Kembalikan Kamu

657 21 0
                                    

Setelah kejadian tadi di atas gedung 3R Group, Rio terlebih dahulu masuk ke ruangan CEO, sebelum ia angkat kaki dari 3R Group yang sudah bukan menjadi miliknya lagi.

"Boss que, apa yang terjadi??". Tanya Sakti panik karena melihat wajah Rio lebam-lebam.

"Gue bukan boss luh lagi Sak, tapi gue minta tolong sekali lagi untuk luh beresin barang-barang gue dan Mentari, dan anter ke rumah gue besok". Jelas Rio nampak sedih.

Sakti pun sedih mendengar ucapan bossnya,
"Luh tetep boss gue, dan tadi orang monitoring CCTV bilang bahwa seluruh CCTV kantor dirusak dengan sengaja". Ujar Sakti.

"Itu kerjaan Alan Arnoto, dan mulai besok gue bukan CEO dan Chairman di kantor ini. 3R Group milik Alan, Sak". Jelas Rio lagi.

"Gue masih gak ngerti apa yang terjadi boss que, ceritain ke gue". Ucap Sakti penasaran apa yang sudah terjadi.

Rio pun menceritakan secara singkat kejadian tadi diatas gedung 3R Group yang menyebabkan ia harus merelakan perusahaannya demi Mentari.

"Kurang ajar Alan...!! Najiss gue kerja sama dia. Gue yakin semua pegawai 3R pasti resign kalau tau perusahaan ini udah diakuisisi Alan..!". Hardik Sakti tak terima dan marah.

Sakti melirik Mentari sebentar dan tersenyum sinis.

"Gue pulang Sak, besok tolong barang-barang gue dan istri gue dianter ke rumah ya. Thanks atas kerjasama dan dedikasi luh selama jadi PA gue". Ujar Rio menepuk bahu Sakti.

Sakti hanya terdiam dengan mata yang berkaca-kaca, ia tahu benar perjuangan Rio dari nol membangun 3R Group hingga sesukses sekarang ini.

"Gue tau cinta luh lebih besar ke istri luh daripada ke 3R Group". Ujar Sakti ketika Rio dan Mentari baru mau membuka pintu.

"3R Group bisa jadi pilihan, tapi istri gue udah jelas-jelas bukan pilihan lagi. Gue gak nyesel kehilangan semua ini". Balas Rio.

Sakti masih mencerna ucapan Rio, ternyata boss galak dan dinginnya benar-benar meneguhkan pendirian untuk Mentari.

-----------------------------------------------------------

Mobil yang dikendarai Mentari sudah tiba di garasi rumah, ia memaksa mengendarai mobil karena kondisi Rio yang lemah. Rio sedari tadi dalam perjalanan hanya diam dan melamun saja. Membuat Mentari merasa bersalah kali ini.

"Ayo turun, hati-hati". Ucap Mentari lembut.

Rio pun turun dari mobil dengan wajah datar. Ia langsung masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya.

"Rio...". Mentari memanggil Rio tanpa embel-embel 'pak/bapak'.

Rio tidak menjawab malah tetap masuk ke kamarnya, Mentari pun menyiapkan air hangat untuk membersihkan luka Rio.

"Sekarang gue udah gak punya apa-apa, gue pengangguran, apa Mentari bakal tinggalin gue??". Batin Rio bertanya.

"Gue harus mulai dari nol lagi. Kalau Mentari mau tinggalin gue pun, gue akan berusaha ikhlas terima takdir hidup gue tanpa dia". Lanjutnya terus membatin.

Rio duduk di king size nya dengan tatapan mengarah ke balkon kamar. Keputusannya tadi sudah tepat, ia tidak rela kehilangan Mentari jika benar anak buah Alan Arnoto melempar Mentari dari atas gedung. Meski seandainya setelah ini Mentari memutuskan untuk pergi tapi setidaknya orang yang dicintainya tetap hidup.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki mendekati Rio yang sedang melamun dengan tatapan sendu.

Mentari melihat Rio belum mengobati luka lebam di wajahnya, meski P3K sudah digenggaman Rio yang tadi sempat diambil.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang