Salah Paham

803 24 0
                                    

Rio dan Nicko baru saja tiba di Airport, Nicko berjalan dengan langkah arogan sok berwibawa meninggalkan Rio di belakangnya. Rio pun berjalan cepat untuk menyamai langkah Nicko.

"Mana handphone gue, bajingan...!!". Sarkas Rio langsung menarik kerah jaket Nicko.

Nicko tersenyum devil meledek Rio,
"Sabar dong, masih inget aja sama handphone yang gue sita, hehehe...". Ucap Nicko terkekeh.

Nicko membuka waist bag branded yang menggantung di lehernya.

"Nih handphone luh, makan tuh handphone". Nicko memberikan ponsel milik Rio.

Dengan tatapan tajam Rio langsung mengutak-atik ponselnya.

"Sialan luh Nick...!! Lowbat handphone gue". Hardik Rio sangat kesal ke Nicko.

Rio hampir saja membanting ponsel mahalnya tapi tidak jadi karena ada data penting yang ia simpan di ponsel.

"Hahahha... Gue siNicko bukan siAlan...!". Balas Nicko sambil terkekeh.

Mereka pun berpisah, Rio pulang ke rumah orangtuanya menggunakan taksi sedangkan Nicko ke apartemennya yang ada di Jakarta.

"Mentari maaf... Kamu pasti marah banget sama aku". Lirih Rio pelan.

Dalam perjalanan pulang ia sudah tidak sabar ingin bertemu Mentari istri tercintanya. Rio sangat merindukan sosok cantik berbola mata indah tersebut.

"Bentar lagi aku sampe rumah, sayang... Aku gak sabar melepas rindu ke kamu". Lanjut Rio lagi.

Siang ini jalanan tidak terlalu padat, Rio pun lebih cepat tiba di mansion keluarga Ramajaya. Rio berlari masuk ke dalam, sebelumnya ia sudah berteriak ke pelayan untuk mengambil kopernya yang berada di taksi.

"Mentari....!!". Teriakan Rio menggema di mansion orangtuanya.

"Mentari aku pulang... !". Teriaknya lagi.

Tiba-tiba nyonya Rossa menjewer telinga Rio,

"Aduuh... Sakit.. Siapa si yang jewer...?". Protes Rio meringis kesakitan.

"Baru pulang kamu hah?? Seminggu gak ada kabar, kasian istri kamu". Omelan nyonya Rossa menyambut putranya pulang.

"Aw... Aduh.. Mah lepasin sakit kuping Iyo..". Balas Rio memohon.

Nyonya Rossa pun melepas tangannya dari daun telinga Rio yang sudah memerah. Rio pun mencium tangan sang mamah dan juga memeluk sekilas.

"Istri Iyo mana mah??". Tanya Rio celingukan mencari saya istri.

Nyonya Rossa menatap malas Rio,
"Pulang ke rumah orangtuanya". Jawab nyonya Rossa.

Rio pun membelalakkan matanya karena shock,
"Kok bisa?? Mamah kenapa gak larang Mentari supaya tetep disini??". Protes Rio dengan wajah sedih.

"Yakali mamah larang dia ke rumah orangtuanya, 3 minggu mantu cantik mamah tinggal disini. Pas Hanna kembali ke Swiss, Mentari izin pulang ke rumah orangtuanya". Jelas nyonya Rossa.

Rio menghela napas berat, seminggu tidak berkomunikasi dengan Mentari dan keluarganya juga. Rio jadi tidak tahu kabar Mentari kembali ke orangtuanya.

"Sibuk banget kamu sampe gak aktif nomor kamu, susah dihubungin". Nyonya Rossa mengomeli putranya.

"Handphone Iyo disita si Nicko tengil mah, katanya supaya Iyo fokus". Jelas Rio mengadu ke nyonya Rossa.

Nyonya Rossa menepuk bahu Rio,
"Kasian my pretty girl sedih mikirin kamu, tunggu kabar dari kamu. Kenapa gak beli handphone aja lagi, gitu aja kok repot". Ujar nyonya Rossa.

My Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang