Tembok Tinggi

887 21 1
                                    

Part for adult (21+) harap bijak dalam memilih bacaan yang sesuai umur kalean ya guys... Hehhehe...

-----------------------------------------------------------

Suara desahan dan erangan terdengar erotis di dalam kamar mandi, tepatnya di bathtub. Mentari berada di pangkuan Rio dan menghadap ke Rio yang sedang asyik bermain di dadanya. Sedangkan Mentari bergerak turun naik di atas pangkuan Rio.

Saat keduanya sama-sama sampai di puncak kenikmatan yang hakiki, mereka sama-sama mengerang dan Rio langsung meraih wajah Mentari lalu membungkam bibir Mentari. Ini pelepasan yang ketiga kalinya saat mereka beraktivitas di bathtub.

Rio melepas ciumannya dari bibir Mentari, ia tersenyum manis.

"Lanjut di kasur yuk bey". Ajakan Rio sambil menyeringai genit.

Belum dapat persetujuan, Rio langsung menggendong Mentari dengan posisi mereka masih menyatu. Mentari pasrah malah pegangan ke leher Rio.
Rio berjalan menuju tempat tidur dan langsung menjatuhkan dirinya berikut Mentari ke atas tempat tidur.

"Sampe gak mau dilepas ya ini". Ujar Mentari dengan pipi yang memerah.

"Aku gak rela kalau harus dilepas, aku nyaman ada di dalem". Balas Rio terdengar sensual.

Kini posisi Rio berada di atas tubuh Mentari, ia mulai bergerak maju mundur. Karena tadi selama di bathtub Rio lebih pasif sedangkan Mentari aktif bergerak.

"Ahhh.... Iyooo". Mentari meracau menyebut nama Rio, sambil meremas rambut lebat Rio.

Rio dengan lahapnya menghisap puting yang menjadi kesukaannya. Membuat Mentari memejamkan mata merasakan kenikmatan bercinta bersama orang yang ia cintai.

Hingga beberapa menit berlalu, mereka berdua kompak mendapatkan puncak kenikmatan.

"Mentariku.. Ehmm.. Aku cinta kamu sayang". Ujar Rio seraya mengerang dan memompa dengan cepat.

Mentari membusungkan dada saat pelepasannya disambut oleh Rio dengan hangat. Ia tersenyum dan mengecup kening Rio singkat. Rio pun menatap mata indah Mentari lalu mengecup kedua mata tersebut.

"Istirahat dulu ya yank aku capek". Ucap Mentari manja.

Rio pun gemas dan menggigit pelan dagu Mentari. Lalu Rio menepi dengan menuntun tubuh Mentari agar miring namun enggan melepaskan penyatuan mereka.

"Iya bey istirahat tapi aku gak mau lepasin ini". Balas Rio juga manja.

Mentari menghela napasnya lelah, Rio benar-benar tahan lama meski tidak dipengaruhi obat perangsang. Ia pun pasrah apalagi saat Rio menekan bokong Mentari agar lebih menekan ke kejantanannya yang masih betah di dalam.

"Honey kamu bener-bener ya, terkontaminasi pak Nicko kayaknya". Gerutu Mentari sambil cemberut manja.

"Gak dong, si Nicko tengik keluarnya pasti di luar atau pake pengaman. Aku kan gak bey". Jelas Rio agak frontal.

"Iyalah temen kamu itu kacau banget, setiap malem gonta-ganti ganti cewek, iih.. Amit-amit". Ujar Mentari merasa jijik dengan Nicko.

"Kalau aku cuma kamu, gak mau gonta-ganti. Kamu aja memuaskan kok, hehehe...". Ucap Rio menggoda Mentari.

"Awas aja kamu nakal kayak pak Nicko, gak akan aku kasih jatah". Tegas Mentari mengancam.

Rio tersenyum sambil mengeratkan pelukannya,
"Makanya kasih aku vitamin terus tiap hari, biar aku gak nakal". Bisik Rio tepat di telinga Mentari.

"Haduuh, ujung-ujungnya jatah. Iyaudah atur aja honey". Balas Mentari sedikit mendengus.

"Yeayy... Aseeek... Kejar target kasih orangtua kita cucu bey". Ujar Rio sumringah.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang