Jangan lupa like + komen.
***
Helaan nafas panjang lolos dari bibir Jelita saat membaca deretan pesan yang Zafran kirimkan padanya sejak pagi tadi. Tidak. Perempuan itu tidak dengan sengaja mengabaikan rentetan pesan dan panggilan dari sang kekasih. Ia hanya mengubah ponselnya menjadi mode senyap dan meletakkannya di dalam tas.
Hari ini Jelita memutuskan untuk mencari ketenangan dengan berkunjung ke berbagai tempat sunyi seperti perpustakaan dan beberapa tempat lainnya selama seharian. Tentu saja ia membutuhkan semua itu sebelum memiliki keberanian untuk menghadapi permasalahannya sendiri.
Dan disinilah ia berada saat ini. Terduduk di halte bis dan menunggu entah itu bis atau taksi yang akan membawanya pulang ke rumah. Sayangnya Jelita lupa jika tindakannya membisukan notifikasi ponsel bisa menghasilkan kegaduhan yang tidak diperlukan.
Memilih untuk tidak membalas pesan yang Zafran kirimkan padanya, Jelita memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Ia merasa tak perlu mengabari keberadaannya saat ini. Ia hanya tak ingin membuat laki-laki itu semakin khawatir. Jelita akan menghubungi Zafran nanti sesampainya di rumah.
Di sela waktunya menunggu, suara klakson mobil membuat perhatian perempuan itu beralih pada sebuah mobil yang berhenti tak jauh darinya. Pintu terbuka dan memperlihatkan sosok Ezra yang tersenyum ramah ke arahnya.
"Baru pulang kerja?" Sapa laki-laki itu.
Untuk sepersekian detik, Jelita terdiam. Sedikit bingung dengan pertanyaan yang Ezra layangkan. Namun tak ingin membantah pertanyaan tersebut karena nyatanya ia tidak pergi bekerja, maka Jelita hanya mengangguk membenarkan.
"Kok malem?" Tanya Ezra keheranan.
"Iya mas. Disuruh lembur." Sahut Jelita tersenyum simpul.
"Mas Ezra juga kok masih pake seragam kantor?" Tanya perempuan itu lagi.
Ezra memperhatikan penampilannya sejenak sebelum ia tersenyum dan menjawab, "Sama. Aku juga lembur dan baru pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita dan Pelabuhannya [END]
Fanfiction{FANFICTION} Jelita kabur dari rumahnya karena kemarahannya pada sang ibu. Gadis itu memilih menutup dirinya dari keramaian. Tak banyak bicara, dan tak pernah menunjukkan perubahan pada raut wajah datarnya. Suatu ketika ia dipertemukan dengan seoran...