36 : Quality Time

198 48 13
                                    

Jangan lupa like + komen.

***

Sepagi ini Jelita sudah disibukkan dengan kegiatannya memasak. Ini hari minggu dan biasanya Jelita akan memilih mengisi perutnya dengan sereal dan susu. Tetapi tidak untuk hari ini.

Sejak terbangun dari tidurnya, Jelita sudah bergulat dengan peralatan-peralatan dapurnya. Berniat untuk membuat sarapan sekaligus cemilan untuknya dan juga Zafran yang berkata akan menghabiskan seharian waktunya di rumah Jelita.

Setelah memastikan semuanya matang dengan sempurna, barulah Jelita bergegas untuk membersihkan diri. Menggunakan make up tipis dan pakaian rumahan ternyamannya.

Saat mendengar suara ketukan pintu, Jelita yang sudah duduk tenang di sofa dengan menikmati tayangan televisi lantas tersenyum sumringah. Perempuan itu segera bangkit dan menuju pintu dengan berlari kecil.

"Pagi Jelita." Sapa Zafran ketika pintu sepenuhnya terbuka. Jelita tersenyum membalas sapaan kekasihnya.

"Masuk mas. Belum sarapan kan? Aku uda bikinin sarapan."

Zafran tersenyum dan mengangguk cepat. Ia melangkah memasuki rumah dan menutup rapat pintunya kemudian mengekori Jelita yang kini berjalan menuju dapur.

"Kopi atau teh mas?"

"Air putih aja deh."

"Tumben."

"Tensiku agak naik trus pusing juga. Gak berani minum kopi." Sahut laki-laki itu yang lantas membuat Jelita segera menatapnya.

"Mas Zafran punya hipertensi?"

"Nggak. Tapi buat jaga-jaga aja. Jadi aku rutin periksa tekanan darahku. Kamu juga harus sesekali cek tensi."

Jelita tersenyum simpul dan mengangguk mengiyakan. Mengurungkan niatnya untuk memasak air, perempuan itu berjalan mendekat dan duduk tepat di sebelah Zafran yang kini sudah berada di meja makan.

"Yang mana yang sakit?"

"Hm?"

"Katanya pusing?"

"Disini." Ucap Zafran seraya mengusap pelan pelipis bagian kirinya.

Jemari Jelita bergerak menyentuh bagian yang di sentuh Zafran. Mengusapnya perlahan sebelum melayangkan kecupan lembut disana.

Zafran sedikit menjauhkan wajahnya dan menatap Jelita bingung.

"Kamu ngapain?" Tanya laki-laki itu dengan mimik polos. Lain halnya dengan Jelita yang wajahnya sudah memerah kini. Menyesali perbuatan konyolnya setelah melihat respon Zafran yang di luar ekspektasi.

"Jelita?"

"Ng-nggak. Gak sengaja." Sahut Jelita tergagap dan segera bangkit. Hendak kembali pada kegiatannya sebelum tangan Zafran mencekal pergerakannya. Dengan satu tarikan laki-laki itu berhasil mendudukkan Jelita ke atas pangkuannya.

Ada senyum jahil yang mengukir di wajah Zafran saat melihat Jelita yang terlihat tak nyaman.

"Uda ngegoda aku kayak gitu kamu harus tanggung jawab dong. Bukannya malah kabur."

"Aku cuma mau masak air kok. Nggak kabur mas." Sahut Jelita menggigit bibir bawahnya sembari membuang muka.

Zafran bergerak menyampirkan helai rambut yang menghalangi wajah Jelita hingga membuat perempuan itu kembali menatapnya. Ia rasakan telapak tangan Zafran membelai lembut pipinya.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang