34 : Masak Pasta

195 47 15
                                    

Jangan lupa like + komen.

***

(Cr : Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

Tiga bulan berlalu dan banyak hari yang Jelita lalui bersama Zafran. Entah berangkat dan pulang bekerja bersama atau menghabiskan akhir pekan dengan bekerja atau hanya menonton film maupun memasak di rumah Jelita. Perempuan itu pun tak lagi malu-malu untuk menunjukkan dan mengekspresikan perasaannya pada sang kekasih.

Seperti saat ini misalnya. Keduanya tengah menikmati waktu mereka memilih bahan makanan di salah satu supermarket dengan bergandengan tangan. Ini akhir pekan. Dan Zafran yang sudah sejak senin kemarin tak henti-hentinya berkata ingin memasak pasta itu menjadi alasan utama mereka berada disini pada sabtu pagi.

"Bagusan yang ini apa ini sayang?"

Baiklah, untuk panggilan yang satu itu, Jelita masih belum terbiasa. Seringkali pipinya merona merah karena ulah Zafran. Seperti saat ini misalnya. Namun yang lebih menjengkelkan dari itu adalah, Zafran sangat menyadari betapa Jelita seringkali menjadi salah tingkah karena panggilan tersebut. Dan yang laki-laki itu lakukan sedari tadi adalah tak henti menyematkan panggilan sayang padanya.

Zafran tersenyum jahil melihat Jelita yang lagi-lagi tak mampu berkutik. Laki-laki itu tertawa dan mengusap pelan puncak kepala Jelita karena tak mampu menahan kegemasannya pada sang kekasih.

"Jadi bagusan yang mana Jelita?" Tanya Zafran meralat panggilannya seraya memperlihatkan dua merk susu evaporasi.

Jelita berdehem pelan kemudian mengarahkan telunjuknya pada tangan kanan Zafran.

"Yang ini." Sahut perempuan itu singkat dan Zafran mengangguk paham. Ia meletakkan merk susu di tangan kanannya ke dalam keranjang dan meletakkan kembali susu di tangan kirinya pada tempatnya.

"Tinggal belanja apa lagi ini sayang?"

Sadar jika kembali di goda, Jelita memukul pelan lengan Zafran sebelum mengalungkan lengannya disana. Sementara laki-laki itu kembali tertawa.

"Kenapa sih kamu? Bukannya panggilan itu wajar ya? Kita kan pacaran. Ini buktinya nih." Ucap Zafran menunjuk pada tangan Jelita yang terlihat nyaman di lengannya. Jelita tak menanggapi perkataan Zafran dan hanya memusatkan pandangannya pada rak berisi buah-buahan.

Setelah tiga bulan berkencan, banyak hal-hal baru mengenai Jelita yang ia ketahui. Salah satunya adalah perempuan itu seringkali mengacuhkannya jika sedang berkonsentrasi dalam memilih bahan makanan yang akan ia beli.

Tentu Zafran tidak keberatan dengan sisi Jelita yang satu ini. Karena kekasihnya itu terlihat berkali lipat lebih cantik jika tengah berkonsentrasi. Lihat? Cinta benar-benar telah membutakannya.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang