Sisa Lain Rio

738 20 0
                                    

Langit sore hari ini terlihat mendung, maklum saja musim hujan jadi setiap harinya sering hujan. Rio pun terus melajukan motornya, apalagi tadi sempat kena macet.

Kiiiik....!!

Tiba-tiba Rio melibas polisi tidur dan mengerem mendadak,
"Iyo... Pelan-pelan dong bawa motornya..!". Protes Mentari.

"Iya maaf bey aku buru-buru soalnya udah teduh, takut kamu kehujanan". Sahut Rio.

Mentari pun tersenyum bahagia diperhatikan oleh sang suami. Namun Mentari merasa de javu dengan insiden polisi tidur dan rem mendadak.

"Kok aku ngerasa de javu ya". Ucap Mentari.

"De javu kenapa bey??". Tanya Rio heran.

"Polisi tidur terus kamu ngerem mendadak, kayak pernah aku alamin tapi bukan sama kamu". Jelas Mentari seraya mengingat sesuatu.

Rio tersenyum, sebenarnya insiden tadi pun membuat Rio de javu saat waktu itu menyamar jadi ojol.

"Kamu de javu naik ojol ya terus ngerem mendadak". Ucap Rio santai.

"Kok kamu tau si??". Tanya Mentari heran.

"Tau lah, kan waktu itu aku nyamar jadi ojol demi bisa anter kamu pulang, hehehe...". Jawab Rio sambil terkekeh.

Kening Mentari pun mengernyit dengar pengakuan Rio.

"Ooh jadi ojol yang wangi itu kamu, bisa banget si bohongin aku". Ucap Mentari.

"Aku gak bohongin kamu, aku cuma nyamar berusaha dapetin hati kamu". Balas Rio jujur.

"... Dan supaya tau tempat tinggal kamu juga". Sambung Rio.

Mentari pun terdiam, ternyata banyak sekali perjuangan dan pengorbanan Rio untuk mendapatkan Mentari.
Tiba-tiba hujan pun turun, Rio panik karena tak membawa jas hujan. Ia pun menepi dan memberhentikan motornya di sebuah halte.

"Turun buruan, kita berteduh dulu". Ujar Rio menuntun Mentari ke halte.

"Panik banget si cuma kehujanan aja". Ucap Mentari.

"Aku panik karena takut kamu sakit gara-gara kehujanan, dan gak ada jas hujan juga". Jelas Rio perhatian.

Hati Mentari pun menghangat mendengar ucapan Rio yang selalu perhatian.
Kebetulan di halte itu cuma ada mereka berdua saja.

"Padahal bentar lagi sampe rumah lho". Ucap Mentari mengalihkan topik bahasan.

"Iya gak apa-apa bey kita tunggu hujan reda dulu ya". Balas Rio mengajak Mentari duduk di kursi halte tersebut.

Mentari bersedekap seraya mengusap lengan tangannya sendiri nampak kedinginan. Rio pun peka dan membuka jaketnya lalu ia berikan ke Mentari.

"Pake biar kamu gak kedinginan". Ucap Rio seraya memakaikan jaket ke Mentari.

Mentari pun menoleh dan menatap Rio sendu,
"Makasih tapi kamu jadi kedinginan dong". Balas Mentari.

Rio tersenyum dan mengusap kepala Mentari dengan lembut,
"Yang penting kamu gak kedinginan bey". Gumam Rio tulus.

Lagi-lagi segala perhatian dan perlakuan Rio membuat hati Mentari bergetar.

"Aku peluk kamu deh, biar gak kedinginan". Balas Mentari langsung memeluk Rio dari samping.

Rio terkekeh pelan dapat pelukan dari Mentari,
"Kita gak bakal digrebek karena pelukan di halte kan??". Tanya Rio polos.

"Ya enggaklah, emangnya kita mesum di tempat umum. Cuma peluk gini doang". Jawab Mentari.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang