Bagian 69

12.2K 906 33
                                    

"Kenapa pada liatin gue gitu???" Tanya Basmal yang duduk bergabung dengan ketiga temannya.

Dion mendengus, aura orang yang baru selesai bercinta memang beda. Auranya jadi cerah terang benderang, padahal sekarang lagi hujan. Cuaca seperti ini memang cocok sekali untuk bercocok tanam.

"Lo kalau lagi bercocok tanam, suara desahan kalian dikecilin dong,". Kata Dion mengomentari.

Basmal menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Dia mana bisa menahan desahannya, pasalnya istrinya memang senikmat itu.

"Keenakan banget ya??? Ga sadar ini rumah siapa??" Ejek Safir menyindir Basmal.

"Sory, gue harap kalian maklum". Sahut Basmal kalem.

"Maklumin sih maklumin, tapi kalau desahnya sampe keras kaya begitu bikin kita-kita jadi nelangsa". Kata Arnold.

Basmal terkekeh, ia jadi teringat adegan percintaannya tadi. Astaga, istrinya benar-benar menggoda, ia sangat terpana saat melihat istrinya berada di atasanya naik turun, kadang memutar, benar-benar seksi luar biasa.

Dion melempar wajah Basmal dengan kripik kentang di tangannya. "Pasti lagi inget sama adegan percintaan kalian ya??"

Basmal hanya tersenyum, dan ketiga temannya sudah mengetahui makna dibalik senyuman itu.

"Princess mana??" Tanya Safir.

"Tidur kecapean kayaknya". Jawab Basmal.

"Habis ambil berapa ronde sih???" Tanya Arnold kepo.

"Rahasia perusahaan". Sahut Basmal membuat ketiga temannya mencebikkan bibirnya.

Tiba-tiba handfhone Basmal berdering menampilkan nama Xabiru. Ia lekas mengangkatnya dan pernyataan dari Xabiru membuat Basmal buru-buru mengambil kunci mobilnya. Basmal juga mengabaikan suara ketiga temannya. Namun Basmal menitipkan pesan pada mereka untuk menjaga istrinya.

_____________

Cece terbangun dengan wajah Bantal, ia keluar dari kamar dengan mata setengah terpejam karena ia masih agak mengantuk. Aroma masakan dari dapur membuat ia kelaparan hingga bergerak pelan menuju dapur dan menemukan sosok berdiri membelakanginya yang tengah sibuk memasak.

Safir tersentak kaget saat merasakan pelukan dari belakang.

"Basmal, aku sama Basmal kecil laper". Ujar Cece serak membuat Safir menelan ludah kaku.

Safir mematikan kompor dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Cece. Safir berdehem pelan, lalu berbalik melihat Cece yang masih dengan mata terpejam. Safir mendesah berat, sepertinya Cece masih mengantuk.

"Mau makan?? Aku siapin dulu ya, kamu duduk aja di meja makan".

Tunggu, ini bukan suara Basmal, suaminya. Cece membuka matanya, ia terbelalak, lalu mundur tiga langkah. Astaga, apa yang sudah ia lakukan.

"Aku.. akuu...aku pikir kamu Basmal".

Safir tersenyum, ia menyiapkan makanan di atas meja makan. "Gapapa, santai aja, Basmal lagi keluar ada hal penting sama Xabiru".

Safir gemas sendiri melihat Cece yang masih berdiri kaku. "Ayo makan dulu,"

Cece berasa tidak punya muka, tapi, ia butuh makan, ia benar-benar lapar. Melihat masakan di atas meja yang terlihat begitu nikmat membuat ia buru-buru duduk. Cece melihat Safir yang mengambilkan nasi dan lauk-pauk untuknya lalu memberikan padanya.

"Makan, ibu hamil harus banyak makan biar sehat". Kata Safir

Cece hanya mengangguk, lalu menyantap makanan dengan lahap.

Safir lagi-lagi tersenyum memperhatikan Cece yang begitu lahap menyantap masakannya. "Kalau kurang tinggal ambil aja".

"Masakannya enak, makasih". Ujar Cece tulus, ia tidak menyangka Safir pandai memasak.

"Sama-sama".

____________

Safir mendesah lelah saat memasuki kamarnya, ia ingin mencekik Basmal. Basmal benar-benar sinting menitipkan istrinya di depan orang yang sudah lama mengangumi istrinya. Ah, Basmal tidak patut untuk disalahkan, pasalnya tidak ada seorangpun yang tau soal perasaannya.

Sebelumnya, Safir adalah senior Princess selama kuliah, mereka satu kampus. Tapi, ia yakin Cece tidak akan mengenalinya. Cece terlalu cuex namun perhatian dengan sesama. Sikap Cece yang demikian membuat Safir jatuh sejatuh jatuhnya.

Saat ia akan mendekati Cece, Dana datang menjadi pahlawan yang selalu berdiri disamping Cece. Kabar mengejutkan juga tersebar, Cece sang Princess idola kampus menjalin hubungan dengan Pradana, seorang laki-laki yatim piatu yang sangat sederhana namun pekerja keras.

Safir lagi-lagi dibuat terkesima, Cece dan segala sikapnya yang luar biasa. Safir memilih mundur, tapi sialan, perasaannya justru menjadi-jadi. Hingga kemudian, mereka kembali dipertemukan, Safir melihat Cece menemani Nando sebagai sekretaris. Ia tidak henti-hentinya melihat wajah Cece yang semakin cantik saat itu. Tapi, wanita itu tetap sama seperti dulu, cuex dan mampu membuat dirinya berdebar.

Kejadian paling menyakitkan lagi adalah, pernikahan Cece dengan Basmal, dunianya runtuh, harapannya usai, Cece tidak lagi bisa ia miliki. Ia memilih menghindar, ia memilih tidak hadir di acara penikahan keduanya. Karena, pada kenyataannya, ia tidak sanggup melihat Cece bersama dengan laki-laki lain.

Dulu, setiap kali Basmal menyakiti Cece, hatinya ikut berdenyut nyeri. Ia ingin membunuh Basmal saat itu juga. Tapi, ia masih waras. Tapi, saat Basmal menyesali kesalahannya, ia memilih membantu Basmal memperbaiki semuanya dengan Cece, menyelamatkan pernikahan mereka dan bahagia.

Katakanlah Safir bodoh, tapi dia membantu Basmal tulus. Ia tau, Basmal kali ini benar-benar mencintai Cece. Tapi, jika Basmal menyakiti Cece kembali. Demi tuhan, ia akan membawa Cece pergi menjadi miliknya.

"Safir, aku sudah selesai".

Suara Cece membuat dirinya tersentak. Ia mengambil kunci mobil diatas nakas lalu keluar dari kamarnya. Tadi, selesai makan, Basmal menghubunginya, meminta bantuan padanya untuk mengantar Cece pulang.

Safir mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, sesekali melirik Cece yang menatap jalanan.

"Safir berhentii". Kata Cece dengan suara panik.

Perintah dari Cece membuat Safir buru-buru menepikan mobilnya, "kenapa?? Ada yang sakit???" Tanya Safir panik menatap Cece

"Aku mau beli telur gulung, ayoo". Cece keluar dari mobil.

Safir mengerjapkan matanya, astaga, jadi, gara-gara telur gulung??. Safir menggelengkan kepalanya lalu memilih menyusul Cece. Pembeli telur gulung terlihat mengantri, dan ia melihat Cece berdiri di tengah-tengah mereka.

"Kamu duduk aja, biar aku yang antri". Ujarnya, Cece menurut, ia memilih duduk ditempat duduk.

Akhirnya, Safir mengantri, namun sesekali memperhatikan Cece yang duduk sesekali tersenyum padanya. Astaga, ya ampun, kayaknya ia sudah tidak waras sekarang. Ia menggelengkan kepalanya berusaha mengembalikan kewarasannya, mengingat kenyataan bahwa Cece sudah menikah dan menjadi istri Basmal.

"Istrinya lagi hamil ya mas??" Tanya seorang ibu-ibu membuat Safir tersenyum tidak menjawab.

"Masnya perhatian banget ya, dari tatapannya, mas cinta banget sama istrinya, pasti nanti anaknya mirip sama mas."

Safir lagi-lagi hanya bisa tersenyum. Dulu, ia memiliki mimpi berada di posisi ini, menuruti keinginan wanita yang dicintainya yang tengah ngidam. Mimpi itu terwujud, ia benar-benar menuruti ngidam wanita yang dicintainya, namun sayang sekali statusnya berbeda, ia bukan suaminya, bukan pula ayah dari anak yang di dalam perut wanita yang ia cintai. Jadi, tidak mungkin anak Cece mirip dengannya.

Cece tersenyum senang saat Safir berhasil membelikan telur gulung. "Makasih Safir".

Safir hanya mengangguk, ia kembali mengantarkan Cece pulang. Pulang kerumah Basmal, bukan kerumahnya.

______________
Jangan lupa vote dan komennya yaaa... makasi sudah membaca❤

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang