38 : Oleh-oleh

191 47 8
                                    

Jangan lupa like + komen.

***

"Wuihh siapa nih? Uda lama ane gak keliatan ente."

Ojun yang hendak pergi untuk membuang sampah memgurungkan niatnya saat melihat keberadaan Ezra. Laki-laki itu tersenyum dan balas menyalami Ojun.

"Sering tugas bolak balik luar kota bro. Baru balik kemaren lusa."

"Pantes gak pernah keliatan lagi. Ane pikir ente patah hati ditinggal pacaran."

Kerutan di kening Ezra perlahan muncul. Tak mengerti dengan perkataan Ojun yang seperti sebuah sindiran.

"Pacaran? Siapa yang pacaran?"

"Itu si-"

Perkataan Ojun segera terhenti saat melihat sosok Zafran berjalan keluar dari pagar rumah Jelita. Mengikuti arah pandang Ojun, Ezra segera berbalik yang lantas membuat ia berdecak pelan.

Ojun berdeham dan dengan sedikit berjinjit, laki-laki itu merangkul bahu Ezra.

"Yang sabar ya ente."

"Siapa yang pacaran Jun?" Ezra mengulangi pertanyaannya. Namun Ojun yakin jika laki-laki itu sudah mengetahui jawabannya.

"Ente sih, geraknya lamban. Jelitanya keburu berpawang."

"Mereka pacaran? Emang mereka ada bilang gitu ke orang-orang kalo mereka pacaran?"

"Pengumuman sih kagak. Tapi mereka sering keluar bareng Zra. Trus sering berangkat sama pulang kerja bareng. Mana si Zafrannya juga sering main ke rumah Jelita pas weekend. Pokoknya romantis banget dah. Uda ente nyerah aja. Uda kagak ada harapan."

Ezra menghela nafas panjang. Laki-laki itu pun menyerahkan dua kantung belanjaannya pada Ojun.

"Oleh-oleh." Ucapnya saat Ojun menatapnya penuh tanya.

"Buat ane?"

"Satunya buat Jelita. Tolong kasihin. Gue cabut."

Ezra segera berbalik dan memasuki kembali mobilnya.

"Ck, kasian amat. Mubadzir juga." Gumam Ojun setelah mobil Ezra tak lagi terlihat.

-

"Gimana keadaan Jelita bang?"

Suara Tania sudah menyapa sesaat setelah Zafran membuka pintu gerbang rumahnya. Laki-laki itu segera berbalik dan tersenyum menyapa ibunya.

"Leo mana bun?"

"Baru aja pulang di anter Jovan. Jelita-"

"Bunda uda tau?" Tanya laki-laki itu memastikan. Membuat Tania seketika terdiam.

"Dari awal bunda uda tau siapa Jelita?" Ucap Zafran menambahkan pertanyaannya hingga membuat Tania menghela nafas sejenak.

"Sekitar sembilan tahun lalu bunda gak sengaja papasan pas mau ke rumah Anggi mamanya Leo. Waktu itu Leo mau anter Jelita pulang. Mereka habis belajar bareng di rumahnya." Sahut Tania bercerita. Seulas senyum mengukir di bibir Tania saat kembali mengingatnya.

"Waktu itu Jelita masih imut banget bang. Usianya masih belasan tahun dan dia banyak tersenyum."

Tak perlu membayangkan lagi bagaimana senyum Jelita saat itu. Karena sejak beberapa bulan terakhir Zafran sudah bisa mengembalikan senyum kekasihnya. Ah memikirkannya membuat Zafran merasa bangga.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang