki-laki yang menerima untuk dinikahkan dengannya, laki-laki yang berlapang dada menerima bahwa cinta dan tujuan hidupnya dimiliki orang lain, laki-laki yang hidup sendirian dan tidak memiliki keluarga sama sekali tapi masih sekuat ini, laki-laki yang sangat menyayangi anaknya, laki-laki yang sangat menghormati wanita.
Laki-laki ini juga laki-laki yang mencintai Princess begitu besar, sama seperti Basmal yang mencintai Princess. Laki-laki yang sama sekali tidak akan pernah ia miliki.
"Belum ada informasi dari dokter??" Tanya Dana lagi yang dijawab gelengan oleh Melisa.
Dana berhenti bertanya saat ia baru menyadari bahwa di depannya juga ada Basmal dan entahlah ia kurang tahu namanya, tapi, ia mengenali wajahnya yang tidak asing karena sepertinya mereka pernah bertemu sebelumnya.
Tapi tunggu, jika Basmal ada disini, apa kemungkinan, Rio....
Dana dengan cepat menarik kemeja Basmal dan menayangkan pukulan diwajahnya. Basmal yang belum siap justru tersungkur ke lantai, Basmal mengusap sudut bibirnya yang berdarah.Dana berjongkok kembali menarik kerah baju Basmal, "Brengsek..."
Astaga, apa dompet digital ini sedang kerasukan?? Pikir Basmal kesal. Ia meliat Xabiru yang hendak menghampirinya, namun Basmal mengangkat tangannya seolah memberi isyarat jika ini akan menjadi urusannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
Storie d'amoreBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...