31. Keanehan 2

65 14 0
                                        

Aku harus kemana?

Senior Myeongbin sialan! Aku berbelok ke arah tempat lain. Bagaimana kabur dari tempat ini?

Kanan!

Mungkinkah kanan? Aku berlari sekuat tenaga dari kejaran orang-orang di belakangku. Aku tidak ingin tertangkap mereka, aku tidak mau!

Kiri!

Kenapa aku seperti tahu tempat ini? Apa yang terjadi pada pikiranku, aku seperti mendengar suara di dalam otakku.

Terjun!

Aku melihat jendela yang terbuka lebar, apa benar jika aku pergi dari sini aku bisa selamat? Masa bodoh, aku keluar dengan melompati jendela yang terbuka. Terjun dari sana dan menabrak banyak hal di bawah. Aku menatap sekeliling dan berjalan dengan kaki yang pincang. Mencoba keluar dari dalam kubangan sampah yang membusuk ini.

Kenapa denganku? Kenapa aku seperti pernah berada dalam situasi seperti ini? Aku berhenti tepat di depan gang jalanan. Menatapi orang-orang yang tengah melihatku dengan pandangan jijik. Aku pernah merasakan perasaan seperti ini. Aku berlari tidak tahu arah dan menerobos lampu jalanan. Kakiku berhenti lagi, di tempat ini. Benar, di tempat ini tubuhku tertabrak sebuah mobil berisi sebuah keluarga.

Aku menunduk dalam.

Aku memang tidak memiliki keluarga! Mobil itu terbalik dan sebuah truk besar menghantamnya dengan sangat keras. Karena aku, keluarga seseorang mengalami kecelakaan. Sialan, aku baru ingat semua ini.

Tinnn... Tinnn...

"Kau mau mati?"

"Hiksss... Hiksss..."

☠️☠️☠️

Buggg...

"Brengsek! Karena kau, aku hampir mati disana! Sialan!"

Buggg... Buggg...

Aku memukul wajah Senior Myeongbin bertubi-tubi, aku tidak peduli dia Tim Khusus atau siapapun itu. Aku tidak peduli! Aku memukulnya tanpa ampun. Beraninya dia meninggalkan teman satu timnya di dalam sana. Beraninya dia membuatku menjadi umpan hidup. Karena dia aku mengingat kenangan buruk!

"Soora! Hentikan!"

"Lepaskan! Ketua tidak paham apa yang terjadi di dalam! Aku melihat mereka mengujicoba seseorang sampai dia mati!" Aku berteriak dengan kencang.

"Cukup, Soora!" Ketua Vrans menarikku ke dalam pelukannya.

Aku terisak dan menangis sejadi-jadinya. Pantas saja dulu hanya aku yang selamat dalam tragedi itu. Mereka bukan keluargaku, ketua dan Zack bukan menyelematkanku dari kecelakaan. Mereka membawaku yang tertabrak mobil ke rumah sakit. Orangtuaku bukan keluargaku, bodohnya aku mengira mereka adalah keluargaku. Mereka hanya orang asing. Maafkan, aku!

"Tidak apa-apa, Soora!"

"Hiskkk... Hiskkk..."

"Saya sebagai ketua Tim Khusus meminta maaf pada kalian, saya tidak menyangka akan jadi seperti ini. Maafkan, saya!" Seseorang membungkuk padaku.

Siapa wanita ini? Harusnya bukan dia yang meminta maaf. Aku menyembunyikan kepalaku, aku masih terbayang-bayang dengan teriakan dan darah yang mengalir darisana. Aku juga pernah mengalaminya, aku adalah percobaan pertama mereka yang melarikan diri. Aku yang mereka cari.

Sial!

Aku jadi paham kenapa tubuhku seperti ini. Itu karena percobaan aneh mereka. Aku monster! Aku seorang monster yang mereka buat.

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang