Sigap, Cepat dan Tanggap

902 21 0
                                    

10 menit sudah Mentari berada di dalam kamar mandi, Rio pun mondar-mandir penasaran dengan hasilnya. Apakah sesuai harapan atau tidak, tapi apapun hasilnya ia berusaha akan tetap menerimanya. Dan mencoba berusaha lagi hingga keinginan mereka berdua terkabul.

Mentari pun membuka pintu kamar mandi dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan.

"Bebey, gimana hasilnya??". Tanya Rio tak sabaran.

Mentari menunduk dan tampak sedih. Rio pun menarik napas dalam-dalam, ia bersiap mendengar pernyataan Mentari mengenai hasil tes kehamilan.

"Kok diem bey, bilang aja gak apa-apa. Aku penasaran banget". Ujar Rio menangkup kedua pipi Mentari.

Tangan kanan Mentari seperti menggenggam sesuatu, Rio menduga pasti itu tespek.

"Aku boleh lihat kan hasilnya??". Tanya Rio kini memegang tangan kanan Mentari.

Mentari menatap Rio dengan berkaca-kaca sambil gelengkan kepalanya pelan.

"Kok sedih bey, gak apa-apa tenang ya. Kita berusaha lagi ya jika belum berhasil". Ucap Rio berusaha tegar dan memeluk Mentari.

Membuat Mentari malah menangis terisak, dan Rio jadi semakin panik.

"Bebey, jangan nangis. Aku gak marah kok mungkin belum waktunya dikasih momongan". Ujar Rio sambil menghapus air mata Mentari.

"Kok kamu ngomong gitu honey, jelas-jelas aku hamil anak kamu....". Ucap Mentari dan memperlihatkan tespek bergaris 2 di depan mata Rio.

Rio pun kaget dan membelalakkan matanya, ia kira tangisan Mentari karena hasil cek kehamilan yang tak sesuai.
Rio meraih tespek tersebut dan mengerjapkan matanya berulang kali, sesekali ia mengucak matanya. Apakah dia bermimpi pagi ini, saking bahagianya hingga tak bisa berkata-kata.

"Kamu kok diem?? Gak seneng aku hamil". Tanya Mentari seraya memanyunkan bibirnya.

Rio langsung merengkuh tubuh Mentari yang kini berbalut bathrobe. Rio pun menitikkan air matanya dan mencium kepala Mentari berkali-kali.

"Bukan seneng lagi, tapi aku bahagia banget bey. Akhirnya aku akan jadi papi". Ucap Rio sambil menangis.

Mentari pun tersenyum didalam pelukan Rio.

"Berarti aku jadi mami dong". Balas Mentari merasa bahagia.

"Kita periksa ke dokter kandungan ya, supaya tau usia kandungan kamu". Ucap Rio sambil mengelus perut rata sama istri.

Dan Rio langsung bertekuk lutut mencium lama perut Mentari. Tangan Mentari terulur mengelus kepala Rio.

"Iya papi Iyo, tapi mandi dulu terus sarapan ya sayang". Ucap Mentari dibalas anggukan oleh Rio.

"Anak papi, sehat-sehat ya nak di perut mami". Ujar Rio dan mencium lagi perut sang istri.

Mereka pun mandi bersama, karena permintaan Rio. Mentari merasa Rio akan semakin posesif mulai detik ini juga.

(Ciee papi Iyo dan mami Ayi...)

-----------------------------------------------------------

Kini Rio sedang membantu Mentari memasak sarapan, sebelum pergi periksa ke dokter kandungan.

"Uweek... Bau...". Mentari berusaha nahan mual.

"Duduk sana, aku yang masak bey. Kamu jangan capek-capek, kasian si baby nya nanti ikut capek". Ucap Rio perhatian dan protektif.

"Kayak bisa aja kamu masak, gak apa-apa aku masih bisa tahan kok honey". Balas Mentari keras kepala.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang