BONCHAP : 1.2

277 55 13
                                    

Niatku pengen kasih bonchap 10 part. Tapi seperti kataku di chapter sebelumnya yaa...
Banyak atau nggaknya bonchap tergantung komen kalian 😘
Ayo dongg ini uda aku baikin loh.
Biasanya bonchap aku cuma kasih 1. Tapi ini ada 10. Masa masih tetep mau jadi siders 😎
Jangan lupa like + komen.

***

(Cr : Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Gimana keadaan kamu? Masih mual-mual?"

Jelita tersenyum mendengar pertanyaan bernada khawatir dari ibu mertuanya melalui sambungan telfon. Seraya mengusap perut besarnya, perempuan itu menjawab, "Iya bun. Tapi uda gak separah kemarin kok."

"Padahal pas awal-awal kehamilan kamu gak ada ngeluh mual sama muntah ya nak."

"Iya bun. Kerasanya baru sekarang."

"Tapi kata dokter gak apa-apa kan sayang?"

"Dokter bilang gak apa-apa kok. Tadi hasil USGnya juga bagus."

"Syukurlah kalo nggak kenapa-kenapa." Sahut Tania menghela nafas lega.

"Kalian masih belum tau jenis kelamin anak kalian?"

"Belum bun. Mas Zafran emang nggak mau dokternya kasih tau. Nunggu tujuh bulan dulu katanya."

"Ck. Masih bulan depan dong kalo gitu. Abang banyak maunya ah. Kan bunda uda gak sabar pengen tau cucu bunda laki-laki atau perempuan. Supaya gak bingung mau beli perintilan bayinya nanti."

Jelita tertawa mendengar ocehan ibu mertuanya. Membuat Zafran yang tengah fokus mengemudi mengalihkan perhatiannya sejenak. Laki-laki itu pun tersenyum dan mengusap lembut puncak kepala istrinya.

"Sekarang kalian lagi dimana?"

"Perjalanan pulang bun."

"Yaudah kalo gitu sampe rumah langsung istirahat aja. Kamu gak usah beres-beres rumah. Usia kandunganmu uda gede. Pasti gampang capek. Biar Zafran aja yang ngerjain semuanya. Apa gunanya kamu punya suami kalo gak di fungsikan."

"Mas Zafran kok bun yang ngelakuin semuanya. Aku cuma makan sama tidur aja." Sahut Jelita kembali tertawa.

"Nah bagus kalo gitu. Yaudah bilang ke Zafran nyetirnya pelan-pelan aja."

"Iya bun."

Kemudian sambungan pun terputus dan Jelita meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Ngomongin apa sih sama bunda? Seru banget kayaknya." Tanya Zafran penasaran.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang