Marah-marah

878 21 0
                                    

Pagi ini Mentari masih diantar jemput Ervin, itu semua atas permintaan Mentari. Dan Ervin mau tidak mau menuruti keinginan Mentari, meski Ervin was-was akan berimbas ke pekerjaannya.

Motor klasik Ervin tiba di depan lobi 3R Group, ternyata berbarengan dengan mobil Rio yang baru saja tiba. Rio pun cemberut tak suka melihat Ervin masih dekat-dekat dengan Mentari.

"Masih aja jadi ojek Mentari, peringatan gue gak didengerin". Gerutu Rio.

"Masih pagi boss que jangan cemburu, coba luh interogasi Mentari nya jangan si Ervin". Ujar Sakti yang menyupiri mobil Rio.

Rio pun turun dari mobil dengan wajah datarnya menatap tajam ke arah Ervin dan Mentari. Ia menutup pintu mobil dengan kencang, membuat Mentari dan Ervin menoleh ke Rio.

"Kebetulan nih ada si boss galak, gue panas-panasin ah". Ucap Mentari melirik Rio sinis.

"Gak tau diri, udah dikasih peringatan tapi masih berani anter jemput calon istri orang". Sindir Rio ke Ervin.

Rio sengaja menghampiri Ervin dan Mentari.

"Ervin bukain helm aku dong". Ucap manja Mentari.

Ervin melototkan matanya, Mentari malah sengaja membuat singa mengamuk. Kehadiran Rio tak dianggap Mentari.

"Aku perlu bicara sama kamu Mentari". Ucap Rio namun menatap tajam ke Ervin.

Rio pun dengan kesal dan cemburu, akhirnya masuk ke dalam gedung 3R Group. Daripada kehadirannya tak dianggap oleh Mentari.

(Boss que kalau kasih peringatan kek gitu doang, gak bikin orang takut lah, wekwkekwk)

"Tari kamu apa-apaan si ngomong manja kayak tadi, aku yang ketar-ketir". Protes Ervin.

"Kenapa kamu, takut dipecat pak Rio??". Tanya Mentari.

Ervin mengangguk pelan,
"Cari kerjaan di kota ini susah Tari, apalagi pak Rio power banget pasti bukan hal sulit buat aku kesulitan cari kerja di tempat lain". Ucap Ervin khawatir.

"Tenang aja, dia gak akan berani pecat kamu kok". Ujar Mentari santai.

"Semoga aja ya dia punya hati nurani dan gak sekejam kayak apa yang orang bilang". Ucap Ervin penuh harap.

"Yaudah aku masuk ya, kamu hati-hati ya ke bengkelnya". Pungkas Mentari.

Mereka pun berpisah dan saling melambaikan tangan. Sakti masih berada di dalam mobil pun agak risih melihat kedekatan Mentari dan Ervin.

"Pantes aja boss que ngereog melulu kalau lihat Mentari dan Ervin". Gumam Sakti pelan.

Sakti pun melajukan mobilnya untuk menjemput Mira.
Mentari berjalan menuju ruangan CEO dengan wajah yang memerah karena kesal dengan Rio. Sudah dipastikan pagi ini Rio tidak selamat dari Mentari.

Tanpa ketuk pintu dan menyapa, Mentari membanting keras pintu ruangan Rio. Membuat Rio agak kaget dengan sikap Mentari.

"Kamu kenapa kayak gitu?? Masih pagi kok banting pintu". Tanya Rio santai tanpa dosa.

"Bapak kenapa licik banget si jadi orang, ancem Ervin segala. Sampe dia gak mau anter jemput saya lagi...!!!". Cerocos Mentari ketus.

Rio menatap bingung Mentari,
"Aku gak ancem si montir itu ya, aku cuma peringatin dia jangan deket-deket kamu. Apa salahnya". Balas Rio tak terima.

Entah pagi yang keberapa mereka berdebat sengit. Yang pasti mereka tidak pernah lama akurnya. Lebih banyak cekcok dan perdebatan.

"Salah...!! Saya bilang berkali-kali ke pak Rio Ramajaya jangan atur saya. Dan emang bener Ervin cuma montir tapi dia gak sebrengsek bapak...!!". Ujar Mentari seperti memaki.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang