Tamu Undangan

975 19 0
                                    

Mentari sedang make up dan Rio sedang menyisir rambut. Mereka akan ke Bandung untuk menghadiri acara pernikahan Ervin. Mentari sedari tadi kesal karena harus menutup tanda merah di lehernya dengan foundation agar tidak kelihatan.

"Keseeel.. Gara-gara kamu nih kissmark di leher aku. Jadi repot kan tutupinnya !!". Gerutu Mentari sambil bercermin.

"Itu bisa bey pake foundation, pake baju yang tertutup aja bagian lehernya". Balas Rio santai.

Mentari melirik Rio sejenak dari pantulan kaca.

"Ngomong si gampang, besok-besok gak usah kissmark di leher..!". Omelan Mentari geregetan.

"Iya bebey, kalau gak lupa ya. Kan kalau lagi asiik berkarya, aku tuh suka bablas". Ucap Rio sambil menaik turunkan alisnya.

Rio pun memakai parfum mahalnya, dan Mentari sudah selesai make up.

"Gak usah banyak-banyak pake parfumnya, genit banget deh..!". Omelan Mentari mulai posesif.

"Dikit kok bey, emang wangi banget parfum aku tuh". Balas Rio sambil menyengir.

"Sini aku lihat suami aku udah rapi atau belum". Ujar Mentari kini menghadap ke Rio.

Rio pun patuh dan menghadap ke Mentari. Kerah baju batik Rio sedikit dirapikan oleh Mentari.

"Baru kali ini aku kondangan pake batik couple-an, hehehe....". Ucap Rio terkekeh senang.

"Emang biasanya apa??". Tanya Mentari.

"Biasanya pake tuxedo". Jawab Rio jujur.

"Itu kan kalau wedding party di gedung, kali ini temanya harus kearifan lokal honey soalnya resepsi Ervin itu garden party, bagus kan batik pilihan aku?". Ucap Mentari meminta pendapat.

Rio mengangguk sambil tersenyum,
"Bagus dong, apapun yang istri aku pilih pasti bagus". Balas Rio sambil menautkan telunjuk dan jempolnya.

"Dasar bucin, bisa juga kamu finger heart ala korea hahaha...". Ucap Mentari meledek Rio.

"Bisa dong kan sering temenin kamu nge-drakor.. Saranghae yeobo... Yuk otw, biar cepet sampe sana". Ajak Rio merangkul posesif pinggang Mentari.

Mentari pun tersenyum dan meraih tas branded dari hasil menggesek black card Rio. Mereka pun siap berangkat menuju kota Bandung.

Di dalam perjalanan mereka selalu berbincang-bincang seru, apalagi Rio tidak menggunakan supir pribadi melainkan mengemudi sendiri.

"My honey berarti nanti ada karyawan bengkel kamu dong di tempat resepsi??". Tanya Mentari.

"Mungkin, pasti Ervin undang temen-temen bengkel juga. Emangnya kenapa bey??". Rio bertanya balik sambil fokus mengemudi.

"Kalau mereka dateng, berarti tahu dong kalau kita suami istri". Ujar Mentari.

"Ya gak apa-apa, pegawai bengkel itu gak termasuk ke RM Group bey. Santai aja, kalau mereka tahu juga apa masalahnya". Jelas Rio seraya menyentuh sekilas dagu Mentari.

"Iya si tapi takut kesebar aja berita tentang status kita, aku masih pingin kerja di RM Group, sayang". Ucap Mentari pelan.

Rio tersenyum,
"Gak kok udah tenang aja, rahasia masih aman. Kecuali kalau kamu hamil lama-lama seluruh karyawan tahu". Balas Rio.

"Kalau aku hamil, aku cuti, hehehe...". Ujar Mentari sambil menoleh ke Rio.

"Resign... Bukan cuti. Nanti anak kita siapa yang urus". Ucap Rio dingin.

Mentari menghela napasnya,
"Iya sayang aku resign kalau aku hamil tapi aku boleh kan ke RM Group meski gak kerja disitu lagi??". Tanya Mentari.

"Boleh dong, kan kamu nyonya Rio Rayden. Kapanpun boleh ke kantor, justru aku seneng nanti kalau kita udah punya anak terus aku lagi di kantor, eh kamu susulin sambil ajak anak kita". Ucap Rio mulai menghalu.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang