Prolog

386 25 2
                                    

"Brengsek, aku sudah susah payah datang kesini."

Seorang wanita berjalan dengan tergesa-gesa menuju satu ruangan yang berada diujung. Aroma alkohol dan dentuman musik mengalun senada dengan orang-orang di bawah sana. Wanita itu tampak tak peduli lagi banyaknya orang melihatnya dari atas ke bawah dengan pakaian piyama dan jaket kedodoran.

"Hey! Buka pintunya!"

Wanita itu melihat dua orang yang berjaga. Badan mereka berkali lebih besar dibandingkan dengan dirinya yang perlu mendongak demi melihat wajah orang yang menatap remeh.

"Kau siapa?" Tanya pria kacamata memperhatikan wanita itu.

"Anak kecil sepertimu harusnya tak berada disini. Ini khusus tempat orang biasa." Teman sebelahnya dengan kepala botak menunjuk dahi wanita itu.

"Minggirlah, aku punya urusan dengan orang di dalam."

"Kau tak bisa masuk, pergilah." Hadang pria botak mengusir.

"Hey! Dalam hitungan ketiga kalian harus pergi. Satu..."

"Jangan berlagak! Pergilah!" Pria kacamata tak peduli.

"Dua..."

Wanita itu tersenyum senang dan membuka penutup tudungnya dengan wajah bringas.

"Tiga..."

☠️☠️☠️

"Hallo! Aku sudah menemukan orangnya. Harus kuapakan?"

"To-long, lepaskan aku. Kau menginjak tubuhku!" Pria bertubuh gemuk berteriak kesakitan.

Tubuhnya penuh luka lebam dengan seorang wanita berada di atas punggungnya. Soora berdecak kesal tahu orang yang dihubunginya justru memintanya untuk membawa pria dibawahnya pergi. Bagaimanapun juga tubuhnya lebih kecil. Dia tak mau mengeluarkan tenaganya.

"Hey, bung. Memangnya aku peduli?" Soora berteriak kencang.

"Arghttt..." Pria dibawahnya menahan sakit saat Soora menekan dirinya.

"Ketua? Ta-pi... Iya... Iya. Aku mengerti, serahkan saja padaku. Aku ini kuat." Nadanya melembut seketika dan berubah menjadi begitu malu bersamaan.

Soora menatap pria dibawahnya dan tersenyum penuh kemenangan. Dia harus membawanya pergi sebelum orang lain datang. Dia sudah memakan cukup banyak waktu. Dengan sekali pukulan Soora memukul pria gemuk itu dan menggendongnya pergi layaknya sebuah boneka.

"Mari kita keluar, Oppa!"

☠️☠️☠️

Hai!

Ini adalah cerita baru saya. Akan banyak kekerasan, darah, dan unsur dewasa lainnya. Saya harap kalian tidak mengambil hal-hal tidak baik di cerita ini.

Tolong dinantikan!

See you...


M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang