Tak Bisa Berhenti

1.5K 32 1
                                    

Masih ada part 21+ lanjutan part sebelumnya, bijaklah dalam membaca cerita..
Bocil dilarang kepo, tapi kalau maksa yaudah jangan salahkan author ya...

---------------------------+21+-------------------------

Mentari mulai bergerak berlawanan dengan gerakan Rio, ia terus meracau menyebut nama Rio.

"Iyo sayang aahhhh, terusss...". Desahan Mentari.

Semakin mendesah, Rio semakin gencar dan semangat, apalagi Mentari menggeliat saat Rio menghujamkan miliknya semakin dalam.

"Akuuhhh keluarr". Ucap Mentari seraya menggigit bibir bawahnya.

"Heemmm... Tahan bentar bey. Kamu sempit banget". Ucap Rio pun sedikit mengerang.

Rio mempercepat gerakan pinggulnya, sehingga Mentari meraung-raung merasakan kenikmatannya hampir puncak. Miliknya berkedut-kedut pertanda akan sampai puncak kenikmatan, Rio pun tersenyum bahagia dan semakin memperdalam kejantanannya untuk menyentuh titik kenikmatan Mentari.

"Eeuhhh... Iyo... Akuuu aahhh....". Mentari mengerang saat dirasa hampir meledak.

"Aku juga bey... Ahh...". Ucap Rio saat kejantanannya benar-benar sudah bersarang sangat dalam. Rio sambil menghisap puting favorit yang membuatnya candu.

Mentari merasakan kejantanan Rio yang membesar berada di dalam miliknya, hingga akhirnya mereka membuncah bersama. Mentari mengerang hebat meremas rambut Rio, dengan mulut Rio yang sedang aktif di dadanya. Rio pun menggigit puting Mentari saat dirinya menembakan cairan cintanya ke dalam rahim Mentari, dan sejenak Rio ambruk merasakan pelepasannya.

"Anget sayang...ahh...". Ucap Mentari merasakan rahimnya menghangat karena Rio menyemprotkan dengan cairan kental sangat banyak, bahkan sampai merembas keluar menetes ke sprei.

Deru napas mereka berdua sama-sama memburu setelah pelepasan tadi.

"Lagi ya bey, aku masih belum puas". Gumam Rio seraya mencium sekilas bibir Mentari.

Tanpa menunggu persetujuan sang istri, Rio mulai melancarkan aksinya. Ia menggerakkan pinggulnya lagi dengan tempo pelan, membangkitkan kembali gairah Mentari.

"Euhhmm.. Kamu gak minum obat perangsang kan??". Tanya Mentari.

"Gak perlu obat, kamu udah merangsang aku banget kok". Jawab Rio.

Sekarang Rio memompa dengan gerakan cepat hingga tubuh Mentari ikut bergerak tersentak-sentak dengan ritme gerakan Rio, meski Rio merasa sakit karena milik Mentari sangat menjepit batang kejantanannya.

"Kamu ahhh... Bisa banget ngejepit si". Ucap Rio penuh gairah.

"Aku gak ngertiii... Euhhh... Ini nikmat sayang... iishhh...". Balas Mentari sambil mendesah terus menerus.

Rio sengaja tidak membungkam bibir Mentari, ia ingin mendengar erangan dan desahan istri cantiknya.
Saking cepatnya gerakan Rio, membuat Mentari sampai puncak kenikmatan kesekian kalinya. Rio pun mengerang saat kejantanannya terasa seperti dicengkram di dalam sana. Hingga ia merasakan Mentari mengeluarkan cairan kenikmatan.

"Keluarin lagi yang banyak bey... Eummm..". Ucap Rio sambil menciumi seluruh sisi wajah Mentari.

Mentari pun menggoyangkan pinggulnya lagi, kini ia akan memuaskan Rio. Karena Rio baru keluar sekali sedangkan Mentari sudah 4 kali.

"Iyo saayang akuuu ahhh... Cinta kamu heuumm...". Mentari mengungkapkan isi hatinya disela-sela desahan.

"Aku tau bey, kamu cinta aku. Dan aku juga cinta kamu istriku...". Balas Rio dan melumat lagi bibir Mentari.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang