Lebih dari Kata 'AKU CINTA KAMU'

876 19 3
                                    

Malam ini seperti biasa Rio selalu mengajak berbicara buah hatinya yang masih di dalam kandungan. Sebelum lusa mereka akan berangkat ke Bali untuk menghadiri acara resepsi pernikahan Nicko - Saskia.

Rio sedang tiduran di paha Mentari sambil menciumi perut buncit sang istri.

"Nak... Buruan lahir dong. Papi udah gak sabar mau ajak kamu main". Ucap Rio sangat gemas dengan perut Mentari.

Tangan Mentari terulur mengelus rambut tebal Rio,
"Main apa si papi?? 4 bulan lagi pi, sabar ya". Balas Mentari.

"Main apa yaa, pokoknya seru deh. Papi udah buat play ground untuk kamu nak". Ucap Rio lagi.

"Asal jangan main yang aneh-aneh ya pi, hehehe". Balas Mentari sambil terkekeh.

"Ya gak lah, bebey". Ucap Rio.

"Iya iya gak gak.. Yang jelas dong...!". Protes Mentari.

"Gak maksud aku bey". Tegas Rio sambil menyengir.

Mentari sangat sensitif hingga Rio tidak boleh salah bicara. Atau kalau tidak akan dihadiahi cubitan bertubi-tubi.

"Aku penasaran deh sama jenis kelamin anak kita sayang". Ujar Rio.

"Kemarin waktu di USG, anak kita gak mau kasih unjuk jenis kelaminnya. Mau kasih kejutan kita kali, honey". Jelas Mentari.

Saat pemeriksaan kehamilan beberapa hari lalu, Mentari sempat di USG untuk mengetahui jenis kelamin sang anak. Tapi saat di USG malah tidak kelihatan terkesan ditutupi.

"Malu kali anak papi kalau dikasih lihat". Ucap Rio sambil mengelus-elus perut Mentari.

Mentari pun tertawa, rasanya sangat bahagia hidup berumahtangga bersama Rio yang selalu sigap, perhatian dan pengertian.

Tiba-tiba Mentari meringis merasakan kram di perutnya.

"Bey kenapa??". Tanya Rio panik dan segera bangkit.

"Perut aku sakit". Jawab Mentari sambil meringis.

Rio langsung mengelus perut Mentari,
"Kita ke rumah sakit yuk sayang, harus diperiksa". Ucap Rio cemas.

Mentari gelengkan kepalanya,
"Gak mau yank, kamu elus-elus aja deh. Kayaknya si baby pingin di elus-elus kamu deh". Pinta Mentari sambil meringis.

Rio bingung menghadapi bumil, tapi ia menuruti kemauan Mentari dan tak ingin mendebat.

"Nak... Jangan nakal ya jangan buat mami kesakitan". Bisik Rio sambil terus mengelus-elus perut Mentari.

Dengan penuh kasih sayang dan kelembutan Rio terus mengelus-elus baby bump Mentari.

"Tuh kan udah agak gak terlalu sakit. Anak kamu banget nih". Ujar Mentari merasa sedikit lebih baik tak terlalu sakit.

"Iya dong anak papi, kesayangan papi mami ya". Ucap Rio seraya mencium perut besar Mentari.

Rio pun mendengarkan detak jantung buah hatinya. Salah satu hal yang paling ia suka.

"Dede belum bisa tendang-tendang ya??". Tanya Rio seperti berbicara pada jabang bayinya.

"Beyum lah pi, aku beyum bica nendang. Tapi aku udah kenal suala papi dan mami". Jawab Mentari pakai baby talk.

Rio pun menyengir dan mendaratkan kecupan ke kening Mentari.
"Masih sakit gak bey perutnya??". Tanya Rio.

"Udah gak kok, obatnya tuh sentuhan kamu honey. Nih anak kenal banget sama suara kamu, pasti langsung ngerespon lho kalau kamu ajak ngomong". Ucap Mentari.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang