Berpisah Sementara Waktu

737 22 0
                                    

Rio lega akhirnya tamu tak diundang pergi juga dari rumahnya. Ia setuju untuk pergi ke Swiss besok lalu selanjutnya ke Amerika Serikat, mengurus aset 3R Group. Tapi hatinya berat meninggalkan Mentari sendirian. Rio pun naik ke lantai 2 menuju kamar Mentari, ia harus menjelaskan bahwa besok harus pergi dalam beberapa waktu.

Tok.. Tok..
Rio mengetuk pintu kamar Mentari, tak lama Mentari pun membukakan pintu.

"Kenapa??". Tanya Mentari.

Rio nampak gugup dan mengusap tengkuknya,
"Mentari, pasti kamu denger obrolan aku dan Nicko tadi. Maaf ya si Nicko mulutnya emang kayak gitu, jangan marah ya". Ucap Rio berhati-hati takut istrinya marah.

Mentari tersenyum tipis,
"Gak marah kok, santai aja. Malah aku jadi tau info tentang kamu". Balas Mentari seraya menaikkan sebelah alisnya.

Rio menunduk dan malu,
"Tentang Sabrina ya, dia bukan mantan aku kok, kami gak pernah pacaran cuma deket aja, dan masalah Alex mantan kamu itu...". Ucap Rio nampak kikuk dan menggantung.

"Aku gak ada masalah dengan hubungan kamu sama Sabrina, tapi banyak info yang aku dapet tentang si Alex brengsek itu untungnya aku udah putusin dia". Jelas Mentari merasa lega tidak masuk ke pusaran bejat Alex.

Rio pun tersenyum,
"Syukurlah kamu putus sama dia, karena dia terlalu brengsek untuk dijadiin pacar kamu. Dan lebih bersyukurnya lagi kamu bukan korban kebejatan Alex. Tapi aku...". Ujar Rio seraya menundukkan kepala dengan lirihnya pada kata 'tapi aku'.

"Aku tau kok kamu beda sama Alex, apa yang kamu lakuin waktu di Bali diluar kemauan kamu. Aku percaya itu". Ucap Mentari sambil tersenyum manis ke Rio.

Baru kali ini Rio melihat Mentari tersenyum manis untuknya. Dan ternyata perlahan hati Mentari mulai melunak ke Rio.

"Emm... Mentari, aku izin besok harus ke Swiss urus aset-aset 3R Group lalu ke Washington". Ucap Rio pelan.

Dahi Mentari mengernyit,
"Yaudah bagus dong, aku packing ya dari sekarang". Balas Mentari excited.

Rio gelengkan kepalanya dengan tatapan sendu,
"Kamu gak perlu ikut, hanya aku sama Nicko aja yang kesana. Nicko gak mau kamu ikut takut ganggu fokus aku, maaf...". Jelas Rio merasa tak enak hati.

Mentari pun diam dan berpikir, benar juga ucapan Nicko. Mentari sadar diri bahwa bisa mengalihkan fokus Rio buktinya waktu melawan anak buah Alan, Rio langsung kalah ketika melihat Mentari.

Mentari menarik napas pelan, untuk mengontrol hatinya.

"Berapa lama kamu di Swiss dan Washington??". Tanya Mentari dengan sorot mata seperti berkaca-kaca.

"Kata Nicko 2 mingguan atau lebih, tapi kalau urusan aku beres lebih cepet, aku segera pulang kok". Jawab Rio meyakinkan Mentari.

"Yaudah, mau aku bantu packing gak??". Mentari menawari bantuan.

"Gak usah aku bisa sendiri, gak banyak kok yang aku bawa juga". Tolak Rio sopan.

Mentari mengangguk saja, sejujurnya ia tak rela ditinggal Rio pergi ke Swiss dan Amerika Serikat tapi ini untuk kebaikan Rio agar bisa merebut kembali 3R Group. Apalagi ini semua terjadi gara-gara Rio lebih memilih Mentari.

"Oh iya sementara waktu aku di luar negeri, kamu nginap aja di rumah orangtua kamu". Ujar Rio menyarankan sekaligus menyuruh.

Mendengar hal itu Mentari langsung melototkan mata pertanda tidak terima, rasanya seperti Mentari dikembalikan kepada orangtuanya.

"Gak mau, aku mau disini tunggu kamu pulang. Cuma 2 minggu aja, aku berani kok di rumah sendirian". Mentari menolak tegas.

"Tapi aku khawatir sama kamu, Mentari. Siapa yang jagain kamu selama aku di luar negeri, kalau rumah ini listriknya padam lagi gimana. Sedangkan aku gak ada di samping kamu". Ucap Rio mencoba membujuk sang istri.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang