Chapter bonus terakhir kita sekaligus penanda kalo cerita ini uda resmi tutup buku 🥳
Jangan lupa like + komen.***
"Teh angetnya sayang."
Zafran meletakkan nampan berisi segelas teh hangat di atas nakas lalu duduk di tepi ranjang. Memperhatikan istrinya dengan perasaan khawatir. Zafran usap lembut lengan Jelita, berusaha membangunkan perempuan itu dengan hati-hati.
"Aku uda bikinin teh anget." Ucap Zafran ketika istrinya terbangun. Jelita mengangguk lemah seraya mencoba mengubah posisinya menjadi duduk dengan dibantu Zafran.
Dengan sabar, Zafran membantu perempuan itu meminum minuman yang telah ia sediakan. Setelahnya ia belai lembut surai halus sang istri dan mengecup kening Jelita.
"Masih sakit?" Tanyanya dan Jelita jawab dengan anggukan pelan.
"Maafin aku." Ucap Zafran menggenggam kedua tangan Jelita dan mengecupnya bergantian.
"Ngeliat kamu sakit kayak gini gak ada yang bisa aku lakuin." Lanjutnya putus asa.
"Kita ke rumah sakit aja ya?"
"Besok aja mas. Ini uda malem." Sahut Jelita melirik pada jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam.
"Aku gak tega ngeliat kamu kesakitan gini. Emang baiknya tadi kita gak usah pulang aja dari rumah sakit. Disana dokter lebih paham kondisi kamu sayang. Sedangkan aku gak bisa ngelakuin apa-apa. Aku-"
"Mas." Panggil Jelita seraya mengusap lembut rahang sang suami hingga membuat laki-laki itu terdiam.
Jelita tersenyum simpul saat menangkap raut khawatir di wajah Zafran.
"Ini cuma kontraksi palsu. Dan dokter bilang ini hal yang wajar. Gak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Tapi sayang.."
"Besok pagi aja kita ke rumah sakitnya ya? Aku ngantuk. Aku cuma mau tidur. Dan kamu juga harus tidur. Supaya besok punya tenaga buat nganterin aku kesana." Potong perempuan itu dan ketika Zafran hanya diam, Jelita tau jika laki-laki itu tak setuju dengan gagasan yang ia pilih. Maka Jelita memeluk sang suami bermaksud untuk merayunya.
"Mas." Panggil Jelita dengan suara manjanya. Terdengar helaan nafas panjang milik Zafran membuat Jelita tersenyum kemenangan. Ia tau jika suaminya itu memilih mengalah.
Zafran membalas pelukan Jelita dan mengusap lembut punggung perempuan itu seraya berkata, "Besok pagi harus bener-bener ke rumah sakit ya sayang? Gak boleh ada alasan lain lagi."
"Iya mas sayang." Sahut Jelita mengecup singkat rahang Zafran.
-
"Caesar aja ya sayang?" Bisik Zafran di telinga Jelita. Terdengar begitu khawatir. Lalu dengan masih memegang teguh pendiriannya, Jelita menggeleng menolak permintaan sang suami.
"Sayang.. Aku uda ngomong sama dokter Kirana. Dan dia juga menyarankan untuk caesar kalo kamu memang uda gak kuat."
"Aku masih kuat mas. Masih." Sahut Jelita mengeratkan genggaman tangannya pada laki-laki itu. Seolah sebagai bukti jika ia masih memiliki cukup tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita dan Pelabuhannya [END]
Fanfiction{FANFICTION} Jelita kabur dari rumahnya karena kemarahannya pada sang ibu. Gadis itu memilih menutup dirinya dari keramaian. Tak banyak bicara, dan tak pernah menunjukkan perubahan pada raut wajah datarnya. Suatu ketika ia dipertemukan dengan seoran...