Bagian 60

14.1K 975 13
                                    

"Istri saya kemana Bi??" Tanya Basmal panik karena tidak menemukan istrinya dimanapun. Astaga, bahkan dadanya berdetak kencang, pikirannya di penuhi dengan dugaan-dugaan yang membuat kepalanya pusing dan takut, takut jika kejadian dulu kembali terjadi lagi.

"Anu, itu Non Cece keluar katanya mau beli telur gulung".

"Astaga,". Basmal segera kembali keluar dari rumah mengendarai mobilnya. Ia mencari ke segala arah dimana tempat telur gulung berada.

Hingga akhirnya, tatapannya berhenti pada dua orang yang asik bercanda membuat siapapun yang melihatnya pasti beranggapan bahwa mereka pasangan yang bahagia.

Basmal menghentikan mobilnya, nafasnya tercekat, untuk menelah ludah saja rasanya ia kesulitan, tangannya bergetar. Siapapun yang melihat tatapan laki-laki itu, pastinya sudah tahu bahwa tatapannya penuh cinta, tatapannya begitu hangat, tatapannya sangat memuja istrinya. Sialan, Basmal memukul setir kemudi.

Otaknya tiba-tiba di penuhi pikiran negatif, bagaimana jika ternyata Cece sengaja ketemu dengan Dana? Bagaiamana ternyata jika sebenarnya mereka masih saling mencintai? Bagaimana jika...
Sialan, Basmal membenturkan dahinya ke setir kemudi.

"Cece ngak mungkin begitu,"

Rasanya dada Basmal berhenti berdetak saat melihat keduanya berpelukan, ia ingin mengubur dirinya hidup-hidup, ia menekan dadanya yang berdenyut nyeri, sakit, sakit sekali. Ya Tuhan, apakah ini yang Cece dulu rasakan?

Basmal memejamkan mata enggan melihatnya, tapi ia sadar jika sudut matanya berair, dirinya semakin ketakutan, takut bagaimana jika istrinya pergi meninggalkannya.

Basmal membuka mata berusaha meredakan emosinya yang rasanya ingin meledak. Basmal keluar dari mobilnya dengan wajah se normal mungkin meski tidak di pungkiri tangannya bergetar hebat.

"Pulang sayang". Ujar Basmal mendekati istrinya yang terkejut akan kedatangannya.

"Basmal, kamu kok bisa disini?"

"Aku khawatir nyari kamu kemana-mana, ayo pulang sayang". Ujar Basmal lembut namun tatapannya menatap tajam Dana yang menatapnya tak kalah  tajam.

"Aku ngak sengaja ketemu Dana disini". Cece menjelaskan, ia meraih tangan Basmal yang dingin lalu menggenggamnya erat. Cece jadi sedih melihat Basmal yang masih mengenakan pakaian kerja, wajahnya begitu terlihat lelah dan kemejanya sudah kusut.

"Ayo pulang".  Ajak Cece

"Kamu tunggu di mobil ya, aku ada perlu sebentar".

Cece yang mengangguk singkat lalu berjalan lebih dulu dan masuk ke dalam mobil.

Dana berdiri berhadapan dengan Basmal yang menatapnya tajam.

"Jauhi istri saya".

Dana tersenyum miring, "Saya sudah menjauhi Princess tapi takdir mendekatkan kami".

Basmal mengepalkan tangannya, sialan. "Dia sudah menjadi istri saya brengsek".

"Dia memang istri kamu, tapi, apa kamu yakin dia mencintai kamu?? Apa kamu yakin dia sudah melupakan saya?? Saya adalah ....."

"Diam...", Basmal mengeram marah, Dompet Digital benar-benar menguji kesabarannya.

"Kenapa??? Kamu takut??"

"Tidak, karena sampai kapanpun Cece akan menjadi milik saya. Camkan itu". Basmal segera berbalik meninggalkan Dana yang menatap kepergian Basmal.

____________

Basmal dan Cece sudah tiba di rumah mereka. Selepas membersihkan diri, Basmal mendekati Cece yang tengah sibuk makan sisa telur gulung.

"Basmal mau???" Cece menawarkan

Basmal menggeleng, ia memeluk tubuh istrinya dari belakang dan mengelus perut istrinya penuh sayang.

"Aku lagi marah sayang, dan aku pengen peluk kamu."

Cece berhenti memasukkan telur gulung ke dalam mulutnya. "Marah kenapa??"

"Marah sama diri aku sendiri".

"Apa yang kamu pikirin??"

"Takut kamu pergi".

"Aku ngak akan kemana-mana, aku masih disini,".

Tau, Basmal tau itu. "Kamu masih cinta sama Dana??"

Cece mengernyitkan keningnya, "Soal itu, udah aku jawab kan??"

"Aku pengen denger lagi,"

"Nggak Basmal,"

Basmal menghela nafas lega, "Aku cemburu banget kamu lagi sama Dana,"

"Kami ngak sengaja ketemu, kamu jangan berfikiran negatif, maaf sudah bikin kamu cemburu".

"Jangan mau sama dia ya, sama aku aja, jangan tinggalin aku, sayang banget sama kamu Princess".

"Aduh sejak kapan kamu jadi kayak gini? Kamu itu manja, bucin lagi,"

"Sama kamu aja aku begini".

Cece mecebikkan bibirnya melepas pelukan Basmal membuat Basmal gemas.

"Basmal, aku ngidam deh kayaknya".

Basmal mengelus rambut istrinya, "Ngidam apa??"

"Aku pengen tidur di kantor, di ruangan kamu".

Basmal membelalakan matanya, "Yang bener aja sayang, di sana sempit loh".

"Aku tidur di sofa, kamu bawa kasur lipat tidur di bawah, yuk, ayo dong Basmal,"

"Harus banget ya sayang???"

"Iyalah, ahh kamu ngeselin".

Astaga, Basmal memijat keningnya yang mendadak pusing. Apakah ada ya orang ngidam sejenis ini? Ngidam tidur di kantor pula.

"Ayo Basmalll"

"Iya sayang iya"

"Kamu ngak ikhlas yaa".

"Ikhlas, apa aja buat kamu, aku ikhlas sayang".

"Oke aku ngidam semua hartamu milik aku,"

"Iya sayang iya".

Ngidamnya gini amat.

______________
Jangan lupa vote dan komennya❤

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang