33 : Hadiah

185 43 13
                                    

Jangan lupa like + komen.

***

Setelah menghabiskan waktu lebih dari sepuluh menit berjalan melewati trotoar menuju arah dimana Zafran memarkirkan mobilnya, kini keduanya telah tiba di tempat. Dengan cekatan, Zafran membuka pintu penumpang untuk Jelita. Tak lupa satu telapak tangan ia letakkan tepat di bawah atap mobil untuk melindungi kepala Jelita agar tak terbentur.

"Masuk Jelita." Ucap laki-laki itu menampilkan senyumnya ketika Jelita hanya diam memandangnya.

Jelita tersipu malu. Namun enggan untuk bersuara juga. Perempuan itu hanya mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil.

Setelah memastikan kekasihnya itu telah duduk dengan nyaman, barulah Zafran menutup kembali pintu mobil kemudian berjalan mengitar untuk menuju kursi kemudi.

Zafran kembali tersenyum menatap Jelita seraya menyalakan mobilnya. Saat hendak menjalankannya, laki-laki itu segera menyadari jika Jelita belum juga menggunakan sabuk pengaman. Maka Zafran menunda sejenak perjalanannya untuk membantu perempuan itu.

Jemarinya dengan lihai mengambil alih sabuk pengaman dari genggaman Jelita kemudian memakaikannya. Hal yang menurutnya biasa saja mungkin. Namun berbeda dengan orang yang menerima perlakuan tersebut.

Membuang muka ke arah jendela, Jelita berdeham pelan untuk mengusir kegugupannya. Sementara Zafran kembali tersenyum, menyadari betapa menggemaskannya perempuan yang ia kencani sejak hari ini.

Tangan laki-laki itu bergerak mengusap puncak kepala Jelita. Membuat sang perempuan mau tak mau kembali menatapnya dan mengerjapkan mata tampak terkejut.

"Kita ke toko buku bentar ya? Terus makan, habis itu baru pulang."

"Toko buku?"

"Iya. Jovan nitip beliin buku buat kuliahnya." Sahut laki-laki itu.

"Kamu laper gak? Kita makan aja dulu."

Segera Jelita menggeleng kemudian menanggapi, "Kita ke toko buku dulu mas. Aku juga belum laper kok."

Memandang Jelita sejenak dan terlihat berpikir. Barulah beberapa saat kemudian Zafran mengangguk setuju sembari melirik pada arloji di tangannya.

"Kita berangkat sekarang." Lanjut laki-laki itu mulai menjalankan mobilnya.

-

"Kamu tunggu disini bentar ya. Aku mau kesana dulu." Ucap Zafran menunjuk ke arah rak khusus yang menyediakan buku-buku perkuliahan.

"Kamu liat-liat aja dulu. Mungkin ada buku atau novel yang pengen kamu beli." Ujar Zafran lagi sebelum ia benar-benar berlalu. Jelita hanya mengangguk saja kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang berisi banyak sekali buku dengan berbeda-beda jenis.

Melangkahkan kakinya ke salah satu rak buku, senyum simpul terukir di bibir perempuan itu. Walau tak terlalu hobi membaca, Jelita sangat menyukai aroma kertas yang tercium dari buku. Bukan wangi manis atau semacamnya. Namun aroma buku selalu mampu membuatnya merasa tenang.

Meletakkan jemarinya dari satu buku ke buku lain, Jelita terus melangkah tanpa tujuan. Berbeda dengan Zafran yang datang karena ingin membeli sesuatu, Jelita memang tak memiliki kepentingan apapun disini. Jadi perempuan itu hanya sekedar melihat-lihat tanpa minat.

Jelita dan Pelabuhannya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang