Tak Tega

571 19 0
                                    

Pagi pun tiba, Mentari terbangun lebih dulu. Dilihatnya Rio yang masih terlelap tidur di lantai, dengan posisi meringkuk. Mentari lupa semalam tidak memberikan selimut ke Rio.
Ia menatap wajah damai Rio yang sedang terlelap, ada rasa tak tega di hati Mentari memperlakukan Rio semena-mena. Mentari juga bingung mengapa hatinya sulit tersentuh setelah mengalami trauma mendalam.

"Maaf, mungkin gue udah keterlaluan perlakukan Rio kayak gini. Sedangkan Rio terima aja segala perlakuan buruk gue ini". Lirih Mentari dalam hati sambil menatap sendu Rio.

"Kalau seandainya gue bisa atur perasaan gue ini mungkin gue berusaha buka hati gue buat Rio". Lanjutnya lagi dalam hati.

Mentari betah memandangi Rio, wajah tampan Rio yang selalu tersenyum bila di hadapan Mentari. Senyuman Rio yang bahkan sangat mahal untuk orang lain, tapi di hadapan Mentari ia selalu tersenyum. Berarti senyuman Rio hanya untuk orang-orang tertentu saja yang ia sayangi.
Mentari terlonjak dan sadar takut kepergok Rio, ia pun bangun dan masuk ke kamar mandi. Sedangkan Rio masih terlelap.

-----------------------------------------------------------

Mentari telah selesai buat sarapan, nyonya Rossa dan Rihanna pun sudah bangun. Rio pun turun dari lantai 2, menuju ruang makan.

Uhuk.. Uhuk..
Rio terbatuk-batuk sejak tadi bangun tidur. Badannya terasa pegal-pegal dan sakit.
Mentari pun menoleh saat mendengar Rio batuk-batuk.

"Morning semuanya..". Sapa Rio sambil tersenyum.

"Morning kak Iyo... Tumben kak Iyo bangun agak siang, biasanya pagi banget". Ucap Rihanna tampak heran.

"Kakak ngantuk banget jam 1 baru tidur". Jawab Rio.

"Ehemm... Cute girl jangan banyak tanya tentang kakak kamu yang kesiangan. Wajar kan masih pengantin baru". Ujar nyonya Rossa.

Mentari pun menunduk malu, begitu pun Rio. Mereka paham maksud ucapan mamahnya.

"Ayo mah, Hanna silahkan... Aku gak keburu buat sarapan yang lainnya. Karena kesiangan". Ujar Mentari malu-malu.

"Pasti mamah dan Hanna berpikir yang bukan-bukan". Ucap Mentari dalam hati.

Nyonya Rossa pun tersenyum, tidak masalah baginya anak dan menantunya kesiangan. Nyonya Rossa cukup paham suasana pengantin baru.

"Sayang sini piring kamu, mau pake omelet gak nasgornya??". Tanya Mentari menerima piring dari Rio.

Rio tersenyum manis,
"Boleh yank, makasih ya". Jawab Rio dan menerima kembali piringnya yang sudah berisi nasi goreng dan omelet.

Nyonya Rossa dan Rihanna pun kompak menatap bingung ke arah Rio.

"Iyo... Sejak kapan kamu sarapan makan nasi?? Kamu kan gak bisa makan nasi pagi-pagi". Ujar nyonya Rossa terlihat khawatir.

Rio tersenyum kikuk dan Mentari pun penuh kebingungan.

"Emmm... Sejak Mentari yang buatin aku nasi goreng mah, nasi gorengnya enak banget mah. Cobain deh". Ucap Rio gugup.

Nyonya Rossa menggelengkan kepalanya, masih tidak percaya Rio seceroboh itu padahal tahu efeknya jika sarapan makan nasi.

"Pretty girl, suami kamu gak bisa makan nasi di pagi hari. Dari kecil Iyo gak bisa dan gak boleh sarapan nasi. Itu gak baik untuk pencernaannya, perutnya bisa terasa melilit". Jelas nyonya Rossa memberitahu menantunya.

"Maaf mah, aku gak tau sama sekali. Rio gak pernah bilang apa-apa". Ucap Mentari merasa bersalah.

"Mah udah gak apa-apa aku udah terbiasa kok". Ucap Rio meyakinkan nyonya Rossa.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang