Saat Cece membersihkan gelas diruang tamu, ia menemukan bungkus kado dengan tulisan untuk Basmal dan istri. Ahh... mungkin ini dari Safir begitu pikirnya. Cece membawa gelas kedapur dan membawa kado tersebut. Saat Cece selesai meletakkan gelas kotor, ia penasaran dengan isi kado dari Safir.
Cece duduk dimeja makan sembari membuka kado tersebut. Cece mengernyit heran saat melihat sebuah balon, beberapa obat-obatan dan sebuah lingrie berwarna merah. Cece membuka bungkus balon kecil yang terlihat lucu. Cece berkali-kali mencoba meniupnya namun tak kunjung berhasil.
Basmal yang tengah ingin meminum air dingin membelalakkan matanya saat melihat Cece memegang sebuah kondom dengan berusaha meniupnya. Dengan gerakan cepat, Basmal merebut kondom tersebut dari tangan istrinya membuat Cece sedikit kaget.
"Engg Maaf, saya penasaran dengan isinya jadi saya lancang membukanya, tapi saya tertarik dengan balon itu, boleh saya memintanya???"
Basmal semakin melongo saat mendengar ucapan Cece, Balon??? Balon apa?? Apa dia mengira kondom ini balon?? Ohh,,,, atau wanita ini sedang berlagak polos didepanya. Basmal menyeringai.
"Tertarik ya??? Kamu tau ini buat apa???"
"Balon"
Basmal tersenyum miring "Ini, untuk membungkus kemaluan laki-laki kamu paham kan?? Ohh.... atau kamu pura-pura polos tidak tahu soal ini??"
Mata Cece membola, apa??? Jadi??? Jadi itu kondom?? Seperti itukan bentuknya kondom?? Cece menggelengkan kepalanya "Saya tidak tahu". Sahut Cece singkat.
Patut diajungi jempol bagaimana ekting kamu yang pura-pura polos Princess, ujar Basmal dalam hatinya. Enggan berurusan lebih lanjut dengan wanita munafik itu, Basmal mengambil hadiah dari Safir menyimpannya diruang kerjanya. Basmal memandang hadiah Safir dengan pandangan kesal, apa tidak ada hadiah lain selain kondom, obat kuat, obat perangsang, obat mempercepat kehamilan dan lingrie seksi?.
Safir sialan...
_________________
"Saya sudah memasak, kamu tidak mau makan??" Cece menghampiri Basmal yang tengah masuk kedalam kamar mereka.
"Tidak, saya ada keperluan diluar" Sahut Basmal singkat tergesa-gesa mengambil kunci mobil diatas meja samping tempat tidur.
Cece hanya terdiam, tidak dipungkiri ada sedikit perasaan sakit dihatinya. Namun, ia buru-buru menepis hal itu.
Basmal terburu-buru menghidupkan mobilnya, mengendarai mobilnya membelah jalan raya yang syukurnya tidak terlalu macet. Setibanya diapartemen miliknya, Basmal memencet kode pin dengan tangan gemetar dan masuk kedalam menemukan gadis yang sangat ia cintai menatapnya dengan tatapan terluka. Basmal memeluk Melisa yang kini sudah menangis membuat Basmal semakin mengeratkan pelukannya.
Basmal melepas pelukannya, menghapus air mata Melisa penuh sayang "Maaf, maafin aku..."
Melisa menepis tangan Basmal dengan keras, "Apa nggak bisa kamu nunggu aku lulus kuliah dulu Bas?? Aku cuma sisa satu tahun, kamu sudah janji kan mau nungguin aku lulus kuliah?? Tapi apa Bas, kamu malah nikah. Bilang sama aku Bas, bilang sama aku apa yang kurang dari aku sampai kamu mau menikah dengan wanita bekas itu, wanita murahan itu hah?". Melisa berteriak dihadapan wajah Basmal lalu tersenyum sinis "Ohh... atau dia sudah melayani kamu dengan servis luar biasanya??? Kalau gitu ayo kita lakukan Bas, lalu kamu bisa ceraikan dia"
Melisa menarik wajah Basmal mencium bibirnya kasar, ia tau ini ciuman pertama mereka berdua, namun Basmal melepas ciuman mereka "Mel, tenang-tenang,,,aku belum pernah menyentuh dia"
Melisa menggeleng "Bohong, kamu bohong Basmal". Melisa berteriak
"Demi Allah Mel, aku belum pernah menyentuh dia". Basmal menarik Melisa kedalam pelukannya. Sungguh, hati Basmal amat sakit melihat Melisa menangis histeris begini.
"Mel, tenang, aku tidak akan menyentuh dia"
Melisa menatap wajah laki-laki didepannya dengan pandangan kecewa "Tapi aku tidak bisa berhubungan dengan suami orang Basmal".
Basmal terdiam.
"Jadi mari kita akhiri Basmal"
Basmal menggelengkan wajahnya, "Nggak Mel,,,"
"Jangan gila kamu Basmal, kamu mau menjadikan aku selingkuhan begitu?? Hah??"
"Nggak Mel, demi tuhan ngak, bagi aku kamu perempuan terhormat".
"Kalau begitu kita akhiri hubungan kita, kalau kamu sudah bercerai dengan dia, aku akan kembali"
Basmal menggenggam jemari Melisa erat "Mel, kamu bercanda kan??"
Melisa diam, dan itu cukup memberi jawaban bahwa apa yang dikatakan gadisnya serius. "Mel... tidak adakan jalan lain selain mengakhiri hubungan kita??"
Melisa menyentak genggaman Basmal "Tidak ada, kecuali kamu menceraikan dia, ceraikan dia Basmal maka hubungan kita akan kembali"
Melisa meraih tas selempangnya lalu pergi dari apartemen Basmal, ia tidak memperdulikan teriakan Basmal yang berkali-kali memanggilnya. Basmal mengacak rambutnya kasar, sialan penikahan sialan.
Basmal masuk kedalam kamar diapartemennya, merebahkan diri diranjangnya. Sepertinya malam ini ia tidak pulang, lebih baik ia menenangkan diri diapartemennya dibanding dirumahnya bertemu dengan Cece.
___________
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote dan komennya.

KAMU SEDANG MEMBACA
'PRINCƏSS (END)
Roman d'amourBasmal menikahi Cece (Princess) atas perintah kakaknya Xabiru, sementara itu ia tetap bermain gila dengan Melisa (wanita yang dicintainya). Perasaan enggan menyentuh istrinya lantaran ia sudah bukan lagi gadis membuat Basmal membuat jarak. Kemudian...