47 : Istana Pasir dan Kisah Mereka

145 50 14
                                    

Hai hai ~
Pada kangen sama Zafran Jelita gak? Nih yaa part selanjutnya.
Jangan lupa like + komen ^^

***

Jelita baru saja tiba di pintu keluar kantornya saat ia menyadari kehadiran sang kekasih yang telah menunggunya. Laki-laki itu melambaikan tangan kearahnya membuat Jelita tersenyum simpul.

"Uda lama nunggunya mas?" Tanya Jelita saat tiba di hadapan Zafran. Laki-laki itu melirik sejenak ke arah arloji di tangannya sebelum menggeleng pelan.

"Baru sepuluh menitan."

"Kok kamu gak bilang kalo mau jemput?"

"Kan emang uda biasanya aku jemput kamu. Baru ngabarin kamu kalo gak bisa jemput doang kan?" Sahut Zafran seraya menyampirkan helai rambut Jelita.

"Mobil kamu mana mas?" Tanya perempuan itu saat mengedarkan pandangannya dan tak melihat mobil milik Zafran.

"Kamu gak nemu parkiran?"

"Aku gak bawa mobil. Aku tinggal di kantor."

"Oh jadi kamu bawa motor? Dimana motornya?"

"Gak bawa motor juga." Sahut Zafran singkat membuat Jelita menatapnya bingung.

"Te...rus? Kita pulang naik apa?" Tanya Jelita ragu. Namun bukannya menjawab, Zafran hanya tersenyum kemudian meraih tangan kekasihnya. Menautkannya dengan jemari-jemarinya dan menarik perempuan itu berjalan beriringan.

"Mas?" Panggil Jelita yang masih tak mengerti dengan apa yang ada di benak sang kekasih.

"Gini aja dulu."

"Maksudnya?"

"Aku lagi pengen jalan-jalan sama kamu. Makanya aku gak bawa kendaraan. Aku pengen kita gandengan tangan dan jalan berdua kayak gini." Ucapnya membalas tatapan Jelita dengan senyuman yang masih terlukis di wajah tampannya.

"Drakor mana lagi yang kamu tiru mas?" Tanya Jelita membuat laki-laki itu tertawa.

"Ketauan ya? Kalo aku lagi cosplay drakor?"

Enggan menjawab, Jelita hanya tersenyum dan beralih menatap jalanan yang cukup padat karena memang sudah memasuki jam pulang kerja.

"Trus kamu mau kita jalan kaki sampe rumah gitu?"

"Ya nggak lah. Bisa copot kaki kita kalo gitu. Kita jalan-jalan aja dulu. Sekalian cari makan di sekitar sini. Nanti kalo uda capek, kita pulang naik taksi."

"Buang-buang uang kamu mas."

"Loh ya gak apa-apa sekali-sekali. Aku kan jarang hamburin uang." Sahut Zafran santai sementara Jelita hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar jawaban kekasihnya.

"Sayang, gimana kalo kita makan disitu?" Ajak Zafran setelah mereka berjalan cukup jauh. Jelita mengikuti arah telunjuk Zafran dan mendapati warung pecel lele yang tak jauh dari tempat mereka.

"Itu bukan? Warung pecel lele yang kata kamu enak?" Tanya Zafran yang segera Jelita angguki.

"Iya mas. Tumben sepi. Biasanya jam segini uda rame."

"Kalo gitu bagus dong? Kita jadi gak perlu antri. Aku uda laper banget soalnya. Yuk?"

Mengangguk setuju, Jelita tak menolak ketika Zafran kembali menarik tangannya menuju warung pecel lele yang mereka maksud.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang