25. Kekhawatiran

58 13 0
                                    

Kenapa aku membawa dua makhluk aneh ini? Satu, monster ular ini bisa kami teliti. Dua, orang aneh ini bisa kami interogasi. Tiga, aku tidak bisa membiarkan mereka selamat. Mereka harus mendapatkan balasan atas perbuatan mereka. Aku menatap jalanan di depan begitu terang. Suara mobil polisi dan ambulans saling bersahutan. Apa mereka berhasil menangkap orang-orang dari Perusahaan Fabel?

"Hah... Zack! Bagaimana?"

"Apa yang kau tangkap ini?" Zack menunjuk dua makhluk di kanan dan kiriku.

"Ular ini adalah monsternya dan dia. Dia orang dari Perusahaan Fabel. Apa Ketua Vrans menangkap mereka?"

"Mereka sedang menggeledahnya, beberapa orang berhasil melarikan diri. Para polisi sedang mengejarnya, kami juga menemukan beberapa anggota Tim Empat tapi kami tidak menemukan anggota lain yang menghilang."

Mereka pasti lari dengan cepat. Tidak mungkin berhasil di tangkap oleh para polisi. Mereka lebih cerdik dan pintar untuk mengelabui mereka.

"Katakan pada para polisi untuk memeriksa gua ini. Ada sebuah sungai di dalam sana. Mungkin saja mereka menemukan kerangka manusia."

"Baiklah, apa kau tidak apa-apa? Wajahmu penuh darah." Zack menyeka darah diwajahku.

"Kau bicara dengan siapa? Aku wanita terkuat di Tim Inti. Ini hanya luka saat memukul orang ini, tolong jangan buka topengnya!"

"Kenapa?"

"Dia memiliki wajah ular mungkin dia berhubungan dengan eksperimen Perusahaan Fabel. Kita harus lebih banyak mendapatkan berkas untuk menghukum perusahaan itu dan memberatkan mereka."

Aku ingin segera membersihkan tubuhku yang penuh dengan bisa ular. Dimana mobil kami berada? Penampilanku juga seperti gelandangan di jalan. Pakaian robek, tubuh penuh darah, dan rambut yang sangat berantakan. Ini bukan tampilan seorang manusia. Setelah ini aku akan memakan banyak makanan. Aku sangat bekerja keras!

☠️☠️☠️

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyaku melihat kaki Yuki yang terbalut perban.

"Seperti ini. Maaf, tidak bisa menunggu dan menemuimu semalam. Semua orang menyeretku ke ambulans sebelum aku bisa datang menemuimu."

"Tapi berkatmu kita berhasil menangkap orang-orang dari Perusahaan Fabel dan membebaskan Tim Empat."

"Itu karena kau bukan aku!"

Yuki menunduk dalam memperhatikan kakinya. Dia tidak bisa menjalankan misi untuk seminggu ke depan. Dia mengalami luka cukup parah dikakinya. Aku tidak menyangka bahwa dia akan mengalami hal ini. Mungkin aku akan datang mengunjunginya jika memiliki waktu.

"Beristirahatlah, aku akan pergi!"

"Bisakah kau tetap disini?"

Disini?

"Ada apa Yuki? Disini tidak ada hantu, kau jangan takut. Aku akan mengusir mereka!" Dimana hantunya yang mengganggu Yuki?

Aku akan mengusir mereka dari ruangan ini. Yuki sedang tidak baik-baik saja. Apa di sebelah sana atau sana?

"Bukan itu! Aku tidak takut!"

"Dasar pembohong! Kau itu sangat penakut!" Aku mengejeknya.

Wajah Yuki berubah menjadi merah padam. Dia menutup wajahnya dan mengintip dari sela-sela jari tangannya. Dia sangat manis jika seperti ini. Aku mendekati Yuki dan duduk di atas tempatnya di rawat.  Aku membuka tangan Yuki pelan, wajahnya seperti kepiting rebus.

"Kenapa kau malu? Itu fakta Yuki! Kau tidak bisa menipuku!"

"Aku tidak takut pada hantu!"

"Benarkah? Aku melihat wanita di belakang tubuhmu!" Bohongku.

Wajah Yuki berubah menjadi begitu pucat. Dia menatapku ketakutan dengan tubuh gemetaran. Hahaha... Lihat dia saja begitu penakut! Bagaimana dia bisa tidak takut pada hantu?

"Yuki! Tenanglah, tidak ada hantu sama sekali!"

"A-apa?"

"Hahaha... Kau sangat lucu! Kau pria yang lucu, Yuki." Aku tertawa kencang.

Sungguh, dia pria yang begitu polos. Sudahlah, aku semakin ingin untuk menjahilinya. Kenapa dia bisa mudah ditipu?

"Pergilah!"

"Apa kau marah?"

Yuki bersembunyi di balik selimut. Dia menutup seluruh tubuhnya sampai aku tidak bisa melihat wajahnya lagi. Kenapa dia seperti seorang perempuan?

"Yuki! Kau marah?" Aku mencoba membuka selimutnya.

"Pergilah! Soora!"

"Kau yakin? Apa kau berani disini?"

"Apa kau meremehkanku?" Yuki muncul dan menarik tanganku sampai tubuhku terhuyung kearahnya.

Aku mendengar suara detak jantung Yuki. Begitu cepat seperti sebuah bom yang akan meledak. Yuki memeluk tubuhku begitu erat. Apa dia benar-benar takut?

"Jangan lakukan lagi, Soora! Kenapa kau sering melakukan semuanya sendirian? Apa kau ingin melihat orang lain khawatir padamu?"

"Yuki?"

"Aku takut saat kau pergi sendirian. Aku juga ingin menolongmu, tapi aku tidak memiliki kekuatan sekuat orang lain. Aku ingin membantumu. Sungguhan ingin membantumu, aku tidak ingin menjadi bebanmu. Aku ingin bertarung bersamamu!"

Ini seperti sebuah pernyataan cinta dari seorang pria. Aku mengusap lembut punggung Yuki, mungkinkah dia mengkhawatirkanku? Apakah pria ini menyukaiku? Aku mendongak dan melihat wajah memerah Yuki.

"Apa kau suka padaku?"

"Hmm?"

"Kau suka padaku kan Yuki!"

Yuki memelukku kian erat, apa itu artinya iya. Aku menahan senyuman dari dalam mulutku. Maafkan aku, ketua. Sepertinya aku memilih orang lain saat ini. Ketua Vrans pasti juga tidak akan pernah membalas perasaanku, aku ingin mempercayai laki-laki ini. Nyatanya kami tidak pernah bicara banyak tapi entah kenapa. Aku mulai menyukainya.

"Katakan Yuki!"

"Aku tidak tahu!"

Tidak tahu?

"Apa kau mau berkencan denganku? Aku memiliki waktu luang. Jika kau mau aku ingin pergi bersamamu."

"Apa kau tidak keberatan denganku?"

"Memangnya kenapa?"

Yuki adalah pria tampan yang lucu. Jadi aku akan menolaknya sama sekali.

"Aku bukan seorang pria yang kuat. Aku juga sangat payah untuk minum. Aku juga..."

"Sttt... Kau yang boleh mengatakan iya atau tidak. Lagipula aku juga tidak memiliki kekasih sepanjang hidupku, aku ingin merasakan sesekali berkencan dengan seseorang."

Wajah Yuki kembali begitu merah, apa dia tidak bisa menahan perasaannya. Laki-laki ini mudah ditebak. Yuki menahan pundakku dan menunduk.

"Ayo lakukan!"

"Sungguhan?"

"Iya, lakukan bersamaku!"

☠️☠️☠️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang