49 : Kelabu

137 42 7
                                    

Baca part ini sambil dengerin Zack Padudlo - Pano sabi kali yaaa...
Apalagi yang uda paham liriknya aduh makin ashoyy 🤭
Jangan lupa like + komen.

***

"Loh bang? Tumben uda pulang. Biasanya kalo kencan su-"

Ucapan Jovan terhenti saat Tania dengan sengaja membekap mulut bungsunya. Meminta laki-laki itu untuk diam. Namun memang dasarnya Jovan yang tak cukup peka. Ia hanya menatap ibunya heran sebelum kembali bertanya, "Titipan Jovan mana bang? Aduh!"

Laki-laki itu pun mengaduh kesakitan saat Tania memukul bahunya.

"Kenapa sih bun?"

"Kamu itu emang gak bisa baca situasi ya Jov?" Ucap Tania gemas. Sementara Jovan dengan masih mempertahankan ekspresi tak berdosanya itu hanya menjawab, "Situasi apaan bun?"

"Itu muka abang kamu lagi sendu gitu."

"Cielah sendu. Dramatis banget sih bun?" Timpal Jovan setengah geli yang membuatnya dihadiahi tatapan maut sang ibu.

"Pokoknya jangan ganggu abang dulu. Kayaknya abangmu lagi ada masalah." Bisik Tania seraya melirik pada putera sulungnya yang kini memasuki kamar.

Zafran menutup kembali pintu kamarnya. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju jendela kamar dan membuka lebar tirainya. Memperhatikan langit malam yang terlihat sama muram dengannya.

Tak membiarkan lampu kamar menyorotnya dengan terang benderang, Zafran memilih mematikannya lebih awal. Melangkah mundur, ia duduk di tepi ranjang dengan tak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari langit gelap itu.

 Melangkah mundur, ia duduk di tepi ranjang dengan tak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari langit gelap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

Kejadian sore tadi masih berputar-putar di kepalanya. Bak film dokumenter dengan akhir yang paling menyedihkan. Zafran tau tak ada sedikitpun luka sayatan yang menyakitinya. Namun rasanya seperti ia tengah dikuliti secara hidup-hidup.

Ada banyak hal yang memenuhi dadanya hingga membuatnya merasa sesak. Suasana begitu hening namun seperti ada banyak suara yang terdengar begitu sumbang di kepalanya.

Perpisahan bukanlah hal yang mudah. Dan bagi Zafran yang sudah menempatkan Jelita sebagai bagian dari hidupnya, ia seperti dipaksa untuk kehilangan separuh dunia.

Zafran ingin menolak dengan keras keinginan perempuan itu. Namun ia tau jika Jelitanya akan semakin tersiksa jika ia memaksanya untuk bertahan. Maka pilihan yang Zafran ambil adalah dengan mengalah.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang