Milana memimpikan ayahnya. Sesaat setelah bangun tidur, merasakan wajahnya sembab. Rasa bersalah bercampur rasa kehilangan menumpuk di benaknya karena tidak menuruti keinginan ayahnya sebelum sosok berwibawa itu meregang nyawa dalam kebakaran besar. Kenapa mimpi tentang Papa hadir saat Milana harus berkonsentrasi penuh untuk kompetisi di program free skating.
Hari ini, hari kedua kompetisi NHK Trophy. Berbeda dengan short program di hari sebelumnya, free skating adalah program dengan durasi waktu lebih panjang, sekitar empat menit. Milana berada di grup kedua dengan urutan nomor 9. Pikiran tentang ayahnya membuat Milana lupa sama sekali dengan rasa gugup. Di segmen free skating musik yang digunakan Milana memakai musik lebih lembut dan lebih elegan, perpaduan musik piano, biola, dan cello.
Kesedihan Milana saat mengingat sosok ayahnya membuatnya berhasil menampilkan koreografi yang memilukan dan ekspresi yang kuat selaras dengan musik. Lompatan-lompatannya tereksekusi dengan baik. Semua gerakan sesuai porsinya. Tidak berlebihan dan lebih bernyawa dengan sentuhan emosional Milana. Hari ini Milana tidak merasa menjadi seorang atlet, melainkan seorang penampil yang berekspresi pada musik dan gerakan figure skating.
Saat selesai, penonton bertepuk tangan keras. Sangat keras dan arena es dipenuhi bunga, boneka, dan suvenir lain dari para pengagumnya yang mana Milana takjub. Semalam saja, ia berhasil menjaring banyak penggemar.
"Indah sekali, Milana.... That's the best free skating program i've ever seen."
Alexis merentangkan tangannya dan memeluk Milana. Berada di pelukan Alexis membuatnya tersadar, kesedihannya karena teringat Papa terlalu menyakitkan.
Milana menangis setelah usai menuntaskan program free skating. Tangisannya sangat keras sampai-sampai kamera yang kini menyorot dekat ke arahnya yang berjalan menuju podium kiss & cry digandeng Alexis.
"Hey, kamu kenapa? Saat berseluncur, sedikit pun kamu nggak terlihat tegang. Emosimu menyatu dengan koreografi free skating. Aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan, tapi kalau sampai kamu menangis begini, aku jadi khawatir."
Alexis menggenggam tangan Milana sembari menunggu detik-detik juri mengumumkan skor untuk Milana. Skor yang diumumkan juri begitu mengejutkan. Free skating program Milana mendapatkan nilai tertinggi dengan skor keseluruhan dari dua program berbeda menempatkan Milana di urutan ranking nomor dua.
"Good job, Milana.... Skor untuk free skating-mu sangat tinggi. Kita naik ke posisi nomor dua. Medali perak jadi milikmu." Alexis menepuk pundak Milana dan menenangkan gadis yang kini menangis di pelukannya.
Penonton bertepuk tangan. Pada akhirnya Milana melambaikan tangan dan berterima kasih dengan mata sembab. Alexis menggandeng tangannya pergi ke sisi lain arena, jauh dari sorotan kamera.
"Hey, are you okay?" Alexis masih keheranan kenapa Milana terus-terusan menangis padahal kondisi Milana sedang sangat bagus dengan naiknya dia ke posisi kedua.
"Alex.... Aku.... Akan pensiun sebagai skater."
"What? No, what are you talking about?" Alexis tidak mengira Milana mendadak mengucapkan hal ini.
"Aku akan pensiun sebagai skater. Karena itu... Bantu aku supaya aku jadi juara di Grand Prix Final. Aku mau kompetisi terakhirku, aku dikenang sebagai juara."
Alexis terdiam.
"Jadi juara itu pasti, tapi tolong pikirkan lagi keputusanmu untuk pensiun."
"Aku sudah putuskan. Aku menangis karena memikirkan mendiang Papa. Selama ini nggak sekali pun aku menunjukkan rasa baktiku. Aku tetap egois dan nggak mau menuruti nasehat Papa. Aku nggak ingin lagi hidup dengan penyesalan. Aku akan tuntaskan karirku sebagai skater, lalu aku akan serius mengurusi bisnis perusahaan."
![](https://img.wattpad.com/cover/277892827-288-k566674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME, TOUCH ME
Romance18+ Sebagai atlet figure skating berbakat dan calon pewaris perusahaan kosmetik ternama, Milana Esanatmadja memiliki segalanya. Cantik, muda, berprestasi dengan berhasil membawa pulang medali perak dari olimpiade musim dingin. Peseluncur wanita yang...