Menentang

2K 56 0
                                    

Kini seorang wanita cantik telah tiba di mansion milik orangtuanya, dengan langkah tertatih karena merasakan nyeri di area tertentu pada dirinya, membuat ia sedikit kesulitan berjalan tapi tetap harus ia paksa untuk bisa berjalan.
Wanita itu sudah tiba di mansion besar 3 lantai tersebut, ia menyeret koper sepulang liburan dari Bali lebih tepatnya healing karena rasa kecewa atas kelakuan sang mantan kekasih dan juga untuk menghindari perjodohan dari orangtuanya.

"Sayang... dari mana aja kamu?? 3 hari menghilang tanpa kabar, mamah khawatir". Ucap seorang ibu yang sudah tidak muda lagi namun terlihat masih cantik dan awet muda.

"Aku dari Bali mah liburan". Jawab wanita muda tersebut.

"Kamu gak lagi menghindar kan nak untuk perjodohan yang mamah dan papah rencanakan??". Tanyanya kepada sang putri semata wayang.

Yunike Yunardi adalah seorang ibu-ibu sosialita istri dari pengusaha pertambangan batu bara yang terkenal hingga seantero negeri.

"Mah please... Aku udah bilang kalau aku gak mau dijodohin". Ujar wanita muda itu kepada nyonya Yunike.

"Mentari denger mamah sayang, kami sebagai orangtua tau mana yang terbaik untuk kamu nak. Laki-laki yang akan dijodohin sama kamu itu dia laki-laki baik, terhormat dan dari keluarga baik-baik". Jelas Yunike tegas ke putri tunggalnya.

Mentari menghela napas lelah, ia berjalan menaiki anak tangga namun dengan pelan. Membuat nyonya Yunike curiga dengan gerak gerik putrinya. Sungguh Mentari tidak ingin berdebat dengan mamahnya.

"Tari... Hei kenapa kamu jalan kayak gitu sayang...?!". Teriak nyonya Yunike heran namun diabaikan oleh anaknya.

Nyonya Yunike hanya menggelengkan kepala, ia sedikit curiga dengan cara berjalan Mentari tapi buru-buru ia tepis.
Sudah beberapa kali ia sampaikan tentang rencana perjodohan putri cantiknya dengan anak dari rekan bisnis suaminya.

"Jodohin... Jodohin melulu. Ortu gue kayak netizen suka jodoh-jodohin orang sedangkan gue trauma sama cowok". Gerutu Mentari dalam hati.

Mentari Raysa Yunardi adalah putri tunggal seorang pengusaha pertambangan batu bara yang sukses, ia sedang berusaha menentang keinginan konyol orangtuanya yang ingin segera menikahinya dengan laki-laki pilihan orangtuanya tersebut.

Ia merebahkan tubuh di queen size miliknya,
"Harus percaya sama cowok yang kayak gimana lagi, semua cowok sama aja brengseknya gak ada yang sebaik se-sweet papah". Gerutu Mentari sambil menatap langit-langit kamar.

Ia pun teringat mantan kekasihnya yang tega mengkhianati ketulusan cintanya dengan cara yang tidak pantas untuk disaksikan oleh mata kepalanya sendiri.

"Gue aja masih galau, mamah papah malah sibuk jodoh-jodohin gue. Hati gue belum bisa terima cowok manapun". Lirihnya sambil meneteskan air mata.

Ada rasa trauma yang begitu dalam di hati wanita cantik berumur 25 tahun ini. Di usia yang masih muda ia sudah mengalami hal buruk menimpa dirinya, harus menyaksikan laki-laki yang sangat ia cintai tidur bersama wanita lain. Ditambah laki-laki asing yang ia temui saat di Bali membuat traumatisnya bertambah.

"Gue berharap gak akan ketemu lagi sama 2 cowok brengsek dan brutal itu..!!". Mentari mengumpat sendiri karena kesal.

Ia pun bergegas menuju kamar mandi membersihkan diri dengan berendam di dalam bathtube.

Hari pun sudah menjelang malam, Mentari turun untuk makan malam bersama kedua orangtuanya. Sejak pulang siang tadi Mentari tidak keluar kamar, baru sekarang ia keluar kamar  karena disuruh papahnya untuk makan malam bersama.

"Tumben kamu pake baju tertutup sampai ke leher??". Tanya sang papah heran.

"Ummm.. Gak apa-apa pah lagi berasa dingin aja". Ucap Mentari berbohong.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang