"Selamat pagi, Mr. Nathan."
Nathan mengangguk demi membalas salam sekretarisnya. Ia sudah meninggalkan kantor selama seminggu lebih sejak kecelakaan kerja minggu lalu. Setelah kondisinya sudah membaik, ia tidak bisa bersikap tenang-tenang saja.
Semua orang mengira kecelakaan Nathan disebabkan karena putusnya pertunangannya dengan Tatiana. Nathan sungguh-sungguh menyayangkan bagaimana orang bereaksi kelewat berlebihan dalam mencerna berita. Belum lagi rumor yang mengatakan Tatiana dan Nathan sudah tinggal serumah sebelum menikah. Di mata orang-orang Tatiana dikenal sangat keras kepala dan sangat mengendalikan lelaki yang menjadi kekasihnya. Netizen berspekulasi Tatiana melakukan kekerasan pada Nathan hingga mengalami kecelakaan yang ditutupi sebagai kecelakaan kerja. Orang-orang ini harusnya berhenti menonton drama, pikir Nathan.
"Bagaimana kondisi kantor selama aku tidak ada? Apa ada perkembangan terbaru?" Nathan bertanya dengan nada tegas. Lisa, yang adalah sosok sekretarisnya sejak dua tahun terakhir ini, berjalan mengikuti langkah Nathan dengan membawa tumpukan map.
"Sejauh ini semua lancar. Produksi sepatu untuk beberapa desain yang sudah kita rencanakan sudah lebih dari 75% berjalan. Kurang dari setahun lagi kita bisa mengadakan peluncuran resmi."
"Bagus."
"Ada beberapa masalah terkait dengan kontrak model untuk wajah brand label sepatu kita. Model tadinya adalah teman baik Tatiana. Ia setuju menandatangani kontrak karena alasan Tatiana lah yang mengusulkan. Kata manajernya, setelah Anda tidak lagi bertunangan dengan Tatiana, dia bilang akan menarik diri dari kontrak dan bersedia membayar penalti."
Nathan mengangguk, "Segera urus itu dengan tim legal kita. Apa lagi?"
"Beberapa butik mengeluh beberapa jenis sepatu yang tadinya kita andalkan sukses di pasaran ternyata penjualannya buruk. Mereka mengajukan banyak sekali pengembalian barang. Mereka minta bertemu dengan Anda, tapi karena Anda baru saja mengalami kecelakaan, saya minta mereka mengundur untuk rapat penentuan."
Nathan mendesah. "Baiklah. Suruh Randy yang temui mereka satu persatu. Tidak perlu ada rapat penentuan. Desain yang kurang diminati akan kita jual di butik kita sendiri. And next?"
Lisa menggelengkan kepala, yang artinya tidak ada hal penting lagi yang perlu dikhawatirkan. "Ah iya. Ada undangan makan malam sekaligus penganugerahan di bidang Industrial Design tingkat global. Ini adalah pencapaian paling baik karena brand Classics sudah diakui di kalangan petinggi dan para desainer industri. Ini dia undangannya."
Lisa meletakkan satu amplop lebar yang terlihat mewah ke meja kerja Nathan sebelum berpamitan dan kembali bekerja di meja khusus sekretaris. Nathan menatap undangan itu. Malam penghargaan katanya? Ternyata sudah enam tahun berlalu sejak pertemuannya dengan sosok Henry Esanatmadja mengubah hidupnya. Lebih tepatnya mengubah nasib brand "Classics" menjadi sesuatu yang di luar bayangannya.
Enam tahun lalu, bukan ini yang diharapkan Nathan. Kecelakaan yang dialaminya seminggu lalu menyadarkannya bahwa ia sudah melupakan posisinya hingga tidak lagi waspada. Kecelakaan itu bagai alarm yang membangunkannya dari mimpi yang membuai. Sesukses apa pun dirinya sebagai status pengusaha, Nathan tetaplah serigala liar. Bukan di sini tempatnya. Melainkan—
"Sudah kuduga, kamu ada di sini." Seseorang masuk tanpa mengetuk pintu kantornya. Tanpa melihat ke arahnya pun Nathan tahu, Randy lah yang datang. Laki-laki yang berusia tiga tahun lebih muda dari Nathan itu adalah bawahannya di perusahaan ini. Bawahan yang bersedia melakukan apa saja untuk memuluskan pekerjaan Nathan.
"Aku punya update terbaru tentang buruan kita." Randy membuka file rahasia yang selalu dibawanya.
"Sebelum kamu melanjutkan, tolong kamu pastikan tidak ada yang mendengarkan percakapan kita."

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME, TOUCH ME
Romansa18+ Sebagai atlet figure skating berbakat dan calon pewaris perusahaan kosmetik ternama, Milana Esanatmadja memiliki segalanya. Cantik, muda, berprestasi dengan berhasil membawa pulang medali perak dari olimpiade musim dingin. Peseluncur wanita yang...