Jangan lupa like + komen.
***
"Kamu masih marah?"
Zafran mengalihkan perhatian dari laptop dan menatap istrinya yang sedari tadi hanya diam. Tak juga mendapat jawaban kala melihat Jelita yang tetap melanjutkan kegiatannya melipat pakaian, Zafran menghela nafas pelan. Ia menutup laptopnya dan memutar tubuh hingga kini menghadap sang istri.
"Sayang." Panggilnya lembut.
"Istriku." Lagi. Zafran memanggil perempuan itu seraya menyabarkan diri.
"Jelita." Panggilnya untuk yang ketiga kali. Dan Zafran tau cara itu akan ampuh untuk membuat istrinya menoleh. Kemudian seulas senyum terlukis di wajah laki-laki itu begitu dugaannya terbukti benar.
"Masih marah?" Tanya Zafran lagi dan laki-laki itu tersenyum saat Jelita kembali mengabaikan pertanyaannya.
Mempersempit jarak di antara mereka, Zafran belai lembut puncak kepala istrinya dan membubuhkan kecupan di kening perempuan itu.
"Kan aku uda bilang sama kamu. Kebanyakan konsumsi makanan yang banyak micinnya itu gak baik buat ibu hamil. Dan mie ayam itu terlalu banyak MSG sayang."
Zafran kembali menghela nafas pelan saat yang dilakukan Jelita kini adalah melempar pakaian yang baru saja selesai dilipatnya.
"Semalem kamu uda makan mie instan. Bukan aku gak ngebolehin kamu makan itu semua. Nggak sayang. Cuma jangan keseringan makan yang begituan. Harus ada jedanya."
"Tapi kamu semalem makan mie juga mas! Trus pagi ini kamu malah makan bakso!"
"Ya aku kan gak hamil." Sahut Zafran dengan wajah bingungnya.
"Itu namanya gak adil! Kamu gak respek sama kehamilanku!" Ucap Jelita dengan suara bergetar. Oh lagi-lagi istrinya akan segera menangis. Dan Zafran harus semakin memperbanyak stok kesabarannya mengingat bayi di dalam kandungan perempuan itu adalah salah satu penyebab ketidakstabilan emosi sang istri.
"Maaf aku khilaf. Ya habisnya itu bakso kan di kasih tuh sama bu RT. Masa mau aku buang sayang?"
"Kan kamu bisa manggil Jovan buat makan baksonya mas!"
"Jovan boleh makan bakso. Aku gak boleh? Kan dia juga harus respek dong."
"Yang hamilin aku kan kamu bukan Jovan."
"Ya kalo dia berani hamilin kamu, ku jadiin perkedel itu anak."
"Kok kamu jadi alihin pembicaraan sih!"
Zafran tersenyum geli seraya menggaruk hidungnya yang tak gatal. Laki-laki itu kemudian memeluk istrinya dan mengecup lama pipi perempuan itu yang mengembang.
"Sayang, udahan dong marahnya. Iya aku salah. Gak sengaja makan bakso padahal harusnya aku juga ikut diet micin bareng kamu. Maaf yaa?? Besok lusa deh aku beliin mie ayam di tempat kita biasa kencan dulu. Gimana?"
"Kelamaan. Keburu gak pengen." Sahut perempuan itu ketus.
Jelita melepas paksa pelukan Zafran kemudian bangkit. Mengabaikan panggilan suaminya, Jelita berjalan menuju kamar dan menutup pintu. Meninggalkan Zafran yang kini kembali menghela nafas pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita dan Pelabuhannya [END]
Fanfiction{FANFICTION} Jelita kabur dari rumahnya karena kemarahannya pada sang ibu. Gadis itu memilih menutup dirinya dari keramaian. Tak banyak bicara, dan tak pernah menunjukkan perubahan pada raut wajah datarnya. Suatu ketika ia dipertemukan dengan seoran...