51 : Rasa Ingin Kembali

175 45 8
                                    

Double update guys 😁
Jangan lupa like + komen.

***

"Nih sarapannya bang."

Jovan berjalan memasuki kamar kakaknya dengan nampan berisi semangkuk bubur ayam dan juga segelas teh hangat untuk Zafran. Laki-laki itu meletakkan makanan yang ia bawa di atas nakas kemudian memilih duduk di tepi ranjang sebelah Zafran.

"Lukanya uda mau kering itu bang. Sering-sering pake aja salebnya. Entar juga sembuh." Ucap Jovan setelah puas memperhatikan beberapa luka di wajah Zafran.

"Omong-omong bang Juan buas juga ternyata ya bang? Itu muka ampe gak berwujud. Itu memar item di deket mata juga gak ilang-ilang ya bang. Cocok tuh kayaknya bang Juan jadi atlet tinju. Sekali pukul lawan langsung terkapar." Ujar laki-laki itu berdecak kagum. Mengabaikan tatapan protes kakaknya.

"Untung bukan Jovan yang jadi pacarnya mbak Jelita. Ihh serem." Lanjutnya yang belum juga bosan menggoda Zafran.

"Uda bisa makan sendiri kan bang? Kan yang babak belur wajah abang. Bukan tangan."

"Ngoceh sekali lagi, abang pulangin kamu ke rumah papa bunda Jov."

"Ck curang." Sahut laki-laki itu seraya merotasikan mata.

"Jov, soal bunda.."

"Jovan gak cerita apa-apa. Tenang, rahasia abang aman."

"Trus gimana cara kamu bikin bunda gak main kesini sama sekali?"

"Jovan bilang kalo abang lagi dinas luar kota dan kunci rumah kebawa. Jadinya Jovan nginep di rumah bang Ojun. Oh iya, ini uda kerja sama ama bang Ojun. Jadi uda dipastikan aman gak bakal ketauan bang."

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Ojun yang datang dengan membawa sebuah kantong kresek apotek.

"Ini saleb buat ente. Ane liat salebnya uda tinggal dikit."

"Wuidihh peka amat bang. Yang se peka elo ngapa masih jomblo dah."

"Itu karena... baby aku ada type." Sahut Ojun seraya menyanyikan sebaris lagu yang tengah ramai digandrunhi kaula muda. Membuat laki-laki itu dihadiahi tatapan jijik oleh kedua kakak beradik dihadapannya.

"Jamet lo bang."

Mengabaikan hinaan Jovan, Ojun yang kemudian teringat sesuatu, berjalan cepat kearah Zafran dan menepuk keras punggung laki-laki itu hingga membuatnya mengaduh.

"Apaan sih Jun!"

"Ente sembunyiin dimana?"

"Apanya? Siapa?"

"Jelita." Sahut Ojun cepat membuat Zafran menatapnya bingung.

"Jelita? Maksud lo apa?"

"Lah? Jadi bukan ente yang culik?"

"Ngomong sembarangan mulu lo bang! Gimana abang gue bisa nyulik mbak Jelita coba? Orang dia aja baru bisa duduk kemaren lusa."

"Tunggu. Culik? Jelita di culik?" Tanya Zafran menginterupsi perdebatan Jovan dan Ojun. Laki-laki itu sudah terlihat panik kini.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang