Basmal bangun lebih dahulu, melepas pelukan mereka. Basmal memukul kepalanya, sial ia dan Cece benar-benar berpelukan semalaman. Basmal segera masuk kedalam kamar mandi membersihkan diri lalu menunaikan ibadah sholat subuh.
Seusai itu, Basmal melihat Cece yang nampak nyenyak ia menghampiri Cece menepuk pelan pipi Cece yang terasa sangat mulus ditangannya. "Bangun,".
Cece yang merasa tidurnya terusik, segera membuka mata dan terbelalak kaget saat Basmal menyentuh pipinya. Cece segera bangun, meloncat dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi. Dengan perasaan kacau, Cece kembali keluar mengambil handuk, lalu masuk kembali ke kamar mandi, keluar kembali mengambil baju kerjanya lalu kembali kekamar mandi. Dan itu semua tidak lepas dari tatapan Basmal.
Ada apa dengan Cece?
Basmal berusaha mengacuhkan itu, ia beralih mengambil baju kerjanya lalu memakainya dengan cepat. Hari ini, ia ada rapat penting.
"Saya berangkat". Teriak Basmal karena sedari tadi Cece belum juga keluar dari kamar mandi.
Basmal segera mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Ada perasaan aneh dihatinya saat ia melihat Cece begitu takut saat ia hendak menyentuhnya. Beberapa menit kemudian, ia sudah tiba dikantor. Tapi jiwanya tidak disini, teriakan dan tangisan Cece semalam membuat Basmal tidak fokus saat Omar menyapanya. Ia berfikir keras, apa yang membuat Cece mengatakan jika ia sakit? Sakit apa yang ia alami?
Basmal memilih termenung duduk di kursinya menatap tumpukan kertas dengan tatapan kosong. Bahkan saat Xabiru masuk keruangannya, Basmal sama sekali tidak mengindahkan.
"Basmal". Panggil Xabiru, "Basmal". Teriak Xabiru kesal membuat Basmal menatap Xabiru.
"Ada apa?" Tanya Basmal
"Kita ada rapat kalau kamu lupa, kamu kenapa? Ada masalah?" Xabiru memperhatikan adik bungsunya yang terlihat memikirkan sesuatu.
"Nga ada, aku akan segera keruang rapat". Sahut Basmal singkat.
_________
Basmal mengeram marah saat melihat postingan Melisa bersama laki-laki, saling merangkul dan tersenyum dihadapan kamera. Saat selesai rapat, ia membuka instagram dan tidak sengaja melihat postingan di story instagram Melisa. Ia tau, sudah lama sekali ia tidak menghubungi Melisa karena ia tidak ingin menganggunya.
Dengan perasaan kesal karena api cemburu, ia berusaha menghubungi Melisa namun tak kunjung ada jawaban. Disinilah ia sekarang, berada di bar meneguk minuman haram dengan brutal. Satu gelas, dua gelas, dan seterusnya.
Safir menggeleng menatap sahabatnya yang sudah meracau tidak jelas. Safir sengaja mengunjungi bar miliknya, namun malah bertemu bocah curut sok-sokan mabuk dibarnya.
"Ayo pulang". Seret Safir memegang tubuh Basmal yang sudah sempoyongan.
"Sialan kamu Melisa". Maki Basmal didekat telinga Safir membuat Safir mengeram marah.
"Kuping gue bisa budek bangsat". Safir segera membawa masuk Basmal dan ia segera membawa mobilnya menuju rumah sahabatnya.
Cece terdiam dikamar menscrol beranda, sesekali melihat jam di handfhonenya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sebenarnya, kemana Basmal hingga sekarang belum pulang, lembur kah?.
Cece berjengit kaget saat mendegar pintu yang terbuka, lalu lekas menghampiri ruang tamu yang ternyata sudah ada Safir dan Basmal disana. Namun, ia sedikit heran dengan Basmal yang sempoyongan.
"Melisa," Racau Basmal membuat Safir gondok ingin menenggelamkan sahabatnya kerawa-rawa. Bagaimana bisa, ia menyebut nama wanita lain dihadapan istrinya. Safir melirik Cece yang terlihat santai, namun mata wanita itu begitu menyedihkan.
"Safir, terimakasih sudah mengantar Basmal,". Ujar Cece sopan.
Safir mengangguk "Tapi, aku harus pulang, emm tapi rasanya berat ninggalin kamu sama bocah sableng ini".
"Tidak apa-apa, kamu bisa pulang," Cece tersenyum tipis.
Dengan berat hati, Safir meninggalkan rumah Basmal. Meski perasannya enggan meninggalkan rumah sahabatnya, tapi apa boleh buat, mamanya sedang membutuhkannya karena sedang tidak enak badan.
Cece bingung harus bagaimana, pasalnya ia belum pernah merawat orang mabuk.
"Basmal, ayo pindah ke kamar". Ajak Cece.
Mata Basmal terbuka "Ck, gara-gara kamu," Basmal menunjuk wajah Cece dengan telunjuknya "Gara-gara kamu Melisa pergi, kamu tau??? Wanita yang ingin saya nikahi itu Melisa, bukan kamu, Sial hikk.."
"Asal kamu tau Princess, Melisa segalanya untuk saya, tapi Xabiru memaksa saya menikahi kamu. Sekarang kamu puas?? Melisa sudah pergi, puas kamu". Basmal berteriak marah
Cece tertegun, diam ditempat, ia tidak tahu, tidak tahu jika Basmal sudah mempunyai kekasih. Sungguh, ia tidak tahu, jika ia tahu, sudah pasti ia akan menolak pernikahan itu, sekalipun orang tuanya akan murka padanya.
"Sekarang bilang sama aku Mel, gimana caranya supaya kamu kembali". Ujar Basmal lirih dengan mata terpejam membuat air mata Cece berjatuhan. Cece membalikkan tubuhnya, membekap mulutnya menyembunyikan suara tangisnya lalu berjalan gontai menuju kamar.
Kenapa begini? Kenapa hidupnya jadi begini? Dia menjadi perebut kebahagiaan orang, dia menjadi orang ketiga antara Basmal dan Melisa. Ya Tuhan, tidak cukupkah penderitaannya selama ini? Kenapa fakta ini begitu menyakitkan untuknya.
________________
Jangan lupa vote dan komennya☺❤
![](https://img.wattpad.com/cover/318923191-288-k72703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
RomanceBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...