Trauma

1.7K 35 0
                                    

Pagi ini seperti biasa Mentari diantar oleh Ervin. Motor klasik yang Ervin kendarai pun tiba di depan gedung besar 3R Group. Ervin membantu membukakan helm untuk Mentari.

"Vin thanks ya, kamu hati-hati". Ucap Mentari seraya tersenyum ke Ervin.

"Siap... kamu yang semangat ya kerjanya, nanti sore aku jemput, bye Tari...". Pamit Ervin sambil melambaikan tangan.

Belum saja Ervin men-starter motor klasiknya, ada mobil Jaguar CX75 yang mengklakson keras. Ervin pun menoleh dan langsung buru-buru melajukan motornya.

"Siapa si sombong banget dah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa si sombong banget dah". Gerutu Ervin pelan ketika sudah menjauh dari depan kantor 3R Group.

Mentari terpaku melihat mobil sport mahal, dan keluarlah pemilik mobil tersebut dengan jas navy dan kacamata hitam yang bertengger di hidung yang mancung. Security pun langsung patuh dan memindahkan mobil tersebut ke parkiran khusus CEO. Iya itu adalah Rio yang baru tiba di 3R Group. Sontak Mentari langsung masuk ke dalam dengan langkah terburu-buru.

Rio pun berjalan dengan cepat mencoba mendekati Mentari, mumpung masih sepi belum banyak pegawai yang datang.

"Tunggu Mentari...!". Ucap Rio mencoba menyamai langkahnya dengan Mentari.

"Jangan deket-deket atau saya akan teriak". Ucap Mentari mengancam.

Rio mengernyitkan dahinya heran, apakah pesona Rio tidak memikat bagi Mentari. Kenapa Mentari nampak ketakutan ketika berhadapan dengan Rio.

"Ok... Saya cuma pingin bicara sama kamu 4 mata aja". Ujar Rio dengan jarak 3 meter.

Mereka sambil berjalan memang, namun Rio berada 3 meter di belakang Mentari.

"Gak ada yang perlu kita bicarain pak, maaf saya harus bekerja". Ucap Mentari sambil menekan tombol lift ke lantai 10.

"Jam kerja belum dimulai, saya mohon". Rio memohon dengan tatapan sendu.

Mentari hanya menunduk enggan menatap Rio. Bahkan mata Mentari berkaca-kaca. Ia pun masuk ke dalam lift dan Rio pun menyelinap masuk dengan cepat.

"Jangan deket-deket, saya mohon pak. Apa salah saya, biarin hidup saya tenang". Protes Mentari sambil menangis di pojok lift.

"Saya gak akan lakuin apapun ke kamu Mentari, saya cuma pingin bertanggungjawab atas bayi yang ada di kandungan kamu itu". Jelas Rio jujur.

Mereka hanya berdua di dalam lift. Membuat Mentari ketakutan berada di dekat Rio dan hanya berdua dengan Rio saja.

"Jangan bahas itu lagi, pak Rio gak perlu bertanggungjawab karena saya gak hamil anak bapak". Ujar Mentari.

Rio menggelengkan kepalanya cepat,
"Saya bukan cowok brengsek yang lepas dari tanggungjawab". Ucap Rio tegas.

"Nyatanya Anda adalah cowok brengsek, dan sama aja dengan cowok di luar sana". Ucap Mentari memaki Rio.

Dengar makian Mentari, Rio hanya bisa menghela napas pelan. Apakah Rio sebrengsek itu jadi laki-laki, kesalahan saat di Bali pun bukan kemauan Rio.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang