31 : Pulang

212 45 12
                                    

Jangan lupa like + komen.

***

"Ayo kita mencobanya mas."

Senyum Jelita terpatri kian lebar saat ia mengucapkan kata itu. Mantap. Yakin dan tanpa keragu-raguan. Seraya menghela nafas lega, perempuan itu memutus pandangannya dan beralih pada birunya langit pagi ini.

"Apa yang ingin kamu coba Jelita?"

Jelita kembali menatap Zafran dengan keningnya yang berkerut. Pertanyaan Zafran tak dapat ia mengerti. Apa lagi memangnya? Tentu saja hubungan romansa yang laki-laki itu tawarkan kepadanya. Ya. Jelita ingin mencoba hubungan itu.

Zafran tersenyum melihat raut bingung di wajah sang perempuan.

"Kamu harus memperjelasnya Jelita. Agar aku gak salah paham nanti." Ucap laki-laki itu lagi.

Semburat merah perlahan muncul di kedua sisi wajah Jelita. Perempuan itu mengerti kini. Zafran hanya meminta kejelasan. Maka baiklah, Jelita akan memperjelasnya.

"Hubungan romansa itu. Aku gak keberatan untuk mencobanya mas."

Kedua sudut bibir Zafran berkedut, berusaha menahan agar senyumnya tak terukir semakin lebar. Ia khawatir mulutnya bisa robek nanti. Ah, bagaimana Zafran dapat menggambarkan perasaannya saat ini? Rasanya seperti ada ratusan kecoak yang berterbangan di atas perutnya.

Kecoak? Ewhh sangat menggelikan bukan? Karena kupu-kupu tidak cukup untuk menggambarkan betapa menggelitik hatinya saat ini.

Zafran berdeham, berusaha menekan kebahagiaannya yang merajalela. Maka yang ia lakukan adalah mengulurkan tangan dan yang terjadi selanjutnya adalah tatapan bingung Jelita yang mengarah padanya.

"Mohon kerjasamanya Jelita." Ucap Zafran yang lantas membuat perempuan itu tergelak. Namun tak berselang lama karena kini Jelita membalas uluran tangan Zafran seraya mengangguk antusias.

"Mohon kerjasamanya juga mas."

Jelita melepaskan genggaman tangannya lebih dulu saat ponsel dalam saku pakaiannya berdering. Perempuan itu lantas meraih ponselnya untuk melihat nama pemanggil.

"Siapa?" Tanya Zafran saat Jelita hanya diam.

Jelita menoleh kemudian menjawab, "Kak Juan. Boleh aku angkat dulu mas?"

Zafran tersenyum saat mendengar jawaban Jelita. Lihat! Bahkan untuk menjawab panggilan dari kakaknya saja perempuan itu meminta izin terlebih dahulu. Bukankah Jelitanya sungguh manis?

"Boleh Jelita." Sahut Zafran mengiyakan. Perempuan itu pun mengangguk kemudian segera menjawab panggilan Juan.

"Halo kak?"

"Dimana dek? Kok rumah sepi?"

"Kakak ke rumah?"

"Iya. Kamu dimana?"

"Taman komplek."

"Yaudah kakak kesana."

"Gak usah. Aku aja yang pulang." Sahut Jelita buru-buru mengakhiri panggilan.

"Juan di rumah?"

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang