45. Strategy

123 12 0
                                        

"Untuk apa aku membantumu?" Jasper tampak tidak suka dengan kehadiran Alexis di kantornya, terutama setelah laki-laki itu mengungkapkan maksudnya.

"Untuk apa? Kamu teman Milana kan? Sudah pasti kamu akan melakukan sesuatu untuk membuatnya kembali bangkit."

"Aku akan melakukan sesuatu, tapi dengan caraku sendiri. Aku nggak akan melakukannya hanya karena kamu minta." Jasper berpura-pura tidak peduli dengan mata masih terfokus pada berkas-berkas yang ada di tangannya.

"Apa bedanya? Toh kita punya tujuan yang sama?"

Jasper berdiri dan mendekati Alexis. Ia berusaha tampak terlihat lebih dominan dibandingkan laki-laki yang entah dari mana tiba-tiba datang dan menjalin hubungan dengan Milana.

"Tentu saja beda. Kamu memintaku membeberkan semua hal keburukan tentang Nathan, tapi kamu bersikap seolah-olah kamu pria lembut yang akan mendukung apapun keputusan Milana. Itu pengecut," geram Jasper.

"Itu bukan pengecut, tapi strategik." Alexis memajukan tubuhnya, tidak ingin kalah dari sosok yang lebih muda tapi sok berkuasa seperti Jasper.

"Apa maksudmu?"

"Karena masing-masing dari kita punya peran yang berbeda. Jangan salah paham, aku tidak membenci Nathan dan aku tidak mau repot-repot mencari tahu orang macam apa dia. Yang aku pedulilan, aku mau Nathan lenyap dari pikiran Milana meski aku harus menjadikannya orang jahat."

"Dengan kamu datang kemari, artinya kamu yakin Nathan memang mencurigakan bukan?"

"Siapapun laki-laki yang tidak menerima cinta Milana setelah diberi perhatian sebegitu besar buatku semua adalah orang yang mencurigakan. Bahkan kamu yang teman baiknya juga jatuh cinta padanya kan?"

Jasper menghela napas, tidak mungkin mengelak lagi.

"Karena itu... Aku mau kamu membantuku. Dari awal peranmu jelas, kamu benci Nathan dan mungkin... Tahu sedikit rahasia tentang dia. Dan Milana... Tetap butuh sosok yang netral di sisinya. Hanya supaya dia yakin, bahwa dia tidak sendirian."

"Dan kenapa kamu yang mengambil peran itu?" tanya Jasper kesal.

"Kalau bukan aku, apakah harus kamu? Jasper yang sudah berstatus suami orang, apa harus mengambil risiko berada di sisi perempuan lajang?" goda Alexis. Nadanya mungkin bercanda, tapi Jasper tahu kalimat itu serius membuatnya tertohok.

"Dasar brengsek," ucap Jasper, berbalik menuju meja kerjanya dan mengeluarkan beberapa file dari brankas yang terkunci rapat.

"Ini beberapa file dari penyelidikan tentang Nathan, termasuk file rekaman CCTV keberadaan dia beberapa jam di rumah orangtua Milana sebelum terbakar."

Jasper tidak punya pilihan lain selain membagi informasi yang ia tahu tentang Nathan Gareth.

"Tunggu, tunggu... Nathan ada di lokasi rumah sebelum terjadinya kebakaran?" Bahkan Alexis pun tampak syok dengan info barusan.

Jasper membuka laptop, membalikkan layarnya supaya Alex bisa melihat jelas rekaman CCTV yang dimaksud.

"Shit. Apa yang dia lakukan?" Alexis bertanya keheranan.

"Terlalu mencurigakan bukan?"

"Tentu saja. Ayah Milana sangat benci laki-laki ini, kenapa dia bisa datang dengan santainya?"

"Kamu benar-benar tidak paham sepertinya."

"Aku memang tidak pernah paham dengan cara berpikir orang kaya." Alexis tampak kesal. Ia tidak ingin terlibat tapi sudah terlanjut terjun ke dalam masalah Milana.

"Enam tahun lalu Nathan menyelamatkan ayah Milana dari ledakan mobil saat kecelakaan besar di jalan tol. Nathan mempertaruhkan nyawanya untuk mengeluarkan ayah Milana yang terjebak di mobil yang terbalik. Well, itulah awal dari semuanya."

LOVE ME, TOUCH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang