Sederhana Tidak Mewah

715 19 0
                                    

Rio pun mengikuti Mentari menuju kamar, malam ini mereka akan tidur sekamar. Sebenarnya Rio bingung malam pertamanya bersama Mentari harus seperti apa, sejak tadi Mentari cemberut saja.

"Mentari.... ". Ucapan Rio terpotong.

"Apa??!! Dasar raja drama, suka fitnah. Nyebelin banget jadi orang, bikin kesel teruss...!!". Mentari langsung ngomel-ngomel.

"Maaf my wife, biar kita cepet nikah". Balas Rio dengan wajah melasnya.

"My wife my wife, diih amit-amit...!!Saya terpaksa nikah sama pak Rio. Jangan berharap lebih". Ujar Mentari ketus.

"Tapi aku gak terpaksa kok, aku tulus jadi suami kamu". Balas Rio sambil menyengir.

Mentari menatap malas Rio, ia tak akan mau terkecoh laki-laki berkata manis dan bucin. Mentari trauma dengan laki-laki seperti itu tapi endingnya menyakiti.

"Meski kita udah sah jadi suami istri, bukan berarti bapak bisa sentuh saya. Dan jarak 3 meter masih berlaku". Ujar Mentari memperingatkan.

"Iya tenang aja, aku gak bakal macem-macem kok. Aku gak bakal sentuh kamu kecuali kamu yang minta duluan, hehehe... ". Balas Rio sambil terkekeh.

"Ngarep dih, gak sudi saya minta disentuh duluan...!!". Tegas Mentari ketus.

"Tapi kalau dipaksa pasti pasrah kayak sewaktu di Bali". Sahut Rio.

"Jangan macem-macem atau saya lapor polisi, kalau bapak macem-macem". Ujar Mentari mengancam Rio.

Rio terkekeh, yang aneh tidak hanya dirinya tapi Mentari juga. Mana ada istri laporin suaminya karena suami menyentuh istri.

"Pokoknya pernikahan ini cuma status aja gak akan ngerubah apapun...!!". Tegas Mentari lagi.

Sejak tadi Mentari sudah menahan untuk tidak memarahi Rio, sehari saja tanpa marah-marah ke Rio rasanya hampa.

"Udah ngomelnya?? Aku pingin mandi". Tanya Rio terdengar menyebalkan.

"Yaudah sana mandi, manja banget mandi aja laporan..!!". Ucap Mentari dengan judesnya.

Rio pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Aduh gimana nih?? Gue gak mau tidur sama boss nyebelin kayak si Rio". Gerutu Mentari dalam hati.

Ia ketar-ketir malam ini harus tidur bagaimana. Was-was takut Rio khilaf juga, pikirannya jadi flashback ke peristiwa bermalam bersama di Bali.

"Untung gue udah mandi dari tadi, jadi agak aman dia gak lihat gue abis mandi. Mending gue tidur duluan, biarin aja dia tidur di sofa". Ucap Mentari seraya melempar bantal ke sofa.

Tak butuh waktu lama, 15 menit Rio membersihkan diri. Ia pun keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada namun hanya memakai celana boxer selutut.

Rio heran melihat Mentari terbungkus di dalam selimut, ia berusaha menahan tawa.

"Aneh banget, ternyata kamu kalau tidur kayak gitu". Gumam Rio dalam hati.

Rio mengedarkan pandangannya, dan melihat bantal ditaruh di sofa. Ia pun mengerti dan tak mungkin mengganggu tidur Mentari untuk protes.

"Good night Mentariku". Lirih Rio pelan.

Ia pun berbaring di sofa panjang yang berada di kamar Mentari. Rio menatap langit-langit kamar Mentari, ia tidak bisa tidur dengan lampu yang menyala. Rio biasa tidur dengan lampu yang dimatikan, hingga pukul 12 malam Rio masih membuka matanya, dan mulai terlelap sekitar jam setengah 2 dini hari barulah ia memasuki alam mimpi indahnya.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang